Di awal kemunculan Film Avatar, sutradara film ini, James Cameron menyatakan bahwa Avatar merupakan film feminis. Dalam kondisi dimana para laki-laki berperang, di film Avatar the way of Water, ada perempuan yang hamil dan kemudian ikut berperang. Cameron menyatakan bahwa ini merupakan sisi feminis dari film ini karena menampilkan perempuan bersama perjuangan yang dilakukannya.
Di situs Web Vanity Fair, Lauren Bans di Slate.com menulis, Rebecca Keegan juga menyatakan bahwa James Cameron adalah feminis, ia menunjukkan bahwa Cameron menyukai karakter perempuan yang kuat, baik sebagai istri maupun sebagai ibu
Namun ada juga perdebatan yang lain. Benar bahwa Sigourney Weaver sebagai ilmuwan yang sangat tajam dan Zoe Saldana sebagai putri Na’vi dan juga Naytiri, keduanya merupakan karakter kuat dalam Avatar. Tetapi pada akhirnya, keberhasilan perjuangan mereka sepenuhnya masih bergantung pada laki-laki-Jake Sully yang kuat dan berpengaruh.
Karakter ibu adalah karakter yang muncul tentang bagaimana seorang ibu dengan sebaik-baiknya—melindungi anak-anak mereka, seperti halnya karakter ayah. Namun Lauren Bans menuliskan, ini tidak benar-benar mengguncang stereotip gender.
Dimulai dengan cerita tentang kelahiran anak-anak Jake Sully (Sam Worthington) dan Neytiri (Zoe Saldana), Avatar the Way of Water bercerita tentang bagaimana peradaban baru manusia di abad ke-22 yang ingin menguasai planet bernama Pandora. Dalam masa-masa penguasaan inilah kemudian terjadi banyak penguasaan dan perang
Film Avatar adalah film yang dibuat dengan berlatar belakang tahun 2154 saat Bumi telah mengalami krisis energi. Beberapa situs menyebutkan, film ini dilatarbelakangi dengan keinginan untuk menyelamatkan bumi dari kepunahan, sebuah organisasi bernama Resources Development Administration (RDA) menambang mineral langka di planet Pandora selama tiga dekade. Karena atmosfer di Pandora beracun, para ilmuwan organisasi tersebut menciptakan program ‘Avatar’.
Film dimulai dengan anak-anak Jake Sully dan Neytiri yang bertumbuh besar. Namun proses selanjutnya, Avatar the way of the Water bercerita tentang bagaimana kelompok satu mulai menguasai kelompok yang lain di Pandora, dan terjadilah perebutan dan perang
Proses manusia menjajah Pandora ini kemudian terhalang oleh keberadaan ras asli planet tersebut, yaitu Na’vi. Akhirnya, manusia pun mencoba teknologi genetik yang membuat mereka menggunakan tubuh warga Na’vi sebagai avatar untuk berinteraksi dan bernegosiasi dengan suku tersebut.
Jake Sully bersama Neytiri dan anak-anak awalnya berpikir bahwa mereka kini sudah hidup bahagia meninggalkan ‘perang’ yang sudah lama ditinggalkannya. Namun, ternyata musuh lama datang kembali, membakar hutan dan tempat tinggal. Ini yang membuat Jake Sully kemudian harus pindah dan mencari lingkungan baru. Tak ada lingkungan lain selain kehidupan air. The Way of Water kembali menampilkan perjuangan Jake dan Neytiri dan anak-anak mereka membela tanah air dari jajahan manusia bumi.
Lalu film menuliskan upaya Jake Sully – eks manusia – anggota bangsa Na’vi (penduduk asli eksosatelit Pandora) mencari perlindungan dan bantuan ke Klan Metkayina, kaum Na’vi yang menghuni laut. The Conversation.com menulis, Jake bersama klannya, merupakan bagian dari klan hutan atau Omaticaya.
Sementara, salah satu sumber inspirasi film ini, gipsi laut, merupakan kaum yang menggantungkan sebagian besar hidupnya di laut. Kemudian disana mereka juga bersahabat dengan seekor Tulkun di laut yang bernama Payakan, dimana manusia bumi datang untuk menguasai Tulkun.
The Way of Water seperti tertulis dalam kincir.com, bahwa film ini telah mengenalkan cukup banyak karakter baru, termasuk keempat anaknya Jake dan Neytiri, yaitu Neteyam, Lo’ak, Kiri, dan Tuk. Keempat karakter tersebut hadir dengan sifat yang berbeda-beda, mulai dari Neteyam yang merupakan anak sulung bertanggung jawab, Lo’ak yang selalu bertindak sesukanya, Kiri yang sering dianggap aneh, dan Tuk yang menggemaskan.
Dengan sifat dan pembangunan karakternya masing-masing, keempat anaknya Jake dan Sully beradaptasi dan berperang melawan manusia bumi yang jahat dan berkuasa.
Dibintangi oleh Sam Worthington, Zoe Saldaña, Stephen Lang, Michelle Rodriguez dan Sigourney Weaver, ini merupakan film sekuel dari James Cameron yang meraup banyak penonton dan dibuat dengan teknologi film yang membuat decak kagum karena keindahan gambarnya.