Serial ‘Bestie 2’ Buktikan Sisterhood Bisa Kuatkan Perempuan di Masa Tersulit

Berkisah tentang persahabatan sesama perempuan (sisterhood), serial Bestie 2 membuktikan bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk menghadapi setiap masalah yang ada dalam hidupnya.

Serial Bestie 2 bercerita tentang empat perempuan bersahabat yang memiliki masalah hidup masing-masing. Mereka saling mendukung satu sama lain dan berusaha selalu ada di situasi sulit sekalipun. Hubungan seperti ini akrab disebut sisterhood.

Sisterhood adalah hubungan persahabatan yang kuat dan saling mendukung antar perempuan. Mereka seringkali terlibat dalam aksi memperjuangkan hak-hak perempuan. Biasanya sisterhood terbentuk karena kesamaan minat dan pengalaman.

Sisterhood bisa memberikan ruang aman dan nyaman untuk berbagi pikiran dan perasaan. Selain itu, sisterhood juga bisa membantu dan mendorong satu sama lain untuk berkembang. Termasuk juga menciptakan kekuatan sesama perempuan.

Series Bestie 2 disutradarai oleh Dinna Jasanti. Series ini adalah lanjutan dari season pertama yang tayang pada 2022. Jadi, sangat disarankan untuk menonton season pertama lebih dulu agar memahami alur ceritanya.

Berkisah tentang empat sahabat bernama Vina (Della Dartyan), Hana (Valerie Thomas), Kiara (Aurra Kharishma), dan Sheila (Gege Elisa). Mereka sering menghabiskan waktu bersama meski sudah memiliki pasangan masing-masing. 

Pada akhir season 1, Sheila meninggal karena kecelakaan sebelum melahirkan. Suaminya, Andi (Gibran Marten) sangat terpukul akan kejadian tersebut. Sementara ia harus membesarkan anak mereka berdua.

Sebelum meninggal, Sheila sempat menitipkan pesan kepada teman-temannya untuk ikut menjaga Andi dan anaknya. Ia juga meminta agar teman-temannya membantu mencarikan pasangan bagi Andi. Hal tersebut bertujuan supaya Andi tidak terlalu larut dalam kesedihan dan bisa segera move on.

Perjalanan pun dimulai dari situ. Mereka bertiga harus berjuang menyelesaikan masalah masing-masing, sementara mereka juga harus memenuhi permintaan Sheila. Dapatkah mereka menjaga persahabatan yang selama ini telah dibangun bersama?

Perjuangan Melepaskan Diri dari Lelaki Kasar dan Toksik

Sebagai seorang artis, Kiara selalu disibukkan dengan proyek film dan kerja sama dengan brand. Beruntung Kiara memiliki manajer yang sangat baik bernama Cathy (Patricia Gouw). Ia selalu membantu dan melindungi Kiara, termasuk dari Bram (Didi Riyadi), mantan produser yang sering mengganggunya.

Dalam Bestie 2, Kiara terlibat proyek film bersama Ian (Jonathan Andriano). Di luar proyek, mereka juga menjalin hubungan berpacaran. Sayangnya, Ian tidak sebaik yang dikira. Ia sering berbuat kasar dengan Kiara, terlebih jika sedang cemburu. Tak jarang Kiara harus menutupi lebam di wajahnya dengan bedak cukup tebal.

Ian adalah representasi dari lelaki toksik pada umumnya. Ketika marah, ia sering melukai fisik dan hati perempuan lewat perkataan. Ia juga akan memposisikan diri sebagai orang yang benar–meski dia salah–dan cenderung memojokkan perempuan. Sikap manipulatif inilah yang membuat perempuan dalam hubungan toksik merasa takut dan tidak berdaya.

Baca Juga: Di Balik Romantis Film Ancika, Ada Bad Boy dan Maskulinitas Toksik

Teman-teman Kiara melihat sosok Ian sebagai lelaki yang baik. Mereka bahkan berpesan agar Kiara mempertahankan hubungan tersebut. Sebab, tak banyak lelaki yang memiliki sifat seperti Ian: perhatian, penyayang, dan romantis. Hal inilah yang membuat Kiara enggan bercerita soal hubungan mereka yang sebenarnya.

Perempuan korban hubungan toksik tentu perlu mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Sayangnya, orang-orang tersebut belum tentu peka terhadap situasi korban. Terlebih jika mereka belum melihat secara langsung seberapa parah tindakan yang dilakukan oleh pasangan.

Seringkali orang-orang di sekitar meminta agar korban segera memutuskan hubungan dengan pelaku. Padahal, bukan sesuatu yang mudah untuk melakukannya. Dalam hal ini, Kiara masih terikat kontrak bersama Ian. Jika mereka putus, pihak manajemen harus membayar kerugian dengan nominal yang cukup besar.

