Menunda Pekerjaan Belum Tentu Pemalas, Bisa Jadi Karena Kamu Terlalu Perfeksionis

Menunda pekerjaan bagi setiap orang ternyata punya makna luas, ada yang karena pemalas, tapi bisa jadi karena kamu terlalu perfeksionis dan serius untuk berpikir.

Pernah kah kamu merasa terjebak pada situasi menunda pekerjaan dan merasa enggan melakukan apa pun? Ada rasa berat, tidak termotivasi, atau memilih melakukan hal lain dan meninggalkan pekerjaan kita. 

Akibatnya pekerjaan jadi terbengkalai, rasa kewalahan mulai muncul, dan hari-hari menjadi tidak produktif. Lalu berpikir, mengapa kita menjadi tidak disiplin dan memilih menunda pekerjaan? Apa sebenarnya kita ini pemalas?

Prokrastinasi atau yang biasa kita ketahui sebagai sikap menunda-nunda pekerjaan, merupakan sebuah pilihan sadar seseorang untuk melakukan penundaan karena adanya rasa takut gagal, terlalu perfeksionis, dan impulsif (Moore, 2008). Sebagian orang memerlukan toleransi waktu pengerjaan dengan harapan dapat membuat hasil akhir yang optimal. Namun dalam realitanya, penundaan tidak membuat tugas menjadi lebih baik, malah justru hal itu mengarah pada terbuangnya waktu karena hal yang tak berguna (Milgram, 1991).

Sikap perfeksionis, ingin menghasilkan yang terbaik, dan takut gagal adalah pemicu dari seseorang melakukan penundaan. Ketidaknyamanan yang disebabkan oleh rasa tersebut lah yang membuat seseorang menjadi overthinking, bahkan sebelum memulai mengerjakan. Pertanyaan seperti, “Apakah aku mampu melakukannya? Bagaimana jika hasilnya kurang memuaskan?” adalah pikiran yang biasa hadir sebagai alasan seseorang melakukan penundaan. Jadi penyebab utama prokrastinasi adalah overthinking, atau istilah lainnya overanalyze and no action.

Sementara, malas diartikan sebagai rasa enggan bahkan tidak mau melakukan sesuatu. Malas adalah sebuah kebiasaan yang dapat dibentuk dari pengaruh lingkungan dan sosial seseorang. Rasa enggan melakukan sesuatu diakibatkan karena seseorang tidak mampu memanajemen waktu (Bella & Ratna, 2018) atau hanya sekadar menghindari tekanan atau tanggung jawab.

Misalnya, ada dua orang memiliki tugas yang sama. Seorang pemalas memilih tidak memedulikan tugasnya walau ia memiliki banyak waktu dan memilih untuk bersantai. Sedangkan, seorang prokrastinator memilih untuk menunda tugasnya bukan karena ia tidak peduli, namun ia menggunakan waktunya untuk melakukan atau memikirkan hal lain. Walau dengan berat hati, frustasi, dan kewalahan, pada akhirnya seorang prokrastinator tetap menyelesaikan tugas itu. Berbeda dengan pemalas yang sejak awal tidak berkomitmen mengerjakan.

Prokrastinasi dan malas memiliki perbedaan yang sangat tipis. Maka penting untuk mengetahui bagaimana karakter dari kedua kebiasaan buruk tersebut. Dengan begitu, kita bisa mengidentifikasi apakah kita termasuk prokrastinator atau pemalas. Jika merasa kurang motivasi, bisa diingat kata e-commerce hijau, “Mulai aja dulu.”

(Sumber: https://plainmovement.id)

Febriana Sari Lubis

Penulis Plain Movement
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!