Luviana, Pimred Konde.co Raih Penghargaan Wartawan Terbaik di Anugerah Dewan Pers 2023

Sudah lebih dari 25 tahun, Luviana Ariyanti, konsisten menyuarakan isu perempuan dan kelompok marjinal dalam karirnya di dunia jurnalistik.

Dewan Pers baru saja menggelar malam penghargaan Anugerah Dewan Pers (ADP) 2023. Pemberian ADP tahun ini mengusung tema kemerdekaan Pers, Jurnalis Berkualitas dan Kelanjutan Media. 

Beberapa kategori penghargaan yang diberikan pada ADP 2023 meliputi, Kategori Wartawan Terbaik, Kategori Lifetime Achievement, Kategori Perusahaan Media Terbaik, Kategori Tokoh Masyarakat Pendukung Kebebasan Pers, dan pengumuman pemenang kompetisi karya jurnalistik pers mahasiswa.

Pemimpin redaksi Konde.co, Luviana Ariyanti, meraih penghargaan dari kategori wartawan terbaik. Selama puluhan tahun karirnya dalam jurnalistik, Ia pernah bekerja di Radio RB FM Yogyakarta, Kantor Berita Radio (KBR), Radio Utan Kayu, Jurnal Perempuan dan Metro TV, dan saat ini menjadi pemimpin redaksi Konde.co sekaligus Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia. 

Luviana menapaki karir jurnalis mulai dari reporter, editor, produser hingga kini menjadi co-founder sekaligus pemimpin redaksi Konde.co.

Saat ini, Ia juga banyak terlibat menjadi sutradara film dokumenter yang mengadvokasi isu media, perempuan dan kelompok marjinal. Beberapa filmnya bercerita tentang media dan kondisi perempuan disana.

Filmnya berjudul “More than Work” yang berkisah tentang potret buram tubuh perempuan di media masuk dalam nominasi short documentary Festival Film Dokumenter (2019). Itu adalah sebuah festival film dokumenter pertama di Asia Tenggara. Filmnya yang berjudul “Silenced Worker” yang bercerita tentang kondisi pekerja film masuk dalam nominasi Viddsee Juree Asia Award di tahun 2023 ini.

Film terakhir yang dibuatnya adalah film “Mengejar mbak Puan”. Film itu bercerita tentang perjuangan para Pekerja Rumah Tangga (PRT) untuk pengesahan RUU Perlindungan PRT.

Ia juga banyak menulis buku tentang media seperti buku “Akuntabilitas Rating/ Share Media Penyiaran di Indonesia,” “Jejak Jurnalis Perempuan,” “Jurnalisme Peduli Anak,”  “Media,Gender dan Kesehatan Reproduksi : Preferensi Jurnalis,“ bagaimana media menuliskan tentang aborsi di media, dll.

Baca Juga: Film ‘Mengejar Mbak Puan’ Dirilis untuk Mengetuk Puan Maharani Sahkan RUU PPRT

Luviana juga menjadi perwakilan pekerja media dan women human right defenders. Dia menyampaikan pidato statemen tentang kondisi media di Indonesia pada kunjungan Komisioner Tinggi HAM PBB, Zeid Ra’ad Al Husein di Komnas Perempuan (Februari 2018). Di tahun 2021, Luviana mewakili pekerja media berpidato dalam forum regional “Women Workers Strike”. Dalam forum itu dia bersama 50 pemimpin organisasi perempuan dari 20 negara di Asia Tenggara yang diadakan Asia Pacific Forum on Women, Law and Development (APWLD).

Juri melihat kekonsistenan Luviana dalam memperjuangkan perempuan dan kelompok marjinal dengan berbagai cara melalui media.

Tiga nominasi wartawan terbaik ADP lainnya adalah wartawan senior Victor Mambor (Jubi), Luh De Suriyani (Balebengong), dan Luviana (Konde.co) yang akhirnya meraih penghargaan kategori. Semua nominator ini adalah para pegiat media alternatif di Indonesia. 

“Penghargaan ini penting. Nominasi kami bertiga penting. Dimana Dewan Pers mengukuhkan perjuangan kami, media-media alternatif atau kami menyebutnya small newsroom atau media kecil yang berjuang,” kata Luviana dalam victory speech saat menerima penghargaan di Jakarta, Jumat malam (10/11).

