Ajakan Flash Mob Para Aktivis Perempuan: Seberapa Indonesianya Kamu?

Luviana- www.Konde.co

Jakarta, Konde.co- Seberapa Indonesianya kamu? Begitu teriakan puluhan aktivis perempuan yang sedang latihan flash mob, 1 Agustus 2019 lalu.

Awalnya, Eva Simanjuntak, Evie Permatasari, Virlian Nurkristi, Yolanda dan Ulfa Kasim bertemu di Cikini. Para aktivis perempuan ini gelisah dengan banyaknya bentuk penyeragaman pada perempuan yang membuat tergerusnya makna keberagaman. Baju yang harus seragam, perempuan yang harus tunduk pada aturan padahal mendiskriminasi mereka, juga aturan ketat lain yang justru membelenggu perempuan.

Dari perbincangan di sore hari itulah mereka kemudian menggagas sebuah flash mob, sebuah tarian massal untuk mengajak semua orang menari dan merayakan keberagaman.

Maka, jadilah pertengahan Juli 2019 lalu mereka mulai berlatih flash mob di halaman Komnas Perempuan di Jakarta. Ketika saya datang dalam latihan sore hari awal Agustus lalu, itu adalah latihan yang sudah dilakukan ketiga kalinya. Kurang lebih 30-an perempuan menari cokek bersama. Ada yang membawa selendang, beberapa menggunakan kaos dan baju kerja.

Dengan dilatih oleh pelatih cokek, Heni, para perempuan dari berbagai organisasi dan individu ini ikut menari bersama. Ada yang saling kenal, beberapa tidak kenal, pulang dari kantor dan ingin ikut dalam gerakan ini.

Eva Simanjuntak dan Virlian mengatakan bahwa mereka menari cokek karena cokek adalah perlambang sejarah banyak kultur yang hidup di Indonesia yaitu perpaduan kultur Tiongkok, Sunda, Betawi dan unsur pencak silat. Tarian ini juga melambangkan harapan, keinginan dan doa.

Maka dari latihan sore itu, mereka kemudian mengajak semua perempuan, semua orang dari seluruh wilayah di Indonesia untuk melakukan flash mob bersama sambil bertanya: seberapa Indonesianya kamu?

Seberapa Indonesianya Kamu?

Platform atau judul kampanye ini memang dipilih untuk mengajak semua orang menari dan merayakan keberagaman. Virlian dan Eva Simanjuntak mengatakan bahwa tarian ini akan mereka pentaskan secara bersama-sama pada 18 Agustus, kemudian bergantian di berbagai wilayah di seluruh Indonesia hingga 28 Oktober 2019. Ini tak lain untuk memperingati hari sumpah pemuda dan mengingatkan pada semua orang bahwa Indonesia didirikan dari identitas keberagaman dan sampai saat ini begitulah adanya Indonesia.

“Hingga sekarang sudah banyak wilayah yang akan merayakan bersama, menari bersama dengan flash mob, seperti dari Surabaya, Makassar, Medan dan menyusul kota-kota lainnya selain Jakarta. Ini untuk menunjukkan bahwa kita semua mencintai keberagaman,” kata Eva Simanjuntak ketika ditemui pada saat latihan di Komnas Perempuan, 1 Agustus lalu.

Karena dilakukan di berbagai daerah, maka ada kebebasan bagi siapapun, berasal dari daerah manapun untuk menari sesuai dengan daerahnya masing-masing untuk menjaga identitas keragaman daerah yang tak boleh luntur. Di akhir menari, nantinya semua orang akan berteriak “Seberapa Indonesianya kamu?”

Untuk di Jakarta sendiri, flash mob bersama ini akan diadakan pada 18 Agustus 2019 nanti di kawasan kota tua

Gerakan dalam cokek sendiri merupakan gerakan yang harmonis dan luwes, yaitu dengan gerakan tangan dan pinggul yang bergoyang seirama. Selain itu penari juga menari dengan selendangnya. Pemandangan inilah yang akan digaungkan bersama sebagai persatuan dan menciptakan keharmonisan.

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!