Layaknya Avatar, LGBT Kerap Disebut Sebagai Sumber Bencana 

Setiap ada suatu pemberitaan mengenai bencana alam, selalu ada komentar yang menyalahkan LGBT. Mereka seolah tak pernah luput dinobatkan sebagai penyebab bencana.

Jika kamu baca tentang informasi sejumlah bencana, maka banyak yang menyalahkan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di media sosial sebagai sumber bencana.

Melansir dari antaranews.com, pada 21 November 2022 ketika Cianjur dilanda gempa yang berkekuatan 5.6 M dengan kedalaman 10 km, banyak korban terluka dan korban jiwa atas peristiwa tersebut. Lalu, siapa yang disalahkan atas terjadinya bencana tersebut? Ternyata ada saja komentar yang menyalahkan kelompok LGBT!

Tidak hanya spekulatif, tetapi hal ini terlihat dalam cuitan di Twitter yang diunggah oleh akun @UbigoRenk pada 24 November 2022. Cuitan ini berisi “Gara² 1000 orang LGBT, Cianjur porak poranda.. Kayak gini masih juga ada yg dukung LGBT..? Yang dukung LGBT berarti kalian gak waras… !!!!”

Cuitan tersebut disertai dengan gambar yang berisi informasi kelompok LGBT yang berada di Cianjur dan gambar kedua mengenai jumlah korban akibat gempa di Cianjur, dari kedua gambar tersebut tidak menunjukkan adanya korelasinya sama sekali. Cuitan tersebut juga mendapatkan 7 retweet dan 20 like dan 3 buah balasan yang menyatakan dukungan terhadap statement tersebut.

Padahal LGBT termasuk ke dalam kelompok minoritas, sering dikucilkan, sering dicemooh, dan bahkan sekarang dituduh menjadi suatu penyebab terjadinya bencana alam. Malang sekali nasib kelompok LGBT ini. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Keberadaan mereka dianggap sebagai hama pengganggu oleh masyarakat yang dianggap “beradab”.

LGBT Si Pengendali Bencana

Lagi-lagi, LGBT disalahkan kembali dalam suatu perdebatan di Twitter. Pemilik akun @coretanpluto mengunggah cuitan pada tanggal 23 November 2022 yang berisi “Tambahan kalian YANG ZINA DI LUAR NIKAH + LGBT + MAKSIAT, PLEASE LAH MIKIRIN ORANG LAIN JUGA GARA2 LU MAKSIAT, ZINA, LGBT SEMUA KENA DAMPAK MUSIBAHNYA. JANGAN EGOIS INI DUNIA CUMA BUKAN LU DOANG MIKIR ORANG YANG GAK TAU APA2 KEBAWA2 JUGA GARA2 DOSA LU.”

Sontak cuitan tersebut kontroversial dan mendapatkan banyak komentar. Banyak yang mengecam cuitan tersebut dan banyak juga yang menyetujui cuitan akun @coretanpluto. Cuitan tersebut mendapatkan 1.9k retweet dan 2.9k like. Padahal, orang-orang yang tergabung dalam kelompok LGBT hanyalah manusia biasa. Kelompok LGBT hanya sekelompok orang yang memiliki orientasi seksual yang berbeda dari kalangan heteroseksual atau penyuka lawan jenis. Mereka tidak memiliki power untuk menciptakan bencana. Jangankan menciptakan bencana, untuk come out as part of LGBT saja mereka tidak memiliki power, setidaknya itu yang terjadi di Indonesia.

Penyebab-Penyebab Gempa di Cianjur, Ada LGBT?

Menurut ahli geologi, Awang Harun, dalam keterangannya yang dimuat oleh cnbcindonesia.com, ada empat penyebab terjadinya gempa di Cianjur. Pertama, pusat gempa dangkal (10 km) sehingga energinya lebih kuat mengguncang permukaan. Kedua adalah wilayah lereng-kaki gunung secara topografi bukan area yang stabil bila terlanda gempa dapat memicu longsor terjadi. Ketiga, yaitu tanah berasal dari pelapukan endapan gunungapi berumur muda yang belum cukup terkonsolidasi sehingga energi gempa tidak segera hilang tetapi teraduk-aduk bahkan menguat (amplifikasi) di permukaan. Terakhir, konstruksi bangunan tidak tahan gempa seperti pada umumnya rumah-rumah dibangun apalagi di wilayah perkampungan.

Walaupun fenomena alam ini terjadi secara kompleks, tetapi tetap tidak ada satu pun hubungannya dengan LGBT. 

Gempa bumi merupakan fenomena alam yang kompleks, yang disebabkan oleh tumbukan, pergeseran plat tektonik di dalam bumi. Waktu kejadian dan besarnya gempa bumi juga tidak dapat diprediksi secara baik, walaupun sudah banyak ahli yang menyelidikinya (Widodo, 1997).

Jika dikaitkan dengan konteks relasi dengan Tuhan, ada yang menyebut bahwa gempa bumi merupakan sebuah cobaan dan ujian. Jika mau, kita bisa melakukan doa bersama, saling menebarkan kebaikan kepada sesama, dan saling menguatkan merupakan tindakan yang jauh lebih terpuji dibandingkan harus menyalah-nyalahkan salah satu pihak.

Memang, tidak ada yang menginginkan bencana ini terjadi. Fenomena alam terkadang sulit ditebak. Oleh karena itu, mari kita terus berdoa yang terbaik dan menebarkan kebaikan kepada sesama. 

Tidak ada satupun pihak yang menginginkan bencana ini terjadi, termasuk kelompok LGBT.

Shobihatunnisa Akmalia

Mahasiswi Prodi Jurnalistik Universitas Padjadjaran
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!