Yuk, Menolak Standar Kecantikan Yang Tak Bermanfaat Buat Hidup Kita

Standar kecantikan yang selalu disematkan pada perempuan ternyata berdampak pada ketidakbahagiaan perempuan. Standar kecantikan ini bisa membuat setiap perempuan merasa insecure dan kuatir dengan hidupnya

Apa arti merdeka bagi seorang perempuan? bagi saya merdeka bagi seorang perempuan yaitu ketika ia merasa bebas dari perasaan insecure atau perasaan tidak aman dan jauh dari rasa kuatir.

Namun tak bisa dipungkiri perasaan-perasaan tersebut sering ada  dalam diri seorang perempuan karena lingkungannya. Salah satunya, banyak perempuan yang merasa insecure jika menghadapi standar kecantikan. Standar kecantikan yang disematkan pada perempuan ternyata berdampak pada ketidakbahagiaan seorang perempuan.

Penyematan standar kecantikan perempuan itu seperti pernyataan-pernyataan seperti inii:

“Kamu cantik, andai badanmu lebih kurus lagi. Makanya kurangi porsi makanmu, kamu wajib diet, dan olahraga teratur.”

“Kamu cantik, andai badanmu lebih berisi. Terlalu kurus bikin nggak enak dipandang, seperti orang penyakitan dan kurang gizi. “

“Kamu cantik, andai kamu menambah sedikit polesan di wajahmu agar terlihat lebih menarik.”

“Kamu cantik, andai make up wajahmu tidak terlalu menor. Cantik itu mesti terlihat natural. Tapi bukan berarti kumal dan bebas dari make up.”

“Kamu cantik, andai kamu tampil lebih modis dan stylish. Tapi jangan berlebihan karena nanti terlihat kampungan dan sudah pasti itu nggak cantik.”

“Kamu cantik, andai warna kulitmu putih. Eh, tapi jangan terlalu putih nanti terlihat pucat seperti mayat. Dan sudah pasti itu nggak menarik.”

Jadi banyak orang begitu saja menyematkan standar-standar ini, pura-pura memberikan masukan, namun ternyata malah membuat perempuan menjadi tidak nyaman

Belum lagi mendengar langsung perkataan dari orang-orang di lingkungan sekitar yang seakan jadi bumerang dan tekanan, katanya sih peduli dengan keadaan yang berlandaskan alasan sekedar mengingatkaan. Eh tapi kok malah lebih sering menyakiti perasaan? seakan menginstruksi dan mendikte segala hal yang sudah kamu putuskan, penampilan, dandanan, yang akan berdampak pada kebahagiaan.

Jadi jika tidak menjadi cantik dan menarik, seakan menjadi malapetaka besar bagi hidup kita

Tak heran sebagian perempuan menganggap dirinya paling rendah. Merasa rendah diri, kuatir dan insecure kalau tidak cantik, karena penilaian-penilaian dari orang-orang seolah tertempel dimana-mana, ketika kita keluar rumah, di jalan, di sekolah, di kampus, dimana-mana.

Padahal ketika seorang perempuan sudah memenuhi kriteria cantikpun, ia akan dituntut untuk mempunyai kriteria yang lain sesuai instruksi ekspektasi orang lain itu.

Tak mudah memang bagi perempuan untuk selalu memenuhi kriteria-kriteria yang menjadi kebutuhan standar orang lain, apalagi standar media. Kenapa media? Karena selama ini media, apapun bentuknya dalam bentuk iklan, tulisan, kampanye ikut membesarkan penilaian-penilaian ini

Apa iya cantik itu bukan begini atau bukan begitu ?. Yang cantik dalam standar normatif orang-orang tadi juga tidak kalah susah. Mereka harus diet mati-matian, tidak makan nasi, hanya makan sayur dan buah, olahraga berapa jam perhari

Nilai bahagia kita kemudian digantikan karena kita harus patuh pada penilaian orang lain.

Perasaan insecure dan sampai dititik ini: apa sih sebenarnya dan mengapa orang lain selalu mengganggu hidup kita?

Sekarang coba pikirkan satu kata yang terlintas ketika mendengar kata cantik. Jawabannya pasti bervariasi, karena standard kecantikan setiap orang pasti selalu tak satu definisi. Rasanya sudah cukup kita selama ini mengkonsumsi asumsi media yang mengatur tentang standard cantik tanpa kita sadari.

Coba bayangkan betapa menjenuhkannya apabila semua perempuan harus mempunyai standarisasi yang sama dan tak ada keragaman dalam sebuah penampilan seorang perempuan.

Betapapun sesungguhnya kita dibekali sesuatu yang seringkali lebih dari segala penilaian standarisasi kecantikan, hidup kita terlalu berharga untuk hanya sekedar memenuhi itu.

Perempuan adalah sebaik isi dunia, oleh karenanya jangan menjadikan standarisasi kecantikan sebagai tolak ukur kesuksesan apabila perempuan tidak bisa mengembangkan potensi dan kepercayaan diri untuk mengekspresikannya.

Jadi yang terpenting adalah jangan mau didikte dan diinstruksi oleh ukuran cantik yang dibuat oleh orang lain

Buat saya, cantik itu berani punya mimpi dan ambisi. Ada juga yang berpandangan cantik itu berarti kemurahan hati dan empati.

Yang lebih penting lagi sudah saatnya definisi cantik itu ditolak, karena kamu berhak berekspresi, bereksplorasi untuk menentukan definisi hidupmu sendiri. Tak perlu peduli dengan banyak ekspektasi standariasi orang lain, tak perlu peduli dengan banyak definisi cantik yang dibangun oleh media, dan tak perlu peduli dengan komentar orang lain.

Yang perlu kamu pedulikan adalah dirimu sendiri, karena aku, kamu, kita semua berhak untuk bahagia!

 

Siti Nur Azizah

Mahasiswa dan penerima Beasiswa Sarjana Muamalat Universitas Islam Malang. Tertarik menulis opini tentang isu-isu perempuan di media
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!