Nadin Amizah. (Foto: Instagram @cakecaine)

Lagu Nadin Amizah dan Idgitaf Bantu Perempuan Berdamai Dengan Diri Sendiri

Tak sebatas jadi hiburan, lagu bisa jadi kekuatan sekaligus teman untuk membantu proses berdamai dari masalah hidup yang berkecamuk. Inilah yang dirasakan para perempuan muda seperti Sekar dan Gia yang gemar mendengarkan lagu ‘Sorai’ Nadin Amizah dan lagu ‘Takut’-nya Idgitaf.

Sekar (25) memetik senar gitar sambil menyanyikan lagu Nadin Amizah di sudut kamarnya. Malam itu terasa sunyi. Hanya ada suara angin dan jangkrik saja yang turut mengiringi nyanyian Sekar. Jemarinya yang lihai memetik senar demi senar membawanya larut dalam malam syahdu.

Nadin Amizah, penyanyi perempuan yang menjadi favorit Sekar sejak 2019. Jauh sebelum itu, Sekar hanya menjadi pendengar setiap cover lagu yang dibawakan Nadin berkolaborasi dengan musisi-musisi lain. Ia tak pernah tahu bahwa Nadin bisa menciptakan lagu yang mengubah kehidupannya.

“Kau memang manusia sedikit kata. Bolehkah aku yang berbicara? Kau memang manusia tak kasat rasa. Biar aku yang mengemban cinta”.

Begitulah penggalan lagu berjudul ‘Sorai’ karya Nadin Amizah. Sekar sangat menyukai lagu ini, dari awal tercipta hingga hari ini. Lagunya sangat membekas di benak Sekar. 

Setiap ia mendengar lagu Nadin itu, hatinya terasa tentram. Jiwanya tenang, serta merasa nyaman. Lagu Nadin adalah teman yang membersamainya untuk melalui rasa resah.

“Selama seminggu berturut-turut dengerin lagu itu terus dari pagi, sore, malam. Habis itu nyanyi-nyanyi, coba cari chord, main gitar. Itu selama seminggu terus berturut-turut satu bulan terus sampai hafal,” cerita Sekar kepada Konde.co pada Sabtu (17/2/2024).

Baca Juga: Dear Jomblo Sejati, Jangan Habiskan Malam Minggumu dengan Mengenang Mantan yang Bikin Galau

Setiap hari, Sekar tidak pernah terlewat untuk mendengarkan lagu-lagu Nadin Amizah. Ia merasa sangat dekat dengan Nadin, meski tak pernah mengenalnya sebagai kawan akrab. Tak hanya sebagai teman beraktivitas, lagu-lagu Nadin Amizah juga menjadi teman tidur Sekar. Seolah hari melelahkan itu akan tenggelam bersama suara merdu Nadin Amizah.

“Aku selalu merasa Nadin itu kayak lagi ngobrol dan cerita sama aku. Jadi lagu itu terasa dekat. Makanya aku dengerin lagu dia,” lanjutnya.

Di bawah cahaya remang-remang, Sekar menghabiskan malam dengan bernyanyi bersama musik Nadin. Aktivitas ini dilakukan sampai terdengar suara ketukan pintu yang memintanya diam di rumahnya. 

Meski begitu, malam bagi Sekar, tetap adalah waktu paling nikmat untuk mengurai masalah hidup satu per satu. Perasaan dekat tidak hanya terbatas pada cara Nadin bercerita lewat lagu. 

Terlebih, apa yang disampaikan Nadin juga sangat mirip dengan cerita hidup Sekar. Baik yang sudah pernah dialami atau sedang dialami. Hal tersebut membuatnya merasa memiliki soundtrack hidup yang sesuai.

“Ketika butuh waktu buat refleksi atau berkontemplasi di malam hari, aku juga pakai lagunya Nadin,” ujar Sekar.

Lagu yang Membantuku Berdamai dengan Masalah

Kala pandemi 2022, Gia (24) sibuk berselancar di sosial media TikTok. Melihat rutinitas orang-orang yang cukup produktif saat pandemi cukup menghibur diri Gia yang saat itu. 

Saat itu, Gia merasa termasuk yang beruntung, karena dia bisa kembali ke daerah asalnya di Bogor, Jawa Barat. Tak sedikit mahasiswa yang terjebak di perantauan saat COVID-19 sedang tinggi-tingginya.

