*Aprelia Amanda- www.Konde.co
Jakarta, Konde.co- Cinta Laura, artis dan pemain sinetron, beberapa hari lalu menjadi duta anak dan perempuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemeneg PP dan PA).
Ia mengatakan keprihatinannya pada banyaknya pelecehan seksual yang menimpa perempuan di internet, karena menurut Cinta Laura, pelecehan di internet merupakan salah satu bentuk kekerasan yang merugikan perempuan. Hal ini dikatakan Cinta dalam acara The World Day Against Trafficiking bertajuk Consumption Withot Exploitation yang diadakan IOM UN Migration bersama Kemeneg PP dan PA di Taman Suropati Jakarta, 3-5 Agustus 2019 lalu.
“Yang penting itu edukasi. Dengan edukasi maka masalah-masalah bisa diatasi,” ujar Cinta Laura.
Selama ini ada beberapa macam bentuk cyber crime ada yang disebut illegal content, yakni merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya adalah morphing, online defamation, cyber grooming, cyber harassment, cyber stalking, cyber pornography, online prostitution, cyber prostitution.
Acara yang diadakan di Taman Suropati ini merupakan rangkaian kegiatan untuk menghentikan perdagangan manusia di Indonesia yang banyak menimpa perempuan.
Pengelola www.Konde.co dan sutradara film “More than Work”, Luviana mengulas potret buram tubuh perempuan di media. Luviana mengatakan bahwa banyak pihak yang menjadikan perempuan untuk dieksploitase tubuhnya. Seperti boneka manekin, tubuh perempuan sering digunakan sebagai dalih industri. Misalnya mitos bahwa perempuan harus cantik dan putih sering digunakan industri sebagai iming-iming untuk menjual produk. Lalu mitos mitos inilah yang ditularkan pada perempuan, menjalar dan mengular pada perempuan di muka bumi. Padahal ini adalah salah satu dalih dari bentuk eksploitase tubuh.
Media sejatinya harus memberikan pendidikan stop eksploitase, namun media terutama televisi masih banyak menayangkan sensasionalisme tubuh perempuan, akibatnya banyak perempuan yang terkurung pada sensasionalisme yang dibungkus eksploitase.
Rara salah satu pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah, UMKM melihat bahwa dirinya hingga kini masih terus belajar bagaimana membuat sistem yang ramah terhadap pekerjanya. Karena kebanyakan pekerjanya adalah perempuan, maka Rara ingin para perempuan ini mempunyai ruang yang lain selain di tempat kerja agar secara sosial mereka tidak tercerabut aktivitasnya ketika bekerja.
Perempuan, sering bekerja di tempat kerja dan juga di rumah. Hal inilah yang membuat banyak perempuan kemudian tak punya bagi dirinya sendirinya. Rara kemudian mempunyai siasat untuk mendiskusikannya problem-problem seperti ini dengan pekerjanya.
Pipit Savitri dari Better Work Indonesia mengatakan bahwa selama ini Better Work bersama International Labour Organisation atau ILO berfungsi secara tripartite yaitu mengajak pekerja, pengusaha dan pemerintah bisa duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan pekerja. Selama ini investasi sering membuat pekerja tak punya ruang gerak, maka penting untuk duduk bersama dalam menyuarakan sesuatu.
Pipit mengatakan konsumen adalah kelompok yang salah satunya diajak untuk selalu kritis pada pengusaha. Jika konsumen kritis maka pengusaha akan dirasa lebih baik, karena pengusaha umumnya akan tergelitik ketika produknya dikritik yang mengakibatkan tidak laku di pasaran.
Selain melakukan sessi diskusi, juga diadakan pemutaran film yaitu film karya Forum Anak Nunukan dan film More than Work yang bercerita tentang potret buram tubuh perempuan. Pada tanggal 4 Agustus bertempat di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, dilakukan kampanye peringatan hari anti perdagangan orang sedunia. Hadir dalam acara tersebut Deputi Perlindungan Hak Perempuan KPPA, Vennetia Ryckerens Danes juga penampilan melukis dari Miss Indonesia 2018, Alya Nurshabrina.
Among Pundhi Resi dari, National Program Koordinator Unit Anti Perdagangan Orang dan Migrasi Tenaga Kerja IOM Indonesia mengatakan bahwa acara ini dilakukan untuk memperingati stop perdagangan perempuan di dunia maka ini merupakan saatnya mengajak anak-anak muda untuk bergabung dan melakukan sesuatu di sekitar kita.
*Aprelia Amanda, biasa dipanggil Manda. Menyelesaikan studi Ilmu Politik di IISIP Jakarta tahun 2019. Pernah aktif menjadi penulis di Majalah Anak (Malfora) dan kabarburuh.com. Suka membaca dan minum kopi, Manda kini menjadi penulis dan pengelola www.Konde.co