Di Kroasia, Pekerja Rumah Tangga Diperlakukan Baik, Gimana di Indonesia?

Kesempatan bekerja menjadi PRT di Kroasia, memberi banyak pelajaran bagi saya. Saat awal bekerja, majikan atau pemberi kerja menjelaskan dengan rinci pekerjaan, jam kerja, serta hak dan kewajiban saya. Saya juga diperlakukan dengan baik.

Pada pertengahan bulan Mei 2022 lalu, tiba-tiba saya menerima tawaran menarik. Majikan menawari saya untuk dipekerjakan pada temannya yang tinggal di Kroasia. Tawaran menjadi Pekerja Rumah Tangga/ PRT di Kroasia sangatlah menantang bagi saya yang selama ini menjadi PRT di negeri sendiri, Indonesia.

Rasa khawatir campur senang berkecamuk di pikiran saya. Khawatir, karena saya ragu apakah saya akan bisa menjalani tawaran ini? Karena jika menerima tawaran ini, saya bakal berpisah dengan keluarga. Sesuatu yang belum pernah saya alami sebelumnya. Situasi dan kondisi sosial di Kroasia tentu berbeda dengan situasi di Indonesia.

Tapi, terus terang saya juga senang dengan tawaran ini. Karena ini merupakan kesempatan yang sangat langka, yang belum tentu akan saya dapatkan lagi.

Akhirnya dengan segala pertimbangan, saya menerima tawaran itu. Walaupun berat, karena saya harus meninggalkan anak dan keluarga dengan jarak yang cukup jauh. Apalagi ini untuk pertama kalinya saya jauh dari mereka. 

Tapi tekad saya sudah bulat, karena hidup harus berjalan. Kebutuhan hidup tidak pernah absen dan akan selalu ada dari waktu ke waktu.

Setelah mengirimkan berbagai macam prosedur keberangkatan selesai diurus, pada 6 Agustus 2022 saya berangkat ke Kroasia sendirian. Dengan banyak kekhawatiran di hati, karena ini kali pertama  saya melakukan perjalanan jauh sendirian. Tapi Alhamdulillah, semua berjalan lancar dan saya tiba di Kroasia dengan selamat. Saya dijemput majikan baru saya di bandara Zagreb.

Hari pertama tiba di Kroasia, bertepatan dengan hari Sabtu atau akhir pekan. Dan, sepanjang akhir pekan itu pemberi kerja atau majikan baru mengijinkan saya untuk beristirahat saja karena baru saja melakukan perjalanan jauh.

Sepintas, saya perhatikan rumah itu tidak terlalu besar tapi terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama ada dapur, ruang keluarga dan ruang makan serta kamar mandi. Lantai kedua ada 2 kamar tidur, kamar mandi dan ruang laundry. Lantai ketiga juga ada 2 kamar tidur, dan satu kamar mandi.

Untuk saya disediakan kamar tidur di salah satu kamar di lantai tiga. Sebelumnya, kamar ini adalah kamar anak perempuannya yang kini sudah tinggal terpisah. Sehingga fasilitas kamarnya sama seperti apa yang ada di kamar anaknya yang lain. Saya bersyukur di sini saya mendapatkan fasilitas kamar yang cukup baik. 

Saya pun langsung teringat dengan pengalaman saya bekerja sebagai PRT di Jakarta. Dimana rata rata rumah mewah dan besar di sana dibangun dengan kamar PRT yang sempit. Bahkan tidak jarang kamar PRT dibuat terpisah dari bangunan rumah utama. Seperti di pojok kolam renang atau di atas garasi.

Mulai bekerja 

Setelah satu setengah hari beristirahat, baru pada hari Senin saya mulai bekerja untuk pertama kalinya. Sebelumnya pemberi kerja menjelaskan tugas dan kewajiban saya. Dengan sabar dan detail majikan baru saya mengajari cara menggunakan fasilitas kerja dan produk produk untuk bebersih yang bisa dibilang sangat susah untuk saya pahami.

Pasalnya, semua ditulis dalam bahasa Kroasia, sementara saya sama sekali tidak faham bahasa kroasia. Saya harus benar benar mengerti yang mana saya harus gunakan untuk bersih bersih sesuai dengan kegunaan masing masing. 

Di sinilah saya tersadarkan, kalau menjadi PRT di manapun berada, tidaklah mudah. Menjadi PRT juga dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang pekerjaannya. Pengetahuan cara bersih-bersih yang benar dan cara penggunaan alat bersih-bersih dengan benar juga perlu dikuasai.

Dari sinilah saya menyadari pentingnya pemerintah menyediakan tempat pelatihan kerja untuk para PRT. Karena diakui atau tidak, PRT adalah pekerja seperti halnya dengan pekerja pekerja lainnya yang menghasilkan barang atau jasa yang memiliki nilai ekonomi.

PRT di luar negeri juga menyumbang devisa bagi negara seperti Pekerja Migran Indonesia (PMI) pada umumnya yang telah diakui negara sebagai pekerja. Karena itu pekerja migran yang akan bekerja menjadi PRT di luar negeri juga sangat membutuhkan fasilitas pelatihan kerja dari pemerintah.

Beberapa pekan saya menjadi PRT di Kroasia, saya belum pernah sekalipun bertemu dengan sesama PRT dari Indonesia. Tidak seperti di Malaysia, Hongkong, atau Singapura yang di sana kita bisa jumpai banyak PRT dari Indonesia.

Sebagian besar warga Kroasia tidak memiliki PRT, karena mencari PRT di Kroasia itu tidak mudah. Pasalnya, tidak banyak warga Kroasia yang mau bekerja PRT. Dan, bisa dikatakan mempekerjakan PRT di Kroasia lebih mahal daripada di Indonesia.

Selain itu, PRT di Kroasia dalam melakukan pekerjaannya tidak seperti PRT di Indonesia. PRT hanya mengerjakan beberapa jenis pekerjaan tertentu sesuai dengan perjanjian kerja. Jadi berbeda dengan PRT di Indonesia yang mengerjakan hampir semua jenis pekerjaan rumah tangga, mulai dari mencuci, masak, gosok, ngepel, mengasuh anak, merawat binatang peliharaan majikan, dan lain sebagainya.

Sejauh ini, atau hampir satu setengah bulan ini saya masih beradaptasi dengan situasi yang baru bagi saya. Tapi saya akui, menjadi PRT di negeri orang dengan kondisi yang berbeda dengan kondisi di Indonesia menjadi tantangan dan pengalaman baru bagi saya yang saya bisa bagikan kepada teman-teman PRT di Indonesia.

Ini memberikan semangat sendiri bagi saya, meski untuk itu saya harus tinggal berjauhan dari keluarga dan anak-anak. 

KEDIP atau Konde Literasi Digital Perempuan”, adalah program untuk mengajak perempuan dan kelompok minoritas menuangkan gagasan melalui pendidikan literasi digital dan tulisanTulisan para Pekerja Rumah Tangga (PRT) merupakan kerjasama www.Konde.co yang mendapat dukungan dari Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT).

Susmiharti

Pekerja Rumah Tangga
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!