Menjadi PRT yang Sakit Dengan Jam Kerja Tinggi; Situasi Sulit Yang Saya Hadapi

Saya termasuk Pekerja Rumah Tangga (PRT) yang bekerja dengan jam kerja yang lumayan panjang: 11 jam tiap harinya. Kondisi ini jadi tak mudah ketika dokter menyatakan saya sakit Tuberculosis, diabetes dan darah tinggi

Menjadi Pekerja Rumah Tangga yang sakit seperti saya selalu tak pernah mudah. Harus bekerja di rumah majikan dengan perasaan dan rasa sakit yang tak enak, apalagi menderita Tuberculosis (TB) seperti yang pernah saya derita.

Saya pernah menderita TB dimana saya harus ke Puskesmas setiap hari selama 2 bulan karena badan saya harus disuntik tiap hari. Bisa dibayangkan betapa menyiksanya ini dan saya seperti tidak bisa bekerja.

Nama saya Katmi Rahayu, usia saya 51 tahun dan bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT). Selama hidup saya, saya punya pengalaman sakit Tubercolosis 2 kali, yang pertama kali kena TB tahun 2017 dimana saya harus minum obat selama 6 bulan dan dinyatakan negatif setelah setelah melalui tes dahak dan rontgen. Di masa-masa itu saya juga pernah sakit diabetes dan darah tinggi.

Di tahun 2019 saya kena TB lagi karena sudah kena 2 kali. Cara pengobatannya pun beda. Untuk pengobatan TB yang ke 2 ini saya harus disuntik selama 56 hari atau hampir 2 bulan dan tetap meminum obat selama 6 bulan.

Saya walaupun sakit TB tapi masih tetap bekerja sebagai PRT yang pulang pergi dari jam 7 pagi dan pulang sore jam 6 atau kurang lebih 11 jam setiap harinya. Jadi sebelum saya masuk kerja, saya harus suntik dulu ke Pusekesmas, jadi saya jam 6 pagi saya sudah standby di Puskesmas setiap harinya. Alhamdulillah setelah suntik dan minum obat TB, saya sudah negatif lagi .

Mungkin tidak kebayang gimana rasanya disuntik tiap hari dan selama hampir 2 bulan sedangkan disuntik 1 kali saja rasanya gak hilang sakitnya, apalagi ini tiap hari dan belum lagi ditambah minum obat yang gede banget selama 6 bulan.

Soal minum obat ini saya tidak boleh telat atau lupa karena kalau lupa 1 kali saja, kita harus mengulang dari awal lagi. Tapi karena saya ingin sembuh, saya jalani dengan telaten dan berdoa pada Tuhan agar diberi kesembuhan, walaupun saya tetap kerja sebagai PRT, karena bekerja sebagai PRT adalah kewajiban demi membantu kebutuhan keluarga dan membantu untuk ke-2 putri saya

Dan sekarang saya sudah sembuh dari TB, sejak 1 tahun yang lalu, tapi saya masih ada penyakit diabetes dan darah tinggi yang ada dalam tubuh saya. Setiap hari saya harus minum obat diabetes dan obat darah tinggi dan setiap hari yang saya makan bukan nasi putih, tapi saya makan nasi merah untuk menjaga diabetes saya supaya tidak naik/ tinggi.

Karena jika sampai tinggi, maka bisa berbahaya. Sampai sekarang saya masih tetep bekerja sebagai PRT di masa pandemi ini dan selama pandemi ini saya tidak berani kemana-mana kecuali pergi ke tempat kerja yang jarak tempuhnya selama 10 menit dalam perjalanan

Nama saya Katmi Rahayu, usia saya 51 tahun, walaupun menderita penyakit, saya tetap bersemangat bekerja sebagai PRT

(Foto/ ilustrasi: Pixabay)

“KEDIP atau Konde Literasi Digital Perempuan”, adalah program untuk mengajak perempuan dan kelompok minoritas menuangkan gagasan melalui pendidikan literasi digital dan tulisan. Tulisan para Pekerja Rumah Tangga (PRT) merupakan kerjasama www.Konde.co dengan Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT)

Katmi Rahayu

Sehari-hari bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT)
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!