Gerakan Selamatkan Perempuan India

Febriana Sinta, www.konde.co.

India, Konde.co – sebuah rumah sakit di Kota Udaipur, India, melakukan gerakan menyelamatkan bayi perempuan yang dibuang oleh keluarganya. Gerakan yang diberi nama “Buaian untuk Bayi yang Tidak Diinginkan” adalah dengan meletakkan buaian atau tempat tidur gantung bayi yang dilengkapi dengan sensor gerak. Jika terdapat gerakan, buaian tersebut akan berbunyi seperti alarm, hal itu menandakan ada seorang bayi yang diletakkan di dalam buaian.

Gerakan itu adalah untuk meminimalkan pembuangan bayi di tempat sampah, atau sungai yang banyak dilakukan oleh keluarga yang merasa kecewa dengan bayi yang dilahirkan.

Oleh pihak rumah sakit, buaian bayi diletakkan di pojok pintu masuk hal ini agar orang tua atau keluarga yang akan meletakkan bayi tidak perlu merasa takut atau ragu untuk meletakkan bayi. Gerakan yang dimulai sejak tahun 2011 ini, berhasil menyelamatkan ratusan jiwa bayi perempuan yang tidak diinginkan kelahirannya di India.

Bayi yang diletakkan di buaian akan diperiksa kesehatannya, karena biasanya bayi yang dibuang berumur tidak lebih dari lima hari. Selanjutnya bayi malang tersebut akan ditempatkan di panti asuhan. Setelah itu pengurus panti asuhan akan berusaha mencarikan orang tua baru bagi bayi perempuan tersebut.

Sebuah penelitian yang dilakukan tim peneliti India dan Kanada untuk Jurnal Medis The Lancet di tahun 2006 menemukan, pemilihan jenis kelamin pra-kelahiran dan aborsi selektif menyebabkan hilangnya 500.000 perempuan per tahun. Tim ini juga menemukan sekitar sepuluh juta perempuan telah melakukan pengguguran kandungan di India selama dua puluh empat tahun belakangan ini.

Temuan itu memperkuat perkiraan Persatuan Dokter India, yang mengatakan bila diketahui janin anak pertama mereka perempuan akan dibunuh atau digugurkan.

Sebenarnya menggugurkan janin dari kandungan berdasarkan jenis kelaminnya dinyatakan sebagai tindakan ilegal di India sejak 1994, siapa saja yang tertangkap melakukan penelantarkan bayi harus menjalani hukuman tujuh tahun penjara.

Pembunuhan dan pembuangan bayi perempuan disebabkan adanya budaya patrilineal India yang masih melihat laki–laki lebih kuat dan dapat memberi nafkah bagi keluarga, ditambah tingginya mahar atau mas kawin yang harus dibayar oleh seorang perempuan di India, seolah–olah mensahkan bayi dan perempuan dewasa diabaikan keberadaannya di India.

Seorang aktivis perempuan India, Ranjana Kumari menyatakan meskipun undang-undang pencegahan mas kawin telah diberlakukan di India sejak tahun 2000, undang–undang tersebut dirasa sangat lambat dibuat pemerintah India. Keterlambatan dalam penanganan, dan rendahnya tuntutan hukum terhadap pelaku telah menyebabkan kenaikan dalam kejahatan terkait mas kawin. Hal ini diakibatkan budaya keserakahan yang berkembang serta membanjirnya barang impor sehingga membuat generasi muda menetapkan nilai mahar yang tinggi.

Di tahun 2013, persoalan mahar atau mas kawin ini menyebabkan 8.233 wanita tewas di seluruh India karena sengketa pembayaran mahar.

Saat ini dampak banyaknya bayi perempuan yang dibuang dan dibunuh mulai dirasakan di India. Di daerah Haryana, Punjab, Rajashtan, dan Gujarat, perbandingan penduduk antara laki–laki dan perempuan menjadi tidak seimbang. Akibatnya, banyak perempuan yang harus rela dipaksa melakukan hubungan intim dengan suami dan saudara–saudara laki-laki yang belum menemukan istri. Jika tidak mau mereka akan  disiksa bahkan dibunuh oleh suami dan keluarganya.

Atau tren yang saat ini terjadi adalah lak-laki dan keluarga India akan mengambil paksa perempuan dari negara lain. Perempuan -perempuan ini selanjutnya harus tunduk dan taat kepada aturan yang dibuat keluarga suaminya. Jika tidak mereka akan bernasib sama, disiksa atau dibunuh.  

Referensi :

1.    http://kbr.id/asiacalling/01-2017/buaian_untuk_selamatkan_bayi_perempuan_di_india/88160.html

2.    http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2006/01/printable/060109_indiaabortion.shtml

3.    https://m.tempo.co/read/news/2013/09/03/118510009/tiap-jam-satu-wanita-india-mati-karena-mahar

4.    http://tirto.id/krisis-perempuan-yang-memicu-impor-istri-cnXG

sumber foto : www.pixabay.com

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!