Perhatiannya terhenti pada satu video. Menurut Gia, penggalan lagunya cukup bagus. Rasa penasaran mengantarkan Gia pada perjumpaan pertamanya dengan lagu-lagu Idgitaf. Ia adalah penyanyi perempuan kelahiran Tangerang, Banteng, yang bernama asli Brigitta Sriulina Beru Meliala. 

Gia ingat betul, lagu yang sampai sekarang masing terngiang-ngiang di kepalanya berjudul “Takut”.

“Takut tambah dewasa, takut aku kecewa. Takut tak seindah yang kukira”. Begitulah penggalan lagu yang dirilis Idgitaf pada 2022.

Meski begitu, Gia baru intens mendengarkan lagu Idgitaf sejak 2023. Kala itu, Gia berkesempatan mewawancarai Idgitaf dalam sebuah acara. Barulah Gia tersadar bahwa lagu-lagu Idgitaf sangat menarik untuk didengarkan dan masuk dalam playlist-nya.

“Lagu-lagu Idgitaf buat kita itu lebih tenang, memotivasi juga untuk bangkit dari masa lalu, bangkit dari persoalan-persoalan yang sudah membuat kita sempat nge-down, sempat jatuh,” ujar Gia kepada Konde.co pada Kamis (15/2/2024).

Baca Juga: Ini Alasan Hidup Melajang Perlu Dirayakan

Setiap hari, Gia selalu mendengarkan lagu-lagu Idgitaf. Bangun tidur, bersih-bersih rumah, sedang dalam perjalanan, mengerjakan tugas, semua aktivitas selalu ditemani Idgitaf. Lagu tersebut hanya akan berhenti ketika Gia ketiduran atau ingin mendengarkan lagu dari genre lainnya. 

Gia menyadari, kemampuannya mengurai masalah hidup satu per satu juga berkat mendengarkan lagu Idgitaf. Setiap hujan datang, Gia selalu teringat akan masalah yang selama ini menghantuinya. Terlebih jika masalah itu belum ada titik terang penyelesaiannya.

Tak jarang, Gia sampai meneteskan air mata setiap mendengar lagu berjudul “Satu Satu”. Ia teringat akan orang-orang yang selalu menuntutnya agar sempurna. Tak bisa dipungkiri juga bahwa ada kondisi dimana kita tak pernah berbuat apa-apa, tetapi masih ada orang yang tidak suka dengan kita.

“Di lagu ‘Satu Satu’ ini kan ada yang liriknya kayak mengajak kita untuk satu-satu menguraikan masalah. Istilahnya menghadapi realita dan melupakan masa lalu, melupakan dendam-dendam yang ada,” ujar Gia.

Bagi Gia, ‘Satu Satu’ membantunya fokus pada masa depan dan tidak memikirkan ucapan atau pandangan buruk orang lain. Gia juga banyak belajar untuk memaafkan keadaan dan orang-orang yang pernah melukai hatinya. Idgitaf cukup membantunya berdamai dengan keadaan.

Lewat Musik, Hobi dan Kenangan Masa Kecil Muncul Kembali

Baik Sekar maupun Gia, keduanya menjadikan musik sebagai sarana melepaskan stress yang dialami. Hal ini dikarenakan mendengarkan musik mampu melepaskan hormon endorfin yang membuat seseorang bahagia dan tidak stress lagi.

Seiring bertambahnya usia, beban hidup pun akan semakin berat. Beban ini dapat menimbulkan berbagai masalah yang berhubungan dengan mental. Menurut survei kolaborasi Jakpat dan Narasi sepanjang September-Oktober 2023, sebanyak 3,92% perempuan muda rentan mengalami masalah kesehatan mental.

Hal tersebut tentu menjadi perhatian bersama. Mengingat bahwa masalah kesehatan mental tidak bisa disepelekan. Dampaknya akan sangat besar jika dibiarkan berlarut-larut. Selain berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, perempuan muda juga bisa mencoba alternatif lain sebagai pelepas stress (stress release).

Selain mendengarkan lagu Idgitaf, Gia mulai membangkitkan kembali kenangan masa kecilnya. Selain menjadikan olahraga sebagai sarana melepas stress, Gia juga senang menggambar. Ia bisa melakukan sambil bersantai dan mendengarkan musik agar lebih rileks.

