Bisa Keluar Dari Dapur Dan Punya Dunia Yang Lain: Cerita PRT Berorganisasi

Sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT), kami nyaris tak punya dunia yang lain selain di ruang dapur, di kamar mandi, ruang cuci dan seterika. Itulah dunia kami.

Saya tidak pernah menyangka jika suatu saat nanti saya bisa aktif dalam sebuah organisasi.

Sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT), saya dan teman-teman PRT hanya tahu bahwa setelah kami mengerjakan pekerjaan di rumah majikan, maka kami akan tidur disana atau pulang ke rumah. Begitu saja rutinitas kami setiap hari

Kami nyaris tak punya dunia yang lain selain itu saja dunia kami. Ruang kami hanya di dapur, di kamar mandi, ruang cuci dan seterika.

Tapi kemudian ketika saya mulai berorganisasi dengan para PRT lainnya, ini benar-benar mengubah hidup saya. Kami menjadi yakin bahwa sebagai PRT, kami punya dunia yang lain selain ruang cuci, ruang dapur dan sumur.

Berserikat dan berorganisasi lalu menjadi warna tersendiri dalam hidup saya. Nama saya Yuni Sri, seorang ibu rumah tangga dari 4 anak sekaligus PRT yang sudah 11 tahun bekerja

Sudah 5 tahun saya menjadi PRT yang berserikat, menjadi pengurus sekaligus anggota di serikat pekerja PRT. Banyak pahit manisnya menjadi salah satu anggota di serikat, banyak ilmu yang didapat,bertemu dengan teman baru dan kenalan baru saat  mengikuti berbagai kegiatan.

Intinya saya bertemu dengan banyak hal positif setelah menjadi PRT yang berserikat, menjadi lebih maju dalam berpikir, bersikap dan juga berani bicara. Yang terakhir yang paling penting bagi saya: berani berbicara dan mengemukakan pendapat

Dalam berserikat ada hal dan makna dalam setiap materi dan permasalahan, sekolah PRT  yang selalu diadakan setiap minggunya membuat saya tahu banyak hal tentang informasi di lingkup kerja PRT. Pastinya pembelajaran dan materi ini tidak saya dapatkan saat saya duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan/ SMK dulu. Jadi selalu ada keseruan tersendiri saat kami semua rapat organisasi atau mengikuti kegiatan sekolah PRT

Sekolah online saat pandemi

Walau sangat disayangkan di situasi pandemi ini, sekolah PRT yang biasanya tatap muka, berubah menjadi online. Ini sudah kami rasakan selama 1,5  tahun ini sejak virus corona menyerang ke Indonesia.

Dan ternyata imbasnya buat kita, para PRT sangat sedih, tidak bisa bertemu teman, tidak bisa saling curhat dengan leluasa, tidak bisa bebas pergi ke sekolah PRT, tidak bisa offline kelas Inggris dan sekolah wawasan.

Rasa rindu pada suasana sekolah pasti ada, dan terkadang bertemu kawan di lain kesempatan juga sangat dinanti-nanti. Tapi untuk beberapa bulan ini semenjak virus delta varian Covid baru muncul, kita harus lebih waspada dan hati-hati.

Apa yang paling saya senangi ketika sekolah PRT? Terus terang, sekolah PRT adalah suasana yang selalu kami tunggu. Seru dengan suasana obrolan- obrolan sharing soal pekerjaan, debat dan membahas persoalan di lingkup kerja, seru foto- foto bareng dan sesi inilah yang membuat tambah rindu dengan suasana sekolah PRT.

Walaupun saya dan teman-teman PRT bukan pelajar pada umumnya dan usia kami tidak muda lagi, saya dan teman PRT lainnya hanyalah sebagian besar ibu-ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai PRT dan berkumpul bersama demi perubahan hidup yang lebih baik.

Belajar di usia yang tidak muda lagi adalah hal yang tidak mudah, apalagi saya dan teman-teman PRT  belajar sambil bekerja dan mengurus keluarga di rumah. Halangan dan rintangan sudah pasti ada dan tidak bisa dipungkiri lagi.

Banyak juga teman PRT yang akhirnya tidak aktif dan ikut di sekolah PRT dikarenakan urusannya dalam keluarga, seperti tidak diijinkan suami, sibuk mengurus anak -anak, atau tidak bisa mengikuti sekolah karena banyaknya pekerjaan atau tidak dapat izin majikan. Saya sering sedih mendengar ini.

Padahal belajar di sekolah PRT sangat penting buat saya dan teman PRT lainnya karena banyak mendapatkan informasi, banyak pengetahuan supaya kita bisa lebih percaya diri dalam bekerja.

Dengan berorganisasi dan mengikuti sekolah PRT, kami menjadi paham dengan situasi kerja, dan apa yang harus kita lakukan jika sedang menghadapi masalah.

Dengan adanya pandemi, kami menjadi tidak bisa bertemu dan pergi sebentar dari rutinitas pekerjaan di rumah majikan. Dunia kami seperti hilang sebentar karena pandemi.

Kapan pandemi akan berakhir? Kami semua rindu dengan sekolah PRT dimana kami semua bisa berkumpul dan keluar sejenak dari rutinitas rumah setiap harinya

“KEDIP atau Konde Literasi Digital Perempuan”, adalah program untuk mengajak perempuan dan kelompok minoritas menuangkan gagasan melalui pendidikan literasi digital dan tulisan. Tulisan para Pekerja Rumah Tangga (PRT) merupakan kerjasama www.Konde.co dengan Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT)

Yuni Sri

Bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) di Jakarta dan Aktif di JALA PRT
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!