Kebangkitan Perempuan di Industri Film Hiburan

Tahukah kamu jika kini semakin banyak perempuan yang mulai bekerja sebagai sutradara film, terutama di industri hiburan dewasa? Industri yang semula didominasi laki-laki, kini dipadati dengan hadirnya para perempuan.

Jumlah perempuan yang menonton di bioskop jauh lebih besar dibanding laki-laki, tetapi jumlah sutradara perempuan jauh lebih kecil. Menurut womenandhollywood.com, jumlah perempuan yang menjadi sutradara hanya 10,7 persen. Yang menarik jumlah sutradara perempuan dalam industri film hiburan dewasa kini justru meningkat.

Sutradara film dewasa Kayden Kross dan aktris Maitland Ward mengatakan selain lebih banyak sutradara perempuan, kini kualitas sebagian film dewasa juga setara dengan produksi mainstream. Kross bahkan menilai banyaknya jumlah sutradara perempuan dalam industri yang biasanya didominasi laki-laki ini sebagai sebuah “kebangkitan.”

“Saya tidak percaya bahwa secara inheren laki-laki atau perempuan lebih baik atau lebih buruk dalam mengarahkan [para pemain]. Ini semacam kebangkitan di mana perempuan tiba-tiba mendominasi penyutradaraan film dewasa, sebagian karena kita selama ini hanya fokus pada hal-hal yang berbeda. Jadi kini kita melihat adanya konten yang sebelumnya tidak diproduksi massal dan saya pikir menyegarkan bagi banyak orang ketika melihat detail tambahan dan perbedaan itu. Saya kira hasilnya adalah pemberdayaan perempuan. Tapi bagi saya tujuannya bukan itu. Saya hanya ingin membuat sesuatu yang saya nikmati,” jelas Kayden.

Kayden Kross yang menyutradarai “Deeper,” di bawah Vixen Media Group, dikenal karena gaya sinematografinya dan naskah berkualitas industri arus utama.

“Sinematografi adalah lapisan lain yang membawa cerita itu ke permukaan. Ini soal sudut dan gerakan kamera. Saya memberi sentuhan seperti ketegangan yang meningkat atau emosi apapun yang ingin saya tunjukkan. Jika saya hanya mengandalkan naskah, tanpa alat sinematografi tambahan, saya tidak akan mencapai target yang diinginkan,” imbuhnya.

Sementara itu aktris Maitland Ward, yang memulai karirnya di industri film dan TV mainstream, termasuk sitkom “Boy Meets World” dan film “White Chicks,” melihat keberadaan sutradara perempuan dalam industri film dewasa merupakan kejutan yang menyenangkan.

“Saya sangat terkejut ketika saya masuk ke dunia hiburan dewasa profesional dan mendapati betapa kuatnya perempuan dalam industri itu. Saya awalnya selalu terpaku pada stereotip lama, seperti membuat film ini di ruang belakang atau secara ilegal. Lalu saya bertemu Kayden dan ketika masuk ke lokasi syuting, saya melihat ia sebagai sosok sutradara perempuan yang memiliki kendali penuh atas naskah cerita, pengambilan atau pengaturan gambar, dan semuanya,” kata Ward.

Ward percaya bahwa industri hiburan dewasa lebih berpandangan maju dibanding media-media arus utama. 

“Sebagian perempuan memenangkan penghargaan dan membuat proyek-proyek berskala besar. Ini yang tidak ada di industri film arus utama karena ketika saya berada di industri film itu, jumlah sutradara perempuan dan para perempuan yang diberdayakan sangat kecil. Jadi ini tidak nyata. Tetapi kemudian saya memasuki industri film dewasa yang lebih berpandangan maju dibanding media-media arus utama pada saat kapan pun juga,” komentarnya.

Namun Ward juga menambahkan adanya ironi dalam fenomena baru ini. 

“Ironinya adalah ketika orang mempertanyakan apakah berada dalam industri hiburan dewasa akan merusak karir Anda? Justru ini memberi saya karir lagi! Memberi saya semangat untuk membaca dan berakting sesuai naskah Kayden dan lain-lain,” tandas Ward. [em/jm]

(Foto/ Ilustrasi: Pixabay)

(Sumber: Voice of America/ VOA)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!