Persahabatan dan Kehilangan: Sederet Film Natal yang Menyentuh

Ada sejumlah film Natal yang menyentuh, mulai dari kisah persahabatan bos dan supirnya, seorang perempuan yang kehilangan arah hidup, sampai seorang Ayah yang kebingungan setelah putrinya meninggal.

Buat kamu yang tidak bisa berkumpul dengan keluarga dan liburan, jangan sedih. Kamu bisa menonton film-film Natal yang dapat menyemarakkan waktu liburmu. 

1.Green Book

Setting film ini dibuat pada tahun 1962, berdasarkan kisah nyata Dr. Don Shirley dan Tony Lip Vallelonga. Tony “Lip” Vallelonga (diperankan Viggo Mortensen) yang berprofesi sebagai penjaga klub malam Copacabana. 

Ketika klub malam tempatnya bekerja tutup karena direnovasi, Tony pun menganggur dan perlu segera mencari pekerjaan baru. 

Pada hari pertamanya menganggur, Tony melihat di rumahnya sudah ada paman dan beberapa orang keluarga Tony untuk menemani Dolores (diperankan Linda Cardellini), istri Tony yang sedang kedatangan 2 orang tukang air pria berkulit hitam ke rumahnya. 

Keluarga Tony takut 2 orang laki-laki kulit hitam tadi akan berbuat jahat kepada Dolores, maka mereka mengawasi tukang air yang sedang bekerja tadi. Dolores menyuguhkan minuman kepada 2 tukang air itu, Tony melihatnya dan membuang gelas bekas minum mereka ke tempat sampah karena merasa jijik. 

Adegan tadi menunjukkan betapa Tony adalah seorang yang rasis. Tahun 60-an memang rasisme terhadap kulit hitam sedang memuncak. Tak lama Tony mendapat informasi pekerjaan menjadi supir pribadi seorang dokter dan datang untuk wawancara. 

Betapa terkejutnya Tony ketika mengetahui dokter tersebut seorang laki-laki kulit hitam yang bernama Dr. Don Shirley (diperankan Mahershala Ali). Ternyata Don bukanlah seorang dokter medis, namun seorang psikiater sekaligus pianis kulit hitam terkenal. 

Tony yang sejak awal membenci orang kulit hitam, merasa kaget ditambah lagi melihat penampilan Don saat itu yang aneh dengan fashion jubah putih corak emas. Don mengatakan, ia membutuhkan supir sekaligus asisten pribadi yang bisa mengurus keperluannya selama tur delapan minggu dan akan berakhir di malam Natal. 

Tony awalnya menolak, namun ketika Don menaikkan bayarannya, Tony berubah pikiran dan setuju. Pihak manajemen Don pun memberikan buku hijau, yaitu buku panduan tentang restoran, daftar penginapan yang memperbolehkan orang kulit hitam masuk. 

Hari pertama kerja, Tony dilarang makan, merokok dan berbicara ketika sedang menyetir. Ia pun semakin benci kepada Don. Akhirnya tibalah mereka di tempat pertunjukan, Tony melihat Don bermain piano untuk menghibur orang-orang kulit putih. 

Saat Don mulai memainkan piano dengan indahnya, Tony pun tertegun dan kagum terhadap permainan piano Don. Perjalanan pun berlanjut, mereka berdua menghadapi berbagai kejadian buruk yang dihadapi Don sebagai orang kulit hitam seperti piano Don yang penuh sampah karena piano itu cocok untuk orang kulit hitam, Don tidak diizinkan memakai toilet rumah tamu orang kulit putih yang mengundangnya, sampai dianggap buronan oleh polisi. 

Selama perjalanan, mereka saling mengobrol dan Tony pun memahami alasan Don kenapa ia sampai mau bermain piano untuk orang kulit putih, serta mendengar cerita Don tentang kehidupannya yang kesepian karena tidak ada satupun orang kulit putih yang mau berteman dengannya, sebaliknya orang kulit hitam pun menganggap Don berbeda dari mereka. 

Tony merasa sedih dan menyadari sulitnya hidup Don dengan menyaksikan penolakan terhadap orang kulit hitam dimana-mana.

Yang menarik ketika Tony menulis surat untuk mengabari istrinya. Don melihat surat itu dan memperbaiki kata-kata Tony menjadi surat romantis. Dolores pun bahagia membaca surat itu. Istri Tony, sepenuhnya menyadari ketidaksempurnaan dan kekurangan suaminya yang tidak romantis, namun dia tetap mencintainya.

Tur pun berakhir dan mereka harus pulang agar Tony bisa merayakan Natal. Pada makan malam Natal, Don pun berkunjung ke rumah Tony. Keluarga Tony ternyata menyambut Don dengan hangat karena Tony telah berubah menjadi orang yang baik setelah bekerja dengan Don. 