“Aku biasanya menggambar sih, ngelakuin hobi aku yang dulu lagi waktu kecil. Aku coba menggambar aja dan biasanya juga sambil dengerin lagu-lagu juga, salah satunya Idgitaf,” cerita Gia.

Baca Juga: Edisi Khusus Perempuan Muda dan Keberagaman: Cerita 2 Pasangan Beda Agama, Putus Atau Lanjut Kalau Sudah Sayang?

Lain halnya dengan Sekar yang justru semakin fasih bermain gitar dan bernyanyi setelah mendengarkan lagu Nadin Amizah. Apalagi Sekar mengakui bahwa chord lagu-lagu Nadin cukup sulit dan perlu waktu lama untuk bisa lihai memainkannya.

Sekar tidak mampu menuangkan perasaannya lewat kata-kata. Hal inilah yang membuatnya tidak sanggup journaling atau menulis buku harian. Namun, mendengarkan lagu Nadin cukup membantu Sekar untuk memetakan setiap permasalahan yang sedang dialami.

“Aku nggak sanggup journaling, tapi itu cukup membantu untuk memetakan dan mengenali emosi aku sendiri saja,” ujar Sekar. 

Dari situ, Sekar jadi mudah mengekspresikan apa yang sedang dirasakan. Ia tak lagi memendam perasaan sedih, marah, dan bahagia. Ia mampu mengekspresikannya dengan bebas, sama seperti cara Nadin mengekspresikan perasaan lewat lagu-lagunya.

Ajak Perempuan Berdaya Lewat Karya

Di tengah gempuran lagu-lagu galau yang menempati posisi teratas Spotify, ada penyanyi yang mengajak perempuan bangkit. Nadin Amizah dan Idgitaf adalah salah dua musisi perempuan muda yang sering memotivasi pendengarnya untuk berdamai dengan masalah.

Album Nadin Amizah berjudul Selamat Ulang Tahun contohnya. Album ini berisi lagu-lagu yang mengajak pendengarnya untuk memahami diri lebih dekat. Bahkan, album tersebut seolah mengikuti perjalanan hidup kita dari sejak kecil hingga beranjak dewasa.

“Dia (Nadin) mau nunjukin kalau sebagai perempuan kita bisa berkarya sebebas itu, segila itu, seotentik itu. Aku rasa dia juga ingin menyampaikan itu ke kita kalau kamu perempuan, ya sudah ayo bikin karya sendiri. Nggak usah melulu harus di dalam band atau bergantung siapa yang lain,” ujar Sekar.

Sekar menambahkan, Nadin Amizah seperti ingin bercerita tentang hidupnya kepada orang lain. Ia ingin orang lain yang mendengarkan lagunya bisa merasakan semangat hidup Nadin. Dengan begitu, perempuan pun bisa lebih kuat dan menghargai setiap proses yang dijalani.

Selaras dengan Sekar, Gia juga sepakat bahwa Idgitaf ingin menguatkan sesama perempuan dalam menjalani hidup. Terlebih Idgitaf juga seumuran dengan Gia yang sedang mengalami quarter life crisis, kondisi dimana seseorang merasa gelisah akan masa depannya.

“Dia itu memotivasi anak-anak muda, khususnya perempuan, untuk lebih memahami perasaan diri sendiri dan menerima keadaan yang ada. Apapun yang kita rasakan, apapun yang kita alami sekarang itu ya diterima dulu. Baru setelah kita mencapai tahapan penerimaan itu, baru kita bisa melangkah,” ucap Gia.

Baca Juga: Feminisme Sulit Diperjuangkan di Korea, Namun Idola K-Pop Tetap Kampanye Lewat Karya Mereka

Lewat karyanya, Idgitaf seolah ingin mengingatkan kepada perempuan muda bahwa masalah itu akan terus ada sepanjang hidup. Meski begitu, perempuan tidak perlu merasa sendirian dalam menghadapinya. Wajar jika dalam perjalanan akan merasa sedih, marah, kecewa, dan lain sebagainya.

“Kamu bisa bangkit dan melupakan hal-hal yang negatif untuk menjadi diri kamu yang seutuhnya, yang siap menghadapi masa depan dan hidup kamu selanjutnya,” tutup Gia.

(Foto: Instagram @cakecaine)

Rustiningsih Dian Puspitasari

Reporter Konde.co.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!