Para Pejuang Isu Stop Kekerasan Seksual di Media Dapatkan Penghargaan AJI 2020

Para pejuang isu perempuan dan stop kekerasan seksual di media mendominasi penerimaan penghargaan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di ulangtahunnya yang ke- 26 pada 7 Agustus 2020. Para penerima penghargaan ini adalah media, perempuan dan pers mahasiswa yang selama ini gigih menuliskan isu stop kekerasan seksual terhadap perempuan di media tempat mereka bekerja dan beraktivitas

Tim Konde.co

Penghargaan SK Trimurti Award 2020, sebuah penghargaan untuk jurnalis perempuan yang selama ini memperjuangkan perempuan di media dimenangkan oleh Gadrida Rosdiana Djukana, jurnalis asal Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pengalamannya yang panjang sebagai reporter lapangan menjadi bekal baginya ketika menjadi redaktur KURSOR. 

Gadrida atau Anna Djukana selalu memperjuangkan perspektif gender menjadi kebijakan di berbagai lembaga yang ditekuninya, juga di media tempatnya bekerja. Anna selama ini selain berjuang di medianya, juga banyak bekerja untuk isu perempuan di Kupang, NTT. Anna tahu betapa pentingnya perspektif gender yang perlu diintegrasikan dalam kebijakan redaksi di media, mulai dari berita, tajuk rencana dan aneka rubrikasi. Anna juga telah membuktikan bahwa Harian Kota KURSOR di Kupang telah menjadi pelopor gender mainstreaming di Kupang. 

“Penghargaan ini saya persembahkan pada perempuan dan anak-anak yang mendapatkan ketidakadilan yang membuat saya kemudian menulis dan menjadi jurnalis. Penghargaan ini adalah alat untuk selalu memperjuangkan perempuan dan anak-anak yang menjadi korban kekerasan di Indonesia,” kata Anna Djukana.

Selain itu, AJI juga memberikan penghargaan Tasrif Award kepada The Jakarta Post, BBC Indonesia, Vice Indonesia dan Tirto.id yang selama ini telah melakukan kolaborasi liputan Atas Nama Baik Kampus, yaitu kolaborasi atas peliputan stop kekerasan seksual di kampus. Kolaborasi peliputan atas persoalan kekerasan seksual di kampus ini kemudian ikut mendorong sejumlah universitas mengeluarkan kebijakan stop kekerasan seksual. 

Kolaborasi penulisan investigasi ini dilakukan pertamakali dalam peliputan kekerasan seksual yang menimpa mahasiswa Universitas Gajah Mada, Agni di tahun 2019 lalu. Sejak itu peliputan terus dilakukan hingga sekarang untuk mengungkap kekerasan seksual-kekerasan seksual lainnya yang terjadi di kampus 

Roy Thaniago, peneliti Remotivi dalam Film More than Work, sebuah film dokumenter yang bercerita tentang potret buram tubuh perempuan di media produksi Konde.co pernah mengatakan, bahwa kolaborasi untuk isu ini sebelumnya belum pernah dilakukan oleh media-media mainstream di Indonesia. Maka yang dilakukan 4 media ini menjadi sangat penting dengan banyaknya kekerasan seksual yang selama ini selalu tersembunyi.

Penghargaan tentang penulisan artikel perempuan di pers mahasiswa juga didapatkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa/ LPM Progress dengan tulisannya yang berjudul : Pembuat Konten Dewasa Diantara Passion, Profesi dan Pelecehan Seksual yang Dialami. LPM Progress mendapatkan penghargaan juara kedua Pers Kampus AJI 2020. Dalam artikelnya mereka menuliskan tentang para perempuan yang kerap distigma buruk, sesungguhnya juga tak luput dari berbagai pelecehan seksual dan LPM Progress menuliskannya dengan sangat baik

Ketiga penghargaan ini menjadi bukti bahwa saat ini semakin banyak jurnalis, media dan pers mahasiswa yang menuliskan isu perempuan dan kekerasan seksual dan memberikan pengaruh yang besar hingga diakui dan mendapatkan penghargaan.

