Untuk Perempuan Yang Mau Menikah, Apakah Pasanganmu Sudah Penuhi Check List Ini?

Untuk perempuan yang mau menikah, coba periksa, apakah pasanganmu sudah memenuhi check list ini atau belum? keterikatan emosional, cinta, rasa menghormati, sampai satu tujuan.

Kita sering melihat di media sosial pasangan-pasangan artis atau influencer yang terlihat adem dan jarang terdengar kabar miring, relationship goals pokoknya!

Tapi ternyata menikah itu tidak selalu seindah yang kita lihat dan menjalankan pernikahan itu tidak sama seperti masa pacaran. Dilansir melalui FimelaJournal of Sex and Marital Therapy menemukan beberapa alasan umum pasangan bercerai. Di antaranya adalah tidak adanya keterikatan emosional/cinta, tidak ada rasa menghormati, sampai tidak satu tujuan lagi.

Nah, untuk kamu yang punya rencana segera naik ke pelaminan, coba duduk bersama pasangan dan bahas empat hal di bawah ini terlebih dahulu, saya punya check list soal ini, coba kamu baca dan check list:

Sudah cukup dewasa

Dewasa itu gak dilihat dari umur aja loh, tapi dari pola pikir juga, ketika kamu ingin menikah bukan karena tuntutan umur atau tuntutan lingkungan. Pastikan kamu menikah bukan karena umur yang dibilang sudah dewasa, bukan karena orang tua mendorongmu untuk cepat nikah, bukan karena teman-teman dekatmu sudah menikah, apalagi bukan karena kamu kesepian. Pastikan kamu menikah karena sama-sama sayang dan kedua pihak siap dari berbagai aspek, mulai dari finansial, fisik, hingga mental.

Sudah menerima baik dan buruknya pasangan

Gimana caranya menerima baik dan buruknya pasangan? Terlebih dahulu kita sudah kenal dia luar dan dalam. Ketika masih di masa pacaran, perbanyak kualitas hubungan dengan ngobrol panjang lebar. Kenalan juga dengan teman-teman dan keluarganya. Pelajari bagaimana pasanganmu berperilaku di depan mereka.

Kalau ternyata dia punya sisi buruk yang kamu nggak sukai, obrolin sama pasanganmu. Utarakan dengan alasan yang logis kenapa kamu nggak suka. Jangan tiba-tiba berpikir “Dia pasti berubah kok kalau udah nikah.” It’s a big NO. Mengubah diri sendiri saja sulit, apalagi orang lain. Kita tidak bisa semudah itu mengubah perilaku buruk dari pasangan karena itu sudah jadi kebiasaan si dia. Lebih baik selesaikan masalah tersebut sebelum menikah daripada merasa kecewa dan sedih karena setelah menikah ternyata kebiasaan buruk itu tidak juga berubah.

Sudah aman secara finansial yang diusahakan bersama

Tidak munafik kalau disebut salah satu faktor kelancaran pernikahan adalah kondisi finansialmu dan pasangan. Tidak sedikit pasangan menikah yang berangan hubungannya cukup matang kalau didasari perasaan cinta dan tuntutan sosial saja. Padahal faktanya, kisruh masalah uang menjadi salah satu penyebab keretakan hubungan yang paling umum. Untuk menghindar dari salah satu perangkap masalah keluarga ini, alangkah baiknya jika kamu dan pasanganmu punya pemasukan sendiri-sendiri atau mandiri secara finansial, apalagi bagi pasangan yang termasuk generasi sandwich.

Kenal istilah generasi sandwich? Generasi yang masih membiayai orang tua, adik, dan juga membiayai anaknya sendiri, alias masih jadi tulang punggung bagi 2 generasi. Nah, bagi kalian yang termasuk generasi sandwich, penting sekali untuk aman secara finansial sebelum menikah. Apakah kalian sudah siap untuk menanggung biaya orang tua dan biaya keluarga kecil kalian di masa depan

Sudah satu pemikiran

Artinya, kamu dan pasangan sudah bicarakan dengan baik-baik untuk apa kalian menikah dan cara menjalankan pernikahan itu sendiri. Misalnya, bagaimana kalian akan mengelola keuangan setelah menikah nanti. Lainnya misal rencana memiliki anak, mungkin kamu tidak ingin memiliki anak tapi ternyata pasanganmu ingin memiliki anak. Perbedaan pandang ini jika tidak diketahui dan diselesaikan sebelum menikah akan menjadi kendala dalam pernikahan.

Selain itu, penting bagi pasangan untuk mendukung mimpi masing-masing dan jadi fleksibel. Sebagai pasangan, apapun mimpi pasangan kita harus mendukungnya untuk mencapai mimpi tersebut, begitu pun sebaliknya. Jangan sampai pasangan merasa kita tidak mendukung atau diri kita menjadi penghambat pasangan untuk berkembang.

Menikah bukan hanya tentang satu tubuh, tapi juga satu pikiran dan satu mimpi. Banyak pasangan yang fokus pada hari pernikahan yang hanya berlangsung beberapa hari saja, daripada pernikahan itu sendiri yang dijalankan seumur hidup.

Jadi, lebih baik pikirkan dengan matang-matang, apakah kamu dan pasanganmu sudah siap untuk menikah atau belum.

(Foto/ ilustrasi: Freepik)

(Sumber: https://plainmovement.id)

Greta Theresia

Penulis Plain Movement
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!