Liburan a la milenial dan gen Z

Liburan Versi Gen Z dan Millennial: Keluar Kota untuk Refreshing dan Family Time

Sebuah survei dilakukan untuk melihat, seperti apa liburan versi Gen Z dan Millennial?

Nakku Cinta Mentari Pagi, seorang Gen Z asal Yogyakarta, sedang merencanakan liburan keluar kota di akhir tahun ini. Tahun baru ini akan ia habiskan di Bali.

Ia merasa harus keluar sejenak keluar dari Yogyakarta untuk mengambil aktivitas ‘diam’ sejenak dan keluar dari rutinitas. Ia berencana ke Bali untuk liburan tahun baru sambil menengok temannya. Bagi Nakku dan kawan-kawannya, liburan seperti ini penting untuk menghilangkan penyakit mental.

“Liburan itu selalu penting untuk kesehatan mental, bertemu teman-teman lama,” kata Nakku pada Konde.co

Savana Candid Nusantara, seorang Gen Z asal Jakarta, juga berencana liburan bersama orang tuanya keluar kota. Beberapa kota yang akan disinggahinya adalah Yogyakarta, Malang dan Surabaya. Ia ke Yogyakarta untuk pulang kampung ke rumah neneknya untuk merayakan Natal, dan akan berlanjut ke Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk liburan. Yang ia cari dari liburan adalah mencari suasana santai di tengah kesibukan sekolahnya yang banyak kegiatan, ia paling suka berburu kuliner yang khas di kota-kota itu.

“Selain itu liburan adalah waktunya family time,” kata Savana.

Baca Juga: Kuliah Sambil Kerja, Uang Menipis, Gen Z Tak Bisa Liburan Dan Pulang Kampung

Para Gen Z tim Konde.co juga mengatakan, liburan penting untuk mengambil waktu santai diantara kesibukan di Jakarta. Fikri Nugraha memilih pulang ke Bandung dan bertemu banyak teman lamanya sambil ngopi untuk update kehidupan mereka pasca kuliah. Bagi Fikri ini penting untuk mengetahui kabar satu-satu. Terra Istinara juga pulang kampung ke Yogyakarta untuk Natalan bersama keluarga dan bertemu pacar, karena relasi dengan pacar selama ini LDR-an, jadi libur 2 minggu adalah kesempatan ketemu pacar. 

“Selama ini LDR-an, jadi ini saatnya ketemu pacar,” kata Terra Istinara.

Sedangkan Nabila Wahyu, Gen Z asal Jakarta, memilih liburan ke Yogyakarta untuk beberapa hari. Yogya dipilih karena termasuk kota yang santai, lumayan sejuk untuk refreshing. Ia hanya beberapa hari di Yogyakarta karena harus merayakan Natal di Jakarta, jadi liburan di Yogyakarta tidak bisa dilakukan lama-lama. DI Yogya, ia mendatangi Candi dan pantai.

“Hanya beberapa hari di Yogyakarta, kotanya enak untuk jalan-jalan,” kata Nabila

Billy Nathan Setiawan, PhD Candidate Applied Linguistics di University of South Australia pernah menuliskan tentang pentingnya #healing untuk melepas stress dalam aktivitas sehari-hari, hal ini bisa dilakukan salah satunya dengan liburan. 

Seorang pegawai kantoran di Jakarta juga mengunggah foto-foto liburan ke luar kota di akun Instagram-nya dengan tulisan “#healing sejenak bersama keluarga”. Atau, seorang pelajar SMA mengunggah foto tiket kereta dengan keterangan “OTW ke Jogja! #healing” di Twitter.

Dari sini kita melihat bahwa pentingnya liburan sekaligus healing, atau bisa melakukan healing ketika liburan. 

Baca Juga: Liburan, kok Malah Burnout? Ini Akibat Stres Saat Berlibur

Lalu seperti apa sebenarnya liburan versi Gen Z dan milenial? Berlibur dapat memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk beristirahat dari kesibukan serta rutinitas harian. Guna memahami tren terkini dalam dunia pariwisata, Jakpat melalui survei nya yang diterima Konde.co melakukan survei terhadap 1.448 responden yang berbagi rencana liburan mereka untuk enam bulan ke depan.

