The Marvels: Kolaborasi 3 Superhero Perempuan yang Penuh Kejutan 

Dalam dunia film superhero yang didominasi oleh tokoh-tokoh laki-laki, "The Marvels" hadir sebagai angin segar yang membawa perubahan. Film ini menyatukan tiga superhero perempuan dari Marvel Cinematic Universe (MCU), yaitu Captain Marvel, Ms. Marvel, dan Monica Rambeau.

Film ‘The Marvels’ menjadi salah satu film dari franchise superhero Marvel yang ditunggu. Ini tak lain karena banyak yang menyebut film ‘The Marvels’ akan menjadi pintu masuk ke dalam universe X-Men atau para mutant dengan kekuatan super. 

Karakter utama dari X-Men sebenarnya sudah pernah muncul di film Dr. Strange 2, di mana dihadirkan Charles Xavier atau Professor X. Namun, Marvel selalu bisa memberi kejutan bagi para penggemarnya. 

Sama halnya dengan kemunculan 3 karakter Spiderman dari universe yang berbeda, di film ini penonton akan dikejutkan dengan tokoh dari universe lainnya juga. Apakah kamu penasaran siapakah yang akan hadir?

Cerita dimulai saat Carol Danvers atau Captain Marvel (Brie Larson) memeriksa adanya guncangan energi yang besar. Penasaran, Carol pun menyentuh entitas energi tersebut. Di sisi lain, Monica Rambeau (Teyonah Parris) juga melakukan hal yang sama. 

Guncangan energi inilah yang menjadi pintu masuk ‘The Marvels’ ke dalam ceritanya hingga membuat Carol bertemu dengan Monica dan gadis remaja bernama Kamala Khan atau Ms. Marvel (Iman Vellani). 

Kamala adalah remaja keturunan Pakistan yang memiliki kekuatan dari gelang pemberian neneknya. Kisah tentang Kamala bisa diikuti dalam serial Ms. Marvel yang telah tayang pada 2022 lalu.

Pertemuan ketiga perempuan dengan kekuatan super ini membawa mereka pada satu titik di mana mereka harus menyelamatkan bangsa Skrull dari pemusnahan yang akan dilakukan oleh Dar-Benn (Zawe Ashton). 

Dar-Benn adalah seorang pemimpin dari bangsa Kree. Di balik tindakan kejinya, ia memiliki alasan untuk melakukan itu semua. Kedatangan Captain Marvel untuk menyelamatkan para Skrull ternyata malah memperumit keadaan dan membawa konflik semakin dalam.

Captain Marvel Bukan Lone Wolf Lagi

Carol, Monica dan Kamala menjadi tokoh kunci sepanjang cerita ini. Ketiganya mau tak mau harus kompak dalam bekerja sama karena ketidakseimbangan energi akibat ulah Dar-Benn membuat ketiga orang ini berteleportasi otomatis saat mereka mengeluarkan kekuatan. Scene-scene menarik dihadirkan oleh sutradara Nia DaCosta saat mereka berlatih berpindah tempat satu sama lain. 

Meskipun begitu, ketiga perempuan ini memiliki hubungan tidak langsung satu sama lain. Kamala adalah seorang remaja penggemar berat dari Captain Marvel atau Carol itu sendiri. 

Dia memberi nama dirinya Ms. Marvel karena terinspirasi oleh peran Carol sebagai Captain Marvel dalam tim Avengers. Ia memiliki kekuatan membentuk benda padat menyerupai kristal. Sementara itu, Monica adalah putri dari Maria Rambeau, sahabat dari Carol waktu di militer.

Saya yang melihat Captain Marvel dalam film ini harus bekerja secara tim, membuat saya sedikit deg-degan. Watak Captain Marvel yang seperti lone wolf, lebih suka memisahkan diri dan selalu menyelesaikan masalah sendirian, apakah akan cocok jika berada dalam tim?

Perbedaan kepribadian mereka bertiga cukup menonjol. Carol yang kaku, Monica yang seorang ilmuwan cerdas dan penuh rasa ingin tahu, dan Kamala yang remaja kreatif dan penuh semangat.

Cara mereka bertiga membangun kepercayaan dan kekompakan dikemas dengan apik di sini. Kamala yang masih remaja, tidak sedikitpun diremehkan, dan bebas dari ageisme. Satu atau dua konflik muncul tetapi tidak menunjukkan ego berarti dari Captain Marvel sebagai superhero yang terbiasa bekerja sendiri.

Kejutan yang Tidak Habis-Habis

Beberapa kejutan lainnya juga hadir dalam film The Marvels. Watak Carol yang kaku diharuskan menari dan menyanyi bersama Park Seo Joon yang memerankan tokoh Prince Yan. Buat kamu penggemar Park Seo Joon, pasti akan terhibur melihat scene tersebut.

Film yang didominasi oleh tokoh-tokoh perempuan ini pun menonjolkan karakter perempuan yang menarik. 

Kemala yang masih remaja terlihat tidak tega meninggalkan sisa bangsa Skrull di planet mereka yang diserang. Bahkan Dar-Benn yang merupakan tokoh antagonis di film ini pun sejatinya adalah seorang perempuan patriotik yang melakukan serangan karena alasan yang kuat demi bangsanya. Demikian juga dengan Monica yang akhirnya rela mengorbankan dirinya.

Kejutan lainnya pun datang dari Kamala. Ia yang masih remaja tanpa diduga menjadi inisiator dari perekrutan tim Young Avengers. Diperlihatkan dalam salah satu scene di mana Kamala mendatangi kediaman Kate Bishop (Hailee Steinfeld) dan mengajaknya masuk ke dalam tim. Scene ini me-recall ingatan saya sebagai penonton saat Nick Fury menemui satu persatu anggota Avengers.

Baca Juga: Mengemis Cinta Thor, Mengapa Marvel Sulit Hadirkan Posisi Perempuan yang Setara?

Di scene ini, Kemala juga menyebut anak dari Ant-Man yang akan direkrutnya juga. Ini menjadi hal yang menjanjikan bagi penggemar karena tim Avengers yang baru mulai dibentuk. Artinya akan ada regenerasi dan membuat MCU Phase 5 menjadi lebih kompleks.

Karakter lain yang juga menambah sisi gemas bagi cat lovers adalah hadirnya anak-anak kucing dari Goose, si oyen yang suka menelan apa saja dengan tentakelnya. 

Di film kali ini karakter Goose terlihat lebih dieksplor, jika di film sebelumnya ia hanya sesekali menelan sesuatu dan meninggalkan bekas luka di mata Nick Fury, kali ini Goose dan anak-anak kucingnya akan melakukan proses evakuasi dengan menelan seisi kru pesawat untuk menyelamatkan mereka.

Secara keseluruhan, film The Marvels sama dengan film-film dari MCU lainnya yang tidak lepas dari adegan perang dan action scene. Sedari awal saya menantikan koreografi laga dari Captain Marvel yang biasanya selalu ciamik, namun kali ini yang menonjol justru acting beladiri dari Kamala.

Lalu bagaimanakah kaitan film ini dengan X-Men? Kamu harus tunggu credit scene yang cukup mind blowing dari film ini. 

(Sumber Gambar: The Marvel Studios)

Ika Ariyani

Staf redaksi Konde.co
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!