Gerakan lansia 'The New Grey' di Korea Selatan.

‘The New Grey’, Gerakan Lansia untuk Tampil Fashionable dan Gaya

Fesyen seringkali identik dengan anak muda, yang merepresentasikan gaya hidup ‘gaul’; atau orang dewasa dengan representasi hidup ‘mapan’ dan ‘elegan’. Tapi bagaimana dengan orang lanjut usia (lansia)? Gerakan ‘The New Grey’ di Korea Selatan menunjukkan bahwa usia lanjut bukan alasan untuk berhenti bergaya dan berbahagia.

Masyarakat kerap berasumsi bahwa lansia tidak perlu bergaya modis. Lansia dipandang sebagai angkatan ‘tua’ yang jauh dari modernitas. Mereka juga dianggap tidak produktif, tidak bahagia, dan sebagainya. Hal itu kemudian membuat lansia cenderung dikucilkan di kalangan masyarakat. 

Stereotip dan pandangan seperti itulah yang berusaha dipatahkan oleh gerakan ‘The New Grey’ di Korea Selatan. Gerakan ini mendorong para lansia untuk lebih bebas mengeksplorasi gaya mereka meski sudah berusia lanjut. Berawal dari para ahjussi berpenampilan trendy, ‘The New Grey’ mengajak para orang dewasa dan lansia untuk percaya diri dalam berpenampilan. Sebab lansia juga bisa gaya dan berhak bahagia.

‘The Ahjussis’ Sampai ‘Grannies’

Gerakan ‘The New Grey’ berawal dari terbentuknya grup influencer yang beranggotakan sejumlah lelaki berusia 60-an tahun. Grup tersebut bernama ‘Ahjussis’. Dalam Bahasa Indonesia, ahjussi berarti ‘paman’ atau lebih-kurang seperti ‘bapak-bapak’.

Para model laki-laki senior mengikuti gerakan lansia ‘The New Grey’ di Korea Selatan. (Foto: Instagram @_thenewgrey)

Ahjussi biasanya dipandang sebagai orang-orang tua yang keras kepala dan bossy,” kata salah satu anggota ‘The Ahjussis’, Hong In Kook, kepada Korea Now. “Target grup kami adalah untuk mendekatkan diri dengan generasi yang lebih muda melalui fesyen.”

‘The Ahjussis’ sendiri dipelopori oleh seorang pemuda bernama Kwon Jeong Hyun. Dalam wawancara dengan Korea Now, Kwon Jeong Hyun berkata, awalnya mereka mencoba mengubah penampilan para ayah dan lelaki lansia di sekitar mereka. Kemudian, foto dan video para lansia itu diunggah di media sosial. Rupanya penampilan dan gaya para ‘bapak-bapak’ itu membuat banyak lansia lainnya tertarik, sehingga mereka juga minta untuk diubah penampilannya.

Bukan cuma membagikan foto-foto stylish, ‘Ahjussis’ juga kerap menampilkan cover dance, modeling, dan kegiatan ‘kekinian’ lainnya lewat platform TikTok. Para ahjussi ini kerap tampil berpakaian modis dan keren dalam berbagai konten media sosial yang mereka bagikan. Aktivitas mereka pun membuat tren fesyen lansia semakin meluas, hingga muncul gerakan ‘The New Grey’. 

Baca Juga: 29 Mei Hari Lansia Nasional: Pentingnya Perhatikan Kebutuhan Ayah dan Ibumu
‘Grannies’, sekelompok model perempuan senior dan lansia yang mengikuti gerakan ‘The New Grey’ di Korea Selatan. (Foto: Instagram @_grannies)

Sekarang, banyak lansia di Korea Selatan yang lebih ekspresif dan mengikuti tren ‘The New Grey’ di media sosial. Salah satunya adalah sekelompok perempuan lansia yang menamai diri sebagai ‘Grannies’. Grup ini terdiri dari sejumlah perempuan berusia lanjut yang berprofesi sebagai model senior. Mereka mengusung slogan ‘well aging’. ‘Grannies’ sering membagikan foto-foto modeling dan video a la tren ‘kekinian’ di media sosial. Penampilan yang modis dan modern membuat ‘Grannies’ memiliki penggemar bahkan dari luar Korea Selatan.

Kini, bukan hanya terkenal di Korea Selatan. ‘The Ahjusssis’, ‘Grannies’, dan ‘The New Grey’ pun jadi perhatian masyarakat dunia. Gerakan ‘The New Grey’ juga merambah ke Jepang. Mereka membuktikan bahwa lansia bisa tetap berdaya dan bahagia di usia senja.