Sebanyak 36% responden berencana untuk berlibur ke luar kota, terutama Millennial. Sebanyak 26% responden lainnya memilih liburan dalam kota tanpa menginap. Di sisi lain, 38% Gen Z belum memiliki rencana liburan untuk periode tersebut.

Milenial cenderung merencanakan liburan bersama keluarga atau pasangan mereka, sedangkan Gen Z lebih memilih untuk berlibur dengan teman-teman.

Sebanyak 64% responden berencana untuk menikmati liburan singkat selama satu hingga tiga hari. Berdasarkan kelas ekonomi, kelompok kelas atas cenderung merencanakan liburan lebih lama, seperti empat hingga tujuh hari.

Tujuan Liburan Favorit

Menghilangkan stres menjadi alasan berlibur bagi 66% responden. Jika diperinci, Milenial dan perempuan lebih tertarik wisata kuliner, sedangkan Gen Z dan laki-laki lebih fokus mencari pengalaman baru dan waktu untuk diri sendiri (me time).

Saat memilih lokasi wisata, tiga dari lima responden mempertimbangkan biaya. Milenial cenderung memperhatikan aktivitas yang bisa dilakukan, lokasi, dan variasi kuliner yang tersedia. Di sisi lain, Gen Z lebih memprioritaskan aspek keamanan dan tempat-tempat dengan spot foto menarik.

Septiana Widi Sugiastuti, Research Lead Jakpat menyoroti ketertarikan masyarakat dalam berwisata sambil melakukan kegiatan yang mendukung kesehatan fisik dan mental.

“Berkembangnya wellness tourism dapat memberikan peluang bagi industri pariwisata dengan mengembangkan paket wisata kesehatan atau program wellness. Ini bisa dipasarkan sebagai cara untuk menyegarkan tubuh dan pikiran, khususnya untuk kalangan pekerja urban yang mencari destinasi pelepas penat.”

Memilih oleh-oleh

Sebanyak 63% responden menyiapkan dana untuk membeli oleh-oleh, terutama di antara mereka yang sudah memiliki anak.

Jenis oleh-oleh yang paling digemari adalah makanan khas daerah, yang dipilih oleh 87% responden. Souvenir seperti gantungan kunci, tempelan magnet, dan miniatur, menjadi pilihan kedua terbanyak dengan persentase 57%.

Sebesar 84% responden membeli buah tangan di toko pusat oleh-oleh, sementara 1 dari 2 responden membelinya di lokasi wisata. 

Septiana juga merekomendasikan kepada pemilik tempat wisata untuk memanfaatkan platform e-commerce guna mempermudah proses pembelian oleh-oleh.

Baca Juga: Libur Lebaran di Carita: Menyegarkan, Tapi Keamanan Saya Sebagai Perempuan Terancam

“Fitur pemesanan online bisa dipromosikan di lokasi wisata agar wisatawan dapat melakukan pemesanan dengan lebih praktis. Selain itu, media sosial dapat digunakan untuk menunjukkan proses pembuatan makanan, kisah di balik produk, dan cerita budaya yang terkait. Hal ini akan membuat oleh-oleh tersebut lebih menarik dan dapat membangun loyalitas konsumen. Kolaborasi dengan influencer lokal juga dapat menjadi strategi yang efektif.”

Sedangkan tim Konde.co lebih memilih beli oleh-oleh makanan tradisional setempat dan membelinya secara langsung, biar bisa langsung mencicipi makanan lokal ini. Sedangkan Savana selain jalan-jalan, menjadikan kuliner sebagai salah satu tujuan untuk makan di setiap kota yang disinggahinya.

“Mencicipi kuliner jadi salah satu tujuan, karena penasaran, sudah jauh-jauh gak mencicipi kuliner di kota setempat.”

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik. Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!