Melly Setyawati- www.Konde.co
Jakarta- Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) bersama Komnas Perempuan dan Ke:Kini ruang bersama kembali mengadakan “Give Back Sale ” ke 7 pada 13-15 Desember 2018. Give Back Sale adalah event penjualan barang-barang yang kemudian hasil penjualannya didonasikan untuk para perempuan korban kekerasan di Indonesia.
Data perempuan korban yang naik setiap tahunnya, membuat Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) dan Komnas Perempuan mulai menyelenggarakan Give Back Sale di tahun 2016. Dalam setiap event Give Back Sale, ada masyarakat yang menyumbangkan barang-barangnya yaitu berupa: pakaian, assesories, selendang, sepatu dan tas dan kemudian barang-barang ini dijual di event Give Back Sale.
Komnas Perempuan menyebutkan jumlah kekerasan terhadap perempuan yang semakin naik. Di tahun 2013 terdapat 279.688 kasus kekerasan terhadap perempuan, di tahun 2016 terdapat 321.725 kasus. Jenis kekerasan terhadap perempuan yang paling menonjol sama seperti tahun sebelumnya yaitu Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di ranah personal yang mencapai angka 71% (9.609). Ranah pribadi paling banyak dilaporkan dan tidak sedikit diantaranya mengalami kekerasan seksual. Posisi kedua kekerasan terhadap perempuan terjadi di ranah komunitas/publik dengan persentase 26% (3.528) dan terakhir adalah kekerasan terhadap perempuan di ranah negara dengan persentase 1,8% (217), di tahun 2017 melonjak menjadi 348.446 kasus. Rata-rata mereka mengalami kekerasan fisik, psikis, ekonomi dan seksual.
Give Back Sale sendiri diselenggarakan untuk membantu individu/ komunitas/ lembaga pengada layanan (Women’s Crisis Center/ WCC) yang sehari-harinya membantu perempuan dan anak korban kekerasan. Para perempuan korban ini selaman ini diberikan pendampingan psikologis hingga mendampingi penuntasan kasus sampai pengadilan.
Direktur Eksekutif Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa), Anik Wusari menyatakan bahwa dengan membeli barang-barang melalui Give Back Sale, maka kita akan membantu banyak perempuan dan lembaga pengada layanan perempuan untuk menuntaskan kasus-kasus kekerasan perempuan.
Give Back Sale membantu kita untuk terhubung dengan orang-orang yang peduli pada para perempuan korban dan membantu mereka menyelesaikan kasus yang mereka alami,” kata Anik Wusari.
Di hari pertama pelaksanaan Give Back Sale, Kamis (13/12/2018), donasi yang sudah terkumpul dari hasil penjualan kurang lebih sebanyak: Rp. 20 juta. Selain menjual barang-barang, dalam event Give Back Sale diadakan juga workshop berdonasi pada Sabtu (15/12/2018). Beberapa topik workshop antara lain: How to Make an Effective Campaign, It’s All About Me Up, Urban Little Garden, Zero Waste, Pembacaan Tarot dan Sktech.
Adinda dari The Indonesian Institute dan Suara Kebebasan yang memiliki hobi berbelanja mengatakan bahwa belanja saat ini bukan cuma soal menyenangkan diri sendiri tetapi untuk membantu upaya teman-teman di Indonesia untuk Kemanusiaan dan Komnas Perempuan melalui Give Back Sale untuk programnya Pundi Perempuan. Ia menambahkan,
“Lewat kegiatan ini kita bisa ikut berdonasi untuk meningkatkan kesadaran soal upaya untuk melawan kekerasan terhadap perempuan.”
Sementara Valentina Sagala feminis, aktivis HAM, dan pendiri Institut Perempuan mengungkapkan bahwa dari tahun ke tahun, angka kekerasan terhadap perempuan selalu meningkat. Dan teman-teman di berbagai penjuru di Indonesia menjadi pengada layanan, yaitu lembaga-lembaga yang memberikan bantuan kepada perempuan korban kekerasan maupun anak perempuan korban kekerasan. Baik, itu pendampingan psikososial, pendampingan hukum. Untuk itu tentu dibutuhkan banyak sekali pendanaan agar kerja-kerja teman-teman LSM perempuan dan pengada layanan bisa terus berlangsung. Valentina mengemukakan harapannya, “Saya tentu berharap agar banyak dari teman-teman sekalian, siapapun kita untuk terlibat, baik mendonasikan barang-barang yang layak pakai dan masih memiliki nilai jual, juga untuk mari kita berbelanja bersama-sama di Give Back Sale. Karena seluruh hasil penjualan barang-barang yang ada di Give Back Sale akan disalurkan bagi teman-teman pengada layanan.”
Dana ini kemudian akan didonasikan melalui program Pundi Perempuan yang dikelola IKa. Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) dan Komnas Perempuan mengelola Pundi Perempuan sejak tahun 2003. Saat ini kurang lebih sudah 80 individu/ komunitas dan pengada layanan untuk perempuan korban kekerasan seksual telah mendapatkan donasi Pundi Perempuan.
Pundi Perempuan merupakan women’s fund (dana hibah perempuan) pertama di Indonesia yang hadir dalam konteks persoalan kekerasan terhadap perempuan di Indonesia dan dalam dinamika dana yang tersedia untuk perubahan sosial.
Digagas oleh Komnas Perempuan pada tahun 2001, dan mulai tahun 2003 dikelola bersama IKa (Indonesia untuk Kemanusiaan). Pundi Perempuan menghadirkan model hibah yang memberdayakan, sesuai dengan nilai-nilai perubahan sosial yang diharapkan. Kegiatan dalam Pundi Perempuan antaralain melakukan penggalangan, pengelolaan, pengembangan dan pendistribusian sumber dana yang akuntabel, memberi dukungan dan mendorong keberlanjutan organisasi, komunitas atau individu yang memiliki inisiatif penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Memberikan dukungan bagi kesehatan, keselamatan, kesejahteraan dan kapasitas perempuan pembela HAM. Serta membangun dan mengembangkan jaringan baik di tingkat lokal, nasional dan internasional untuk memperkuat peran Pundi Perempuan.
(Foto: Indonesia untuk Kemanusiaan/ IKa)