Film Doel sepertinya dibuat hanya ingin memuaskan penonton yang bertanya-tanya: siapakah pilihan asmara si Doel?. Film roman normatif ini menjadikan Doel sebagai laki-laki yang berhak untuk memilih. Si Doel gagal mendobrak mitos.
Luviana- www.Konde.co
Konde.co- Menonton 2 film Doel di layar Lebar, “Doel the Movie” (2018) dan film “Doel the Movie: Akhir Kisah Cinta si Doel” (2019) rasanya tak sama dengan ketika menonton serialnya “Doel anak Sekolahan” di televisi dulu.
Doel (Rano Karno) di serial TV menggambarkan perjuangan di konteks budaya Betawi, anak yang lahir dan dibesarkan di Jakarta, hidup dalam kemiskinan, hanya bisa melihat gedung-gedung tinggi yang dibangun setiap hari, orang-orang sukses yang berseliweran. Keragaman cerita menambah emosi penonton dan membuat Doel tak pernah ditinggalkan setiap minggunya.
Namun sejak pindah ke layar lebar, film yang diproduksi Karnos Film dan Falcon Pictures dan disutradari oleh Rano Karno ini, seperti harus memilih 1 cerita khusus yang membuat penonton harus mengetahui akhir cerita Doel. Maka dibuatlah cerita tentang : asmara Doel, antara memilih Sarah atau Zaenab?
Ataukah mungkin hanya bagian inilah yang paling ditunggu penonton?
Di Film layar lebar sebelumnya, diceritakan Sarah (Cornelia Agatha) meninggalkan Doel selama 12 tahun, hidup di Belanda sambil membesarkan sendiri anak mereka, Dul (Rey Bong).
Sedangkan Doel tinggal di Indonesia. Walaupun masih berstatus sebagai suami Sarah, ia memutuskan untuk hidup bersama dengan Zaenab (Maudy Koesnaedi). Cerita Doel yang punya 2 pasangan ini kemudian menjadi materi cerita 2 film Doel di layar lebar.
Dengan akting para pemain filmnya yang sangat baik, Mandra (Mandra) dan Atun (Suti Karno) yang unik dan lucu, Doel seperti kehilangan ide cerita. Ragam cerita yang dulu hingar-bingar dalam film: kesederhanaan dalam kemiskinan, sulit kuliah, bersaing keras mencari pekerjaan, juga cerita soal persahabatan dan tentu saja, asmara.
Namun 2 film Doel yang diangkat ke layar lebar hanya berisi tentang siapakah perempuan yang dipilih Doel, apakah Doel memilih Sarah atau Zaenab?
Walau Mak Nyak (Aminah Cendrakasih) menginginkan Doel agar tak melakukan poligami, namun dalam film, Doel sudah terlanjur punya 2 pasangan, Sarah dan Zaenab. Inilah yang saya sebut, film Doel sepertinya dibuat hanya ingin memuaskan penonton yang bertanya-tanya: siapakah pilihan asmara si Doel?.
Soal asmara Doel ini dulu juga menjadi satu adegan di layar TV, namun itu hanya menjadi bumbu cerita, bukan sajian utama di film.
Salah satu teman saya mengatakan rasa kecewanya pada Doel dalam film layar lebar, karena film ini hanya bercerita melulu tentang Doel yang sepertinya dihadapkan pada 2 pilihan perempuan.
Kondisi ini juga sering diterima perempuan ketika pasangannya punya pasangan lain. Hubungan yang tanpa status ini kemudian terjadi pada Zaenab dan Sarah. Walaupun selalu terlihat galau, namun Doel dalam film digambarkan sebagai laki-laki yang berhak untuk memilih, sedangkan Sarah dan Zaenab hanya bisa menunggu pilihan Doel. Doel tak mau mendobrak mitos yang terlanjut melekat: laki-laki boleh memilih dan perempuan menunggu untuk dipilih.
Zaenab dalam film kedua kemudian terlihat banyak bicara dan memperjuangkan statusnya sebagai pasangan Doel. Ini terjadi ketika Zaenab hamil dan Doel masih berstatus sebagai suami Sarah. Sedangkan Sarah selalu berpikir bahwa sebaiknya ia memutuskan untuk mengalah.
Film Doel akhirnya berakhir sebagai film roman normatif yang menjadikan Doel sebagai laki-laki yang berhak untuk memilih.
Wajar saja jika teman saya kecewa. Atau mungkin ia yang berekspektasi terlalu tinggi pada Doel? Sosok baik, sederhana, pejuang untuk keluarganya tanpa meninggalkan harga dirinya, namun berakhir dengan cerita roman picisan– laki-laki selalu berhak untuk memilih dan perempuan harus siap untuk ditinggalkan dan tak dipilih.
Jika ini adalah tentang Doel, si sosok yang bersahaja, mengapa ia tak memilih untuk hidup sendiri ketika dihadapkan pilihan sulit?
Jika ia adalah sosok yang selama ini memperjuangkan perempuan dalam keluarganya, mengapa ia tak mencoba memperjuangkan Sarah, namun malah disaat yang sama hidup bersama dengan Zaenab, lalu menyakiti salah satu diantaranya?
Cerita Doel anak betawi berakhir tak menarik. Doel gagal mendobrak mitos.