Baca Tips Ini Sebelum Menemui Match Kamu di Dating Apps

Bertemu dengan match di dating apps memang sangat mendebarkan, hingga sering membuat banyak orang lupa diri. Padahal, jika tidak hati-hati ada bahaya yang akan mengintai. Simak langkah yang kudu kamu lakukan untuk mencegah hal itu terjadi.

Kamu sedang penasaran ingin tahu seperti apa sosok match kamu di dating apps alias aplikasi kencan dan ingin segera bertemu dengannya? Kalo iya, kamu wajib baca artikel ini sampai habis. 

Terkadang perasaan berdebar dan penuh semangat untuk bertemu match dari dating apps kerap membuat kita kurang berhati-hati dengan potensi dari apa yang bisa saja terjadi setelah bertemu.

Namun tak dipungkiri, dalam beberapa kondisi, kecerobohan kerap menghampiri. Apalagi jika sang match adalah sosok yang terlihat sangat keren dan sesuai dengan kriteria kita. Rasanya gak sabar untuk bertemu dan berkenalan secara langsung kan? 

Akan tetapi, ada beberapa hal yang harus kamu ketahui sebelum memutuskan untuk bertemu dengan match kamu. Di samping karena ia adalah orang yang sama sekali baru, kita juga nggak benar-benar tahu identitas mereka loh. 

Potensi bakal tertipu karena mereka menggunakan data palsu, atau yang lebih buruk, menjadi korban pelecehan dan perampokan juga bisa saja kamu alami. Bahkan, ada kasus pembunuhan atau perampokan yang bermula dari perkenalan-perkenalan lewat media sosial atau dating apps.

Salah satunya adalah kisah tragis di New York, Amerika Serikat di mana seorang pembunuh berantai menggunakan dating apps untuk mencari korban. Dikutip dari Washingtonpost.com pada Juli 20218 polisi New York berhasil meringkus Danueal Draython, laki-laki ini terbukti memperkosa dan membunuh Samantha Stewart. Mereka bertemu dan saling mengenal lewat dating apps.

Di Indonesia, kamu mungkin belum lupa akan nasib naas yang dialami Rinaldi Harley Wismanu. Setelah mengenal dan berkomunikasi dengan seseorang melalui dating apps selama setahun, ternyata tak memberikan jaminan apapun tentang kebenaran informasi yang diberikan di aplikasi itu. 

Rinaldi menjadi korban pembunuhan berencana. Tubuhnya ditemukan di sebuah apartemen di Jakarta Selatan. Deretan kasus ini, layak membuat kita secara alami menjadi lebih waspada dalam menggunakan dating apps dan tidak percaya begitu saja dengan match kita. 

Maka dari itu, yuk simak beberapa tips and trick di bawah ini, agar bisa meminimalisir potensi kejahatan yang mungkin menimpa kamu.

1.Sadari bahwa ini adalah dunia maya

Menyadari potensi-potensi lebih dini mampu menyelamatkan kamu dari bahaya yang mungkin bisa terjadi. Kamu harus benar-benar mengetahui bahwa ini adalah dunia maya. Tempat di mana segalanya ada, termasuk potensi-potensi kekerasan berbasis gender online (KBGO). 

Keamanan di dunia maya kerap jadi pertanyaan. Jual beli data pribadi, maupun pencurian foto juga kerap terjadi di dunia maya. Sayangnya, sampai hari ini Negara masih belum sepenuhnya hadir untuk melindungi warganya dari ancaman bahaya KBGO. 

Bahkan sebuah foto bisa dicuri dan disalah-gunakan untuk hal-hal yang tidak terpuji.

Berdasarkan catatan tahunan 2020 yang dirilis oleh Komnas Perempuan pada 5 Maret 2021, tindak kejahatan KBGO meningkat tiga kali lipat. Komnas Perempuan mencatat, sepanjang 2020 setidaknya ada 940 kasus KBGO yang dilaporkan pada Komnas Perempuan. 

Angka ini meningkat drastis dari laporan di tahun sebelumnya yang berada pada angka 281 kasus. Dari fakta di atas, kita bisa mengetahui, potensi KBGO yang semakin tinggi ini bisa muncul kapan saja.

2. Jangan berikan informasi asli, selamatkan dirimu sendiri

Jangan pernah berikan informasi asli pada dating apps atau sosial media manapun, baru-baru ini, kasus penipuan sempat terjadi karena trend menyebarkan informasi berupa nama panggilan di sosial media.

Selalu ingat jika data pribadi kamu adalah hal yang sangat berharga. Kejahatan digital bisa lebih mudah terjadi jika informasi yang bersifat pribadi itu sudah di tangan pelaku. 

Tahan dirimu sendiri dari menyebarkan informasi pribadi. Seperti asal mu, nama panjang mu, nama keluarga, tempat tinggal, apalagi foto nudes kamu. Selain berpotensi untuk digunakan menyerangmu balik, jejak digital akan abadi.

3. Beritahu orang dekatmu

Jika kamu sudah sangat yakin dan ingin bertemu, baiknya kamu menceritakan tentang dia ke teman atau kerabat dekat mu. Sehingga jika hal paling buruk terjadi, ada orang lain yang mengetahui bagaimana kamu selama ini di dunia digital. 

Akan lebih bagus, jika kamu memiliki saksi mata yang mengetahui jika satu saat kamu benar-benar berada dalam posisi bahaya. 

4. Lakukan riset terlebih dahulu

Yup, riset! Jangan salah ya, riset juga penting untuk hal-hal seperti ini. Kamu harus mengetahui seperti apa orang yang akan kamu ketahui, identitas mereka sangat penting, demi keamanan kamu.

Kamu bisa dengan mengetikkan nama yang ia gunakan pada dating apps, atau informasi apapun yang ia berikan pada bio mereka, termasuk pekerjaan. Jika mencurigakan, kamu patut berhati-hati.

Namun, riset baiknya tidak hanya kamu lakukan untuk mengetahui bagaimana sosok match kamu, meriset lokasi tempat janjian, juga layak kamu lakukan. Kamu bisa memulai dengan mapping area, cari tahu apakah di sekitar lokasi janjian kamu itu dekat dengan fasilitas umum seperti rumah sakit, atau kantor polisi yang notabene selalu ramai orang.

Ini semua ditujukan, agar jika pasangan match kamu ingin melakukan hal buruk kamu tahu harus kemana untuk mencari bantuan. Paling tidak kamu tidak buta dengan area tersebut saat hendak kabur darinya. Usahakan memilih tempat yang ramai untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

5. Bawa alat untuk self defence

Meskipun lokasi bertemu yang kamu pilih tergolong ramai, namun potensi untuk mendapatkan pelecehan seksual masih mungkin terjadi. Maka, alat self defence seperti paprika spray, alat setrum atau pisau, bisa jadi opsi untuk melawan.

Nah, sekarang kamu sudah lebih siap bertemu match kamu? Semoga dia memang orang baik-baik!

Reka Kajaksana

Penulis dan Jurnalis. Menulis Adalah Jalan Ninjaku
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!