Lansia dan Kebahagiaan di Korea Selatan

Data Statistics Korea, lembaga statistik resmi Korea Selatan pada Jumat (16/6/2023) memperkirakan, warga Korea Selatan berusia 65 tahun ke atas akan berjumlah 46.4% dari total populasi pada 2070. Artinya, penuaan populasi terjadi secara cepat di tengah angka kelahiran yang rendah di negara tersebut. Tahun ini, angka penuaan populasi meningkat hingga 1,8%.

Di tahun 2019, Laporan Kebahagiaan Dunia yang dirilis Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat, Korea Selatan berada di posisi ke-57 dari 157 negara yang mengikuti survei tersebut per tahun 2018. Masih di tahun yang sama, Korea Selatan juga menjadi negara ke-32 dari 34 negara anggota OECD dengan indeks kebahagiaan tertinggi. Sementara menurut Laporan Kebahagiaan Dunia PBB versi tahun 2023, Korea Selatan berada di posisi ke-45 dari 137 negara. Peringkat ini berdasarkan rata-rata tiga tahun sejak 2020-2022.

Secara khusus, para lansia (umur 60 tahun ke atas) disebut sebagai kelompok masyarakat paling tidak bahagia di negara itu. Pasalnya, angkatan ‘baby boomers’ yang saat ini masuk kategori senior atau lansia, menghabiskan masa muda hingga dewasa sebagai sandwich generation atau tulang punggung ekonomi.

Nyaris setengah dari baby boomers di Korea Selatan hidup dalam kemiskinan. Angkanya pernah jadi salah satu yang tertinggi di kalangan negara-negara anggota OECD pada tahun 2019.

Itulah salah satu alasan gerakan ‘The New Grey’ menarik perhatian. Jumlah masyarakat lansia yang cukup tinggi di Korea Selatan membangun kesadaran bahwa pemberdayaan lansia diperlukan. ‘The New Grey’ berupaya mewujudkan hal tersebut. Bukan hanya demi produktivitas, tetapi juga agar kebahagiaan angkatan senior meningkat.

‘The New Grey’, Lansia Lebih Berdaya dan Bahagia
Para model perempuan senior gerakan lansia ‘The New Grey’ di Korea Selatan. (Foto: Instagram @_thenewgrey)

Di banyak lingkungan masyarakat, faktor usia kerap dijadikan sebagai tolok ukur batas kemampuan seseorang. Lansia pun seringkali tidak dapat menunjukkan totalitasnya karena dianggap terlalu ‘tua’, ‘renta’, dan ‘kuno’. Namun hal itu mulai terbantahkan dengan sejumlah tren pemberdayaan lansia seperti ‘The New Grey’.

Gerakan ‘The New Grey’ mendorong masyarakat berusia lanjut untuk bebas mengekspresikan diri. Entah dengan memakai jas elegan, ripped jeans, hingga sepatu sneaker yang biasanya identik dengan anak muda. Para model senior ‘The New Grey’ pun aktif bermedia sosial dan mengikuti tren-tren di internet.

Tapi ‘The New Grey’ tidak hanya berhenti pada persoalan fesyen, Ia menjadi sebuah gerakan yang mendukung lansia agar lebih berdaya. Gerakan ini menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat berusia lanjut juga dapat mengarah pada peningkatan kebahagiaan. Sebab, para lansia jadi merasa lebih muda dan percaya diri.

Baca Juga: Hapus Stigma Pada Kakek dan Nenekmu Yang Lansia, Mereka Harus Hidup Bahagia

Joung Seung Hoon, anggota ‘The Ahjussis’, mengungkapkan bahwa mereka hanyalah lansia biasa sebelum memutuskan untuk menjadi model senior.

“Sebelumnya, saya pikir berpakaian rapi, sesuai dengan umur saja sudah cukup baik,” katanya. “Tapi setelah bekerja dengan para anggota kami selama setahun, saya menjadi jauh lebih muda.”

Ada pula Kim Chil Doo, salah satu sosok lansia di Korea Selatan yang menunjukkan bahwa usia bukan hambatan untuk tetap produktif. Ia merupakan model fesyen senior Korea Selatan pertama sejak tahun 2018. Dilansir dari Reuters, Kim Chil Doo yang saat itu berusia 65 tahun, ingin mewujudkan impian lamanya untuk debut di Seoul Fashion Week.

“Ini yang saya ingin lakukan saat masih muda, tapi menyerah untuk mencari uang. Saya pikir mungkin ini pantas dicoba sekarang,” ujar Kim kepada Reuters (24/6/2019).

Sementara itu, You Sung Lae bermimpi jadi aktris dan punya ketertarikan pada fesyen. Diwawancarai Reuters pada tahun 2019, perempuan yang saat itu berusia 59 tahun pun mengikuti kursus modeling.

“Belajar modeling rasanya seperti mengembalikan masa muda yang tidak dapat saya nikmati, karena saya menikah dan melahirkan di usia sangat muda,” ungkap You Sung Lae.

Salsabila Putri Pertiwi

Redaktur Konde.co
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!