Jika Putus Cinta, Maka Harus Bagaimana?

Putus cinta pasti merupakan saat-saat yang sulit bagi semua orang. Bahkan pada beberapa orang, putus cinta merupakan masa tersulit dalam hidupnya.

Putus cinta itu seperti hilang ingatan. Tiba-tiba saja orang yang selalu ada di dekat kita, hilang secara tiba-tiba, pergi dan tak kembali. Semua yang dulu dilakukan secara bersama-sama, kini dilakukan sendirian.

Putus memang tak pernah mudah bagi siapapun. Apalagi jika putus dan harus berpisah karena kita menjadi korban kekerasan. Dilema yang terjadi, kehilangan, hingga proses keberanian untuk melawan dan menolak kekerasan, pasti butuh waktu yang tak sebentar.

Beberapa teman yang mengalami ini harus melakukan banyak hal, dari menemukan teman curhat, harus konseling ke psikolog untuk melewati masa pahit dalam suasana yang berganti-ganti.

Putus atau berpisah memang akan membenamkan diri kita pada hal yang sangat tidak enak. Dan putus, ternyata selalu membutuhkan perencanaan penyelesaian yang baik. Karena ada pertanyaan yang selalu mengintai ketika kita putus adalah:

1. Apa yang harus kita lakukan setelah ini?

2. Sampai kapan kita akan menuntaskan ini?

3. Bagaimana cara kita mengakhiri persoalan ini?

4. Lalu siapa saja orang yang bisa kita hubungi dan menemani?

5. Ruang mana saja yang bisa kita masuki untuk mengakhiri persoalan ini?

Dalam situsnya, Help Nona sebuah organisasi yang berinisiatif bagi anak-anak muda perempuan Indonesia pernah menuliskan soal putus ini. Astrid Wen MPsi, dari Help Nona menuliskan perencanaan yang harus perempuan lakukan ketika putus:

1.Yakinkan Diri Kita

Apakah kamu siap untuk berpisah dengan pasanganmu? Kamu bisa menimbang hal baik dan buruk apa saja yang ada pada hubungan kalian. Ini akan mengingatkan kamu pada alasan awal mengapa kamu memutuskan untuk berpisah.

2.Sampaikan Pada Orang Terdekat

Biarkan orang terdekat tahu apa yang ada di benak kamu. Buat mereka paham bahwa kamu memang ingin berpisah dengan pasanganmu. Sampaikan kebutuhanmu untuk didukung oleh mereka, sehingga mereka juga bisa membantu bila ada hal yang tidak diinginkan terjadi.

3.Minta Ditemani

Jika kamu merasa penting untuk putus sambil bertatap muka, minta teman atau keluargamu untuk menemani. Mereka bisa memantau dari kejauhan sehingga kamu merasa aman. Apabila kamu merasa tidak aman untuk memutuskan langsung secara tatap muka, jangan mengabaikan perasaan tersebut,

Hindari memaksakan diri untuk bertemu langsung, apalagi di tempat sepi yang hanya berdua. Pertimbangkan kemungkinan putus lewat telepon atau lewat pesan.

Kami mencoba bertanya pada beberapa teman yang mengalami putus atau patah hati. Macam-macam yang mereka lakukan. Ada yang memilih untuk keluar kota dalam waktu yang lama, mencari suasana baru, kesibukan baru, saat inilah ia bisa menemukan banyak hal yang menyenangkan dan berbeda dari hidupnya.

Ada juga yang memilih untuk menulis, membuat film dan bermain musik, karena cara inilah yang dianggap paling ampuh. Dengan bermain musik dan menulis misalnya, mereka menjadi lebih produktif.

Namun ada juga yang memilih harus berada diantara banyak teman sehingga mereka mempunyai ruang untuk bercerita setiap saat.

Dan jika kita sudah memutuskan sesuatu, penting untuk belajar agar kita selalu konsisten, misalnya: hindari bertemu atau berkomunikasi dengan pacar atau pasangan yang melakukan kekerasan. Karena ini merupakan cara yang ampuh agar kita cepat keluar dari persoalan.

Inilah problem yang tak mudah, mengakhiri sesuatu yang sebenarnya sulit, lalu keluar dari semua ini.

(Foto/ Ilustrasi: Pixabay)

(Referensi: helpnona.com)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!