Di tahun 2020 ini, Tasrif Award juga diberikan pada The Jakarta Post, Tirto.id, Jubi dalam kolaborasi liputan Kerusuhan Wamena dan pemenang pertama Lembaga Pers Mahasiswa Arena UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul Double Kill: Penghasilan Hilang, Pungutan Selain UKT akan Diterapkan. 

Selain itu AJI juga memberikan penghargaan Udin Award 2020 diberikan kepada Majalah TEMPO. Pemimpin Redaksi Tempo, Wahyu Dhyatmika dalam pidato penerima penghargaannya berharap bahwa peliputan Tempo selama ini bisa menjadi penyemangat bagi publik

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memperingati Hari Ulang Tahunnya yang ke-26 di tahun 2020 ini dilakukan melalui daring, yaitu saat dunia menghadapi pandemi Covid-19. Virus yang awalnya ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei pada akhir Desember 2019 ini kemudian meluas ke seluruh dunia dan kini sudah menginfeksi 19,264,609 dan menyebabkan kematian 717,754 jiwa. 

Sejak diakui secara resmi masuk Indonesia pada Maret lalu, virus Covid-19 ini berdampak luas bagi media dan jurnalis di Indonesia. Pemerintah berusaha mengatasi penyebaran wabah itu dengan melakukan sejumlah pembatasan wilayah, yang itu berdampak bagi ekonomi. Bagi media, dampak itulah yang menyebabkan perusahaan melakukan PHK, efsiensi dan tindakan penghematan lainnya.  

AJI menilai pandemi ini memiliki dampak yang sangat serius bagi pers saat ini, dan juga masa depan. Dampak nyata dari pandemi tentu saja yang utama bagi bisnis media, yang itu juga akan berakibat langsung pada kesejahteraan jurnalis. Dampak lainnya adalah pada kualitas jurnalisme karena banyaknya proses news gathering dengan cara daring. 

Ketua Umum AJI Abdul Manan mengatakan, situasi ini menjadi kepedulian serius bagi AJI, yang memiliki concern soal kebebasan pers, profesionalisme dan kesejahteraan jurnalis. Situasi sulit media saat ini tentu berdampak langsung pada tiga hal tersebut. 

“AJI berharap media bisa menghadapi masa-masa sulit ini, dengan tetap menjaga nilai utama profesi ini, yaitu bekerja untuk menemukan kebenaran dan memprioritaskan kepentingan publik,” kata Abdul Manan, Jumat, 7 Agustus 2020. 

Situasi baru inilah yang mendorong AJI memilih “Jurnalisme di Era Pandemi” sebagai tema ulangtahun tahun 2020 ini. 

Sebagai bagian dari peringatan ulang tahun ini, AJI menyelenggarakan sejumlah kegiatan. Masing-masing: enam seri webinar pada 27-29 Juli 2020 dan 3-5 Agustus 2020, penerbitan buku laporan tahunan tentang situasi pers Indonesia, orasi budaya oleh Dr. Nasir Tamara, dan pemberian penghargaan: Udin Award, Tasrif Award, SK Trimurti Award, dan Pers Mahasiswa terbaik dan penampilan artis/ aktivis Ananda Badudu

Mr Allaster Cox, Charge d’Affaires ai / Kuasa Usaha of the Australian Embassy, yang memberikan pidato dalam Malam Penghargaan AJI itu menyatakan, “Media yang kuat dan bersemangat yang bekerja untuk kepentingan masyarakat adalah hal baik untuk demokrasi, hal baik untuk pemerintahan dan membantu memberi hasil lebih baik bagi masyarakat,” kata Cox. 

“Saya memuji pekerjaan yang AJI lakukan untuk mengeksplorasi peran jurnalisme di Indonesia selama pandemi ini dan mempromosikan pentingnya pers yang bebas.”

(Foto/ Ilustrasi: Pixabay)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!