Bisakah Kiara lepas dari jerat hubungan toksiknya dengan Ian?

Apa Salahnya Perempuan Menjadi Pemimpin?

Setelah ayahnya meninggal, Hana diminta untuk memimpin perusahaan logistik yang didominasi oleh laki-laki. Ia sempat direndahkan oleh anak buah ayahnya lantaran tidak memiliki pengalaman mengelola perusahaan logistik. Selama ini, Hana mengelola bisnis skincare yang dianggap sebagai “bisnis perempuan”.

Hana yang tak terima direndahkan seperti itu lantas menantang Eric (Adil Luca), anak buah ayahnya yang mengincar posisi Hana. Hana berusaha beradaptasi dan berkomitmen meningkatkan profit perusahaan selama satu bulan. Tantangan ini diterima oleh Eric dan staf lainnya.

Perempuan yang menjadi pemimpin seringkali dipandang sebelah mata. Budaya patriarki selalu menempatkan laki-laki sebagai pengambil keputusan. Sementara perempuan selalu ditempatkan sebagai sekretaris, bendahara, atau pekerjaan yang tidak berhubungan dengan pengambilan keputusan.

Padahal, siapapun berhak menjadi pemimpin, tidak terbatas pada gender tertentu. Perempuan yang menjadi pemimpin memiliki kecenderungan untuk mau mendengar, berdialog, dan lebih memperhatikan anggotanya.

Baca Juga: ‘Sehidup Semati’ Buktikan Perempuan Korban Bisa Melawan KDRT

Pengalaman Hana menyelesaikan berbagai permasalahan di perusahaannya, BeUty membuatnya yakin bahwa semua masalah di perusahaan logistik tersebut bisa diselesaikan. Hal ini terbukti saat Hana mengupayakan untuk berdamai dengan mantan karyawan yang pernah terdampak PHK.

Tunangannya, Rangga (Kenny Austin) juga terus meyakinkan Hana bahwa ia bisa memimpin perusahaan tersebut dengan baik. Tanpa disadari, bisnis itu justru membuat hubungan Rangga dan Hana merenggang.

Hana banyak menghabiskan waktu untuk mengelola dua perusahaan. Ia jarang menghubungi Rangga. Padahal, Rangga sedang mengalami masalah besar dan membutuhkan dukungan Hana.

Bisakah Hana mempertahankan posisinya di perusahaan sekaligus hubungannya dengan Rangga?

Perjuangan Perempuan Melawan Kanker Payudara

Setelah dinyatakan sembuh oleh dokter, Vina dan Alex (Zack Lee) bertekad untuk program hamil. Sayangnya, sel kanker Vina kembali muncul dan lebih parah dari sebelumnya. Hal ini membuat Vina terpaksa tidak bisa melanjutkan program. Padahal, ia sangat ingin memiliki anak bersama Alex.

Ketakutan demi ketakutan selalu menghantui benak Vina. Terlebih setelah kawan lama Alex, Ayu (Elvira Devinamira) muncul kembali dan semakin dekat dengan suaminya. Vina merasa insecure lantaran tidak bisa memberikan keturunan dan disarankan untuk mastektomi.

Perlu diketahui, mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara untuk mengatasi kanker payudara. Ada berbagai jenis mastektomi yang bisa dipilih sesuai saran dari dokter.

Oleh karena operasi ini mengangkat bagian tubuh perempuan, tak ayal jika muncul ketakutan dalam benaknya. Kehilangan payudara seringkali membuat perempuan merasa kehilangan identitas diri. Bahkan, kanker payudara menjadi momok menakutkan bagi setiap perempuan.

Baca Juga: Perlawanan Seksisme Dalam Serial ‘Merajut Dendam’ 

Vina menggambarkan ketakutannya dengan sangat apik dalam Bestie 2. Ia membuka laci lemari dan meratapi setiap bra yang dimilikinya. Setelah mastektomi, bra tersebut tidak akan digunakan lagi.

Perempuan pasien kanker payudara sering mengalami stigma dan penghakiman di masyarakat. Mereka sering dipandang tidak cukup “perempuan” karena harus mastektomi. Belum lagi efek samping perawatan medisnya.

Beruntung Vina dikelilingi oleh orang-orang yang senantiasa mendukungnya. Alex selalu mendukung setiap keputusan Vina yang awalnya tidak mau mastektomi hingga bersedia. Hana dan Kiara juga terus menemani Vina, termasuk membelikan bra untuk pejuang kanker payudara.

Bisakah Vina berjuang melawan kanker payudara dan berdamai dengan keadaan?

Temukan jawaban dari setiap pertanyaan dengan menonton Bestie 2 setiap hari Sabtu di Vidio Original!

Rustiningsih Dian Puspitasari

Reporter Konde.co.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!