Do’s and Don’ts Basa-Basi Lebaran Agar Orang Gak Tersinggung dan Overthinking

Pertanyaan khas lebaran yang benernya penuh basa-basi seperti: gimana karirmu? Kenapa tubuhmu gendut? Ini selalu menjadikan perempuan tak nyaman ketika pulang kampung. Seolah-olah karir bagus dan tubuh kurus adalah tujuan akhir setiap perempuan.

Sarah Astita (25) sangat menantikan momen Lebaran 2024. Setelah berjibaku menjalani kuliah S2 Kajian Pengembangan Perkotaan Universitas Indonesia, Sarah ingin pulang ke kampung halamannya di Temanggung, Jawa Tengah. Ia sudah mengagendakan waktu berkumpul bersama keluarga.

“Paling senang ketemu keluarga dari nenek, tapi yang inti-inti aja. Karena mereka yang paling dekat, mereka yang paling mengerti, dan mereka yang paling memahami aku,” ujar Sarah pada Konde.co pada Senin (1/4/2024).

Sarah merasa keluarga menjadi tempat aman baginya untuk berkeluh kesah, berbagi cerita dan pandangan, dan tidak pernah melontarkan basa-basi menyebalkan. Ia merasa terganggu dengan orang-orang yang sok asik mencairkan suasana dan seolah mengerti kehidupan Sarah. Apalagi jika mereka hanya bertemu saat momen Lebaran saja.

Sebagai anak rumahan, Sarah justru merasa terganggu dengan ucapan para tetangga yang selama ini sudah jarang ketemu. Mereka sering mengomentari fisik Sarah, alih-alih menanyakan kabar karena lama tak jumpa. Komentar tersebut membuat Sarah tidak nyaman karena selalu menilai tubuh Sarah.

“Mbak Tita (panggilan akrab Sarah di rumah) sudah lama nggak ketemu kok jadi tambah bulat pipinya kayak bakpao, sekarang jadi tambah berisi, pipinya ke mana-mana. Dalam hati gue, lo nggak ngerti masalah hidup gue kok tiba-tiba yang diomongin fisik,” cerita Sarah.

Baca Juga: Siapa Yang Memasak Opor Ayam di Hari Lebaranmu?

Kejadian serupa juga dialami Natasyha Destata (22). Ia memutuskan tidak pulang ke kampung halamannya di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau pada Lebaran tahun ini. Selain tuntutan pekerjaan, Natasyha juga malas bertemu saudara dari ayahnya yang sering mengomentari pilihan hidupnya.

“Setiap hal yang aku lakukan selalu dikomentari. Dari awal aku masuk kuliah, aku ditanyain “kuliah di mana?”, “di Jogja”, “di mana? UGM? UNY?”, “bukan, di UIN”, “lho kok UIN?,” cerita Natasyha kepada Konde.co pada Senin (1/4/2024).

Natasyha yakin, jika ia pulang kampung setelah lulus ini, dia akan mendapatkan pertanyaan seputar karir yang sedang dijalani. Natasyha sudah terlalu malas merespons pertanyaan tersebut. Tak heran jika ia memilih berkumpul bersama pamannya.

Ia merasa lebih mendapatkan banyak ilmu ketika sedang bersama pamannya. Kebetulan mereka sering membaca buku, sehingga bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman. Bahkan, Natasyha sering diberi rekomendasi dan pinjaman buku oleh pamannya. Selain paman, Natasyha juga memilih berbincang bersama neneknya.

Pertanyaan lain yang selalu menyergap perempuan ketika pulang kampung yaitu pertanyaan tentang kapan kawin? Pertanyaan seperti ini selalu membuat banyak perempuan enggan untuk pulang atau ketemu keluarga saat lebaran atau saat hari raya:

“Kapan kawin?”

“Sudah punya calon belum?”

Pertanyaan seperti ini selalu membuat galau. Bahkan pertanyaan: “sudah punya calon belum?” ini seolah menjadi password setiap perjumpaan dengan saudara.

Baca Juga: Dear Ortu, Mudik Ini Aku Gak Bisa Penuhi Keinginanmu untuk Nikah dan Punya Anak 

Belum lagi sindiran-sindiran halus seperti:

“Teman SMA mu si Ani itu sudah hamil lho sekarang! Atau “si Ratna kemarin menikah, kamu diundang nggak?”

Ini adalah percakapan para perempuan yang dikuatirkan sebelum hari raya

“Siapa sih yang nggak pengen nikah? Tapi kalau belum ada yang cocok masak harus sembarangan cowok diajak menikah?”

Momen Lebaran yang seharusnya hangat justru memberi kesan yang membosankan karena basa-basi tidak penting. Kalimat “mohon maaf lahir dan batin” seolah menjadi formalitas belaka. Selebihnya, orang tak benar-benar memaafkan, bahkan memelihara kekesalan dalam diri.

Pulang kampung, tradisi Lebaran yang sangat melekat pada masyarakat Indonesia. Momen Idul Fitri dimanfaatkan untuk berkumpul dengan orang terkasih. Sayangnya, tidak semua orang menikmati momen tersebut. Alih-alih menjaga tali silaturahmi, Lebaran justru bisa memutusnya lewat ucapan dan ekspektasi berlebihan.