Jurnalis perempuan yang pernah meraih Tasrif Award AJI Indonesia (2013) itu bilang, penghargaan ini juga menjadi pengakuan Dewan Pers atas situasi perjuangan pers yang tak mudah saat ini. 

Baca Juga: AJI Beri Penghargaan Aktivis Perempuan, Jurnalis, 57 Pegawai KPK Dan Lapor Covid

Termasuk bagi media alternatif seperti Konde.co sebagai small newsroom yang selama ini mengusung isu perempuan dan marjinal. Penghargaan ini menurutnya, turut mengukuhkan tentang pentingnya isu perempuan dan marjinal, sama seperti isu yang lain. 

“Di tengah kondisi ekonomi politik, kami persembahkan penghargaan ini untuk mereka yang sudah berjuang  di media. Bagi kita semua yang berjuang atas pers independen, sehat dan demokratis,” ujarnya. 

Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, menyampaikan bahwa ADP ini adalah salah satu bentuk ucapan terimakasih dan apresiasi kepada mereka yang sudah memperjuangkan demokrasi melalui pers. 

“Kalau pers kita ingin merdeka: wartawan yang profesional, perusahaan pers profesional dan perjuangan tokoh masyarakat yang ikut menjunjung tinggi demokrasi,” kata Ninik dalam pidato pembukanya. 

Pada ADP 2023 ini, Ninik bilang, ada perubahan dalam mekanisme pelaksanaan anugerah tahun ini. Dimana kandidat tidak lagi ditentukan melalui mekanisme pendaftaran. Melainkan, penjaringan peserta melalui proses pelibatan konstituen untuk mengusulkan kandidat pemenang ADP 2023 masing-masing kategori. 

Dengan subtema ‘Menjaga Independensi dan Profesionalisme Pers di Tahun Politik’, dirinya berharap, hal itu sesuai dengan tahun politik jelang pemilu. Dewan Pers mendorong pers agar menghadirkan pemberitaan yang independen, profesional, dan berimbang sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai pemilu.

“Diharapkan melalui mekanisme tersebut, kandidat yang terpilih adalah kandidat-kandidat terbaik yang diusulkan oleh masing-masing konstituen,” tutur Ninik.

Penilaian itu menekankan pada rekam jejak, kontribusi insan pers terhadap kemerdekaan pers, jurnalisme berkualitas dan keberlanjutan media. 

Sejumlah juri dalam ADP 2023 ini, terdiri dari tokoh-tokoh pers terkemuka. Mereka adalah Imam Wahyudi, Frans Padak Daemon, Ninok Leksono, Oscar Motulloh, Sri Mustika, Ahmad Djauhar, Ratna Komala, Atmaji Sapto Anggoro, Bambang Harymurti, Ninuk Pambudi, dan Dadang Rachmad Hidayat.

Berikut  daftar peraih  Anugerah Dewan Pers 2023:

Kategori Wartawan Terbaik:  Luviana Ariyanti

Kategori Lifetime Achievement:  Atmakusuma Astraatmadja

Kategori Tokoh Masyarakat Pendukung Kebebasan Pers: Letjen (Purn) Yunus Yosfiah

Kategori Perusahaan Media Terbaik: PT Radio Fiskaria Jaya Suara Surabaya

Pemenang Kompetisi Karya Jurnalistik Pers Mahasiswa:

Kategori Feature Perjalanan

Juara 1: LPM Perspektif Universitas Brawijaya Malang “Pasar Buku Wilis Saksi Bisu Tergerusnya Usaha Loak Buku”

Juara 2: Pers Mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) “Mengungkap Keeksotisan Danau Lau Kawar”

Juara 3: LPM Suara Kampus Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang “Silsilah Air Terjun Kapalo Banda”

Kategori Isu Kemanusiaan

Juara 1: LPM Sketsa Universitas Mulawarman Samarinda “Masalah Pelik Suku Paser Balik: Kebun dan Hutan Dikuasai, Kini Hanya Bisa Pertahankan Tradisi”

Juara 2: LPM Philosofis Universitas Negeri Yogyakarta “Mata Pencaharian Hilang Akibat Rob, Warga Dukuh Timbulsloko Tak Mampu Membayar Uang Relokasi”

Juara 3: Badan Anggota Pers Mahasiswa Wacana “Jarang Didengar dan Tak Diakui: Menapak Jejak Agama Sikh di Kota Medan”

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!