Tips Pilih Pasangan: Jangan Terburu-Buru Hanya Karena Dipaksa Keluargamu

Sudah puluhan purnama tak ketemu saudara, yang ditanya pasti: mana pasanganmu? Padahal kita tak boleh tergesa-gesa memilih pasangan. Kasih tahu juga ke saudaramu, bahwa tak semua orang harus berpasangan, karena untuk berpasangan atau tidak, pilihan ada di tangan kita

Jangan tergesa-gesa memilih pasanganmu, walaupun kalimat itu merupakan pepatah lama, tapi saya setuju, karena hati-hati memilih pasangan akan membuatmu menyeleksi dengan baik.

Dan bisa saja, ketika menyeleksi pasangan ini, tak ada yang tepat buat kita, atau kita belum menemukan yang tepat. Ini bisa saja terjadi.

Sudah puluhan purnama tak ketemu saudara, yang ditanya pasti,“Mana pasanganmu? ini sudah puluhan purnama lebih loh, kok kamu masih sendiri, lihat tuh, temanmu sudah menikah bahkan temanmu sekolah dulu sudah bercerai dan sudah menikah lagi. Tahun ini kamu sudah berumur 25 tahun kan, wah, itu sudah waktunya untuk menikah.”

Kalimat kepo ini tidak pernah enak didengar. Jadi ketemu saudara malah jadi momok yang menakutkan. Padahal tak semudah itu mendapatkan pasangan yang sesuai kriteria kita

Karena mencari pasangan itu buat saya, tidak perlu berlomba-lomba untuk merasa aman sebagai perempuan jika ditanya sana-sini. Sebagai perempuan, yang perlu saya pikirkan dalam mencari pasangan adalah “kriteria” yang cocok buat hidup kita

Nah untuk itu, untuk meluruskan “niat baik” saudara yang sering menanyakan pasangan ke kamu, kamu perlu menginformasikan juga kepada mereka kriteria yang kamu inginkan. Buat saya ini yang paling penting yang harus mereka tahu. Ini loh, kriteria pasangan yang aku cari:

1.Pasangan yang menghormati pilihanmu

Yang paling penting dan nomer satu adalah cari pasangan yang menghormati pilihan kamu, seperti halnya kita bebas memilih dan menentukan mau jadi apa. Mau bekerja di rumah? Di luaran? Atau mau jadi apa? Pasangan kita harus menghormati pilihan kita

2.Pasangan yang menghormati pemikiranmu

Kamu harus memilih pasangan yang menghormati pemikiranmu, karena pemikiranmu itu sangat penting dan diperlukan, jangan sampai pengambil keputusan sepenuhnya ada di tangan dia dan kamu hanya bisa diam tanpa bisa menyerukan pendapatmu. Karena akan berdampak kepada cara berpikirmu nanti

3.Pasangan yang menghormati privasi

Yang ketiga, cari pasangan yang menghormati privasi kita, salah satu contohnya, ketika kita tidak mau bertukar kata sandi media sosial karena media sosial yang kamu punya pasti mempunyai banyak kenangan masa lalu yang hanya kamu sendiri yang ingin menikmatinya tanpa ada campur tangan dari orang lain.

Tapi, boleh saja bertukar kata sandi kecuali kamu berdua memang sepakat untuk saling mengetahui

4.Pasangan yang bisa diajak untuk berbagi

Berbagi tidak hanya tentang makanan yang bisa kamu makan berdua. Tetapi berbagi itu saat kamu merasa pahit, pasanganmu menampung pahitmu dan memberikanmu rasa manis yang pasanganmu punya.

5.Pasangan yang tidak melakukan kekerasan

Yang kelima, kamu harus benar-benar pastikan bahwa pasangan yang kamu pilih tidak melakukan pelecehan dan kekerasan di hidupmu, karena kekerasan, baik itu kekerasan seksual, ekonomi, fisik dan psikis, akan berdampak pada kesehatan mentalmu.

Itulah kriteria yang bisa kamu bagikan ke saudaramu atau keluargamu untuk mencari pasangan, Jadi, tetap berpikir positif tanpa tergesa-gesa mendengar omongan orang lain dalam mencari pasangan.

Lakukanlah hal yang membuatmu bahagia atau lakukanlah perjalananmu yang sempat tertunda seperti halnya cita-cita yang sudah kamu impikan atau bahkan hanya sekedar traveling ke tempat yang tanpa adanya perbedaan status gender dan paksaan dalam mempunyai pasangan.

Ingat, pilihan soal pasangan itu ada di tangan kita, termasuk ketika kita memilih untuk tak berpasangan

(Foto/ ilustrasi: Pixabay)

Osi NF

Designer grafis. Menyukai hal-hal baru dan belajar di media online sebagai tantangan awal. Aktif di salah satu lembaga yang mengusung isu kemanusiaan
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!