Apa Basa-Basi yang Boleh Diucapkan Selama Lebaran?

Tanpa disadari, basa-basi menyebalkan memang sering ditemui di sekitar kita. Apalagi jika terpisah jarak yang cukup lama. Wajar jika seseorang berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu. 

Kita tidak pernah tahu pergumulan orang lain. Alih-alih menanyakan dan mengomentari pilihan hidupnya, lebih baik memberikan afirmasi positif yang bisa membangkitkan semangatnya. Seseorang akan menghargai pujian dan ucapan yang disampaikan dengan tulus karena menunjukkan kepedulian.

Lantas, apa saja basa-basi Lebaran yang seharusnya dilakukan? Simak tipsnya berikut ini!

1.Tanyakan kabar

Bertanya kabar setelah lama tidak bertemu adalah hal yang wajib dilakukan. Ini sebagai bentuk kepedulian terhadap seseorang. Pertanyaan ini juga bisa berlanjut pada obrolan berikutnya seperti berkeluh kesah, berbagi pengalaman menarik, dan lain sebagainya.

“Gimana kabarnya? Misalnya nanya kemarin puasanya lancar atau enggak? Mungkin ngomongin cuaca hari ini. Itu lebih relevan saja dengan aku,” ujar Sarah.

Menurutnya, basa-basi yang baik ketika bisa dijawab hanya dalam hitungan detik, tanpa orang tersebut harus berpikir sebelum menjawab. Obrolan yang asyik juga tidak membuat orang lain berpikir berlebihan (overthinking) sepulang berkumpul.

2.Mendengarkan pengalaman seseorang

Alih-alih bertanya soal pencapaian dan pilihan hidup, lebih baik menanyakan pengalaman seseorang di bidang yang sedang ia jalani. Biarkan orang lain bercerita tentang sesuatu yang sedang digeluti atau yang diminati. Dengan begitu, kita bisa tahu betapa serunya pengalaman orang lain tanpa harus membandingkan pencapaian masing-masing.

“Nggak semua orang mengalami proses yang mudah dalam kehidupannya. Istilahnya mereka menanyakan hasil tanpa tahu gimana proses sampai kita mendapatkan pekerjaan itu,” ujar Natasyha.

Apapun pekerjaan yang sedang dijalani, pendidikan yang sedang ditempuh, atau persoalan hidup yang sedang dihadapi, semuanya adalah pengalaman yang membentuk pribadi seseorang agar menjadi lebih kuat. Afirmasi ini jauh lebih berharga dan menunjukkan rasa empati kepada sesama manusia.

3.Ajak diskusi topik yang sedang hangat

Informasi terkini juga bisa menjadi topik diskusi menarik dan yang paling aman untuk dibicarakan. Kita bisa membahas tentang tren yang berkembang di masyarakat, atau sekadar mencoba dance cover baru di TikTok. Hal ini akan membuat momen berkumpul menjadi semakin menyenangkan.

Baca Juga: 4 Dampak Perayaan Lebaran Yang Tak Ramah Lingkungan
4.Nostalgia masa lalu

Berkumpul dengan saudara jauh atau yang lama tidak berjumpa sejatinya bisa menjadi momen untuk mengingat kebersamaan di masa lalu. Momentum ini sekaligus dapat menghibur, terlebih dengan tingkah jenaka dan menggemaskan saat masih kecil.

Selama bernostalgia, pastikan untuk fokus pada kenangan menyenangkan. Hal ini untuk meminimalisir agar tidak ada pihak yang tersinggung atau malu. Jangan lupa juga untuk tetap menjaga privasi seseorang meski sedang berkumpul dan bernostalgia.

5.Menceritakan hobi

Seperti yang dilakukan Natasyha, ia bersama pamannya selalu membahas tentang buku setiap kali bertemu. Ia juga mendapat pengetahuan baru soal buku yang sedang dibaca atau diceritakan oleh pamannya. Bahkan ia tergugah untuk meneruskan hobi membacanya yang sempat terhenti karena kesibukan.

“Menurutku itu lebih menguntungkan walaupun hanya sekadar sharing pengalaman baca buku. Se-simple “paman habis baca buku tentang ini lho, ternyata isinya kayak gini”,” ujar Natasyha.

Saat ini, tren hobi semakin banyak bermunculan. Setiap orang juga pasti memiliki hobi dan minat yang berbeda-beda. Jadi, tak ada salahnya berbagi cerita tentang hobi masing-masing. Hal ini sekaligus memberi kesempatan belajar dan bertukar pengalaman dengan orang lain.

6.Mengenalkan relasi

Terakhir yaitu bisa mengenalkan dengan relasi saudara. Tidak hanya membuka peluang bisnis atau karier, relasi juga bisa menjadi solusi dari pertanyaan soal hubungan. Apalagi jika orang tersebut masih single atau baru saja putus dari pasangannya. Terlepas dari ujung relasi yang dibangun nantinya, tak ada salahnya memperluas jaringan yang berguna di masa depan.

Yuk, ubah kebiasaan basa-basi yang membuat orang lain tersinggung dan overthinking menjadi lebih asyik. Jadikan momen Lebaran semakin hangat agar silaturahmi tetap terjaga.

Rustiningsih Dian Puspitasari

Reporter Konde.co.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!