Film yang dibuat tahun 2018 oleh sutradara Peter Farrelly ini memenangkan Best Picture pada Oscar 2019. 

Judul Green Book sendiri diambil dari buku hijau yang diberikan kepada Tony sebagai panduan tempat-tempat mana saja yang boleh didatangi orang kulit hitam di Amerika. Film ini menghangatkan hati dan mengajarkan untuk tidak membenci ras lain karena manusia tidak bisa memilih ras mana dia ingin dilahirkan.

2.Last Christmas

Film yang terinspirasi dari lagu Last Christmas ciptaan George Michael ini bercerita tentang Kate (diperankan Emilia Clarke) yang baru sembuh dari sebuah penyakit, menjalani hidup tanpa arah. 

Mencoba peruntungan audisi menyanyi, namun apapun yang dikerjakannya selalu gagal. Selain itu ia juga tidak akur dengan ibu dan kakaknya sehingga membuatnya malas pulang ke rumah dan malah merepotkan orang lain. 

Di tempat kerjanya pun, sebuah toko aksesoris Natal, Kate juga selalu dimarahi bosnya karena tidak memperlakukan pelanggan dengan baik, menyebut Kate tidak peduli dengan apapun, lupa mengunci pintu toko sehingga tokonya kemalingan. Lengkap sudah hidup Kate yang suram. Kate digambarkan sebagai sosok yang menyebalkan dan frustasi akan hidupnya. 

Suatu saat ia memperhatikan seorang pria yang sering melihat tokonya. Pria itu bernama Tom (diperankan Henry Golding), Kate pun berkenalan dan mereka kemudian akrab. 

Kate curhat pada Tom tentang hidupnya dan sepertinya Santa Claus membencinya, lalu Tom menjawab, “Mungkin kamu harus melakukan sesuatu yang baik untuk Santa.”Kate semakin dekat dan kagum dengan Tom. 

Suatu hari Tom tidak bisa dihubungi dan menghilang begitu saja, Kate panik dan menyangka Tom ghosting meninggalkannya. Lalu Tom menjelaskan bahwa telepon selulernya tertinggal. Tom mengajak Kate ke apartemennya dan mereka bercerita banyak hal. Sejak saat itu Kate menemukan semangat lagi untuk memperbaiki hidupnya. Ia mulai bernyanyi yang sejak awal menjadi cita-citanya, serta memperbaiki hubungan dengan kakaknya. 

Di tengah semangat baru Kate itu, Tom masih muncul dan hilang sesukanya. Dan akhirnya Tom mengatakan kepada Kate untuk tidak lagi bergantung padanya. Kate sangat sedih mendengarnya, karena sejak dekat dengan Tom ia merasa hidupnya menjadi lebih baik.

Film garapan Paul Feig yang dibuat tahun 2019 ini mungkin tidak jauh beda dengan film-film komedi romantis lainnya. Cerita gadis malang kebingungan yang tiba-tiba bertemu laki-laki tampan sebagai penyelamat hidupnya sering kita temukan dalam film-film romantis. Meski begitu, cerita Kate yang tidak menyerah pada hidupnya yang suram patut untuk kamu simak yang mungkin memiliki cerita hidup sama dengan Kate.

3.Collateral Beauty

Howard (diperankan Will Smith) adalah Direktur agensi periklanan terkenal. Ia adalah seorang pekerja keras, bersemangat, dan penuh ide kreatif. Kejadian menyedihkan kemudian datang menghampiri Howard. Putrinya yang masih kecil meninggal dunia. Sejak itu dunianya hancur. Tiga tahun berlalu Howard masih tetap murung semenjak putri kecilnya meninggal dunia. Setiap kali Howard datang ke kantor, kerjanya hanya menyusun balok-balok domino. Bila sudah selesai, ia menyentil susunan balok itu sampai rubuh, lalu mengulangi hal ini keesokan harinya.

Sahabat sekaligus partner kerja Howard, Whit (diperankan Edward Norton), Claire (diperankan Kate Winslet), dan Simon (Michael Pena) mulai khawatir terhadap keadaannya yang tidak kunjung membaik, bahkan Howard sama sekali tidak bisa diajak bicara. Kekhawatiran mereka bertambah dengan adanya investor yang menghentikan kontrak dan kondisi perusahaan yang semakin buruk. Mereka bertiga berencana mengeluarkan Howard dari perusahaan. 

Mereka bertiga menyewa mata-mata untuk menyelidiki Howard. Dari situ diketahui Howard menulis surat untuk cinta, waktu, dan kematian. Claire kemudian datang ke apartemen Howard dan Claire tahu dari pemilik apartemen bahwa Howard telah bercerai, tidak pernah sekalipun membuka pintu apartemennya, dan sudah menunggak tidak membayar sewa. Howard benar-benar tidak peduli lagi dengan hidupnya. 

Kemudian mereka mendapat ide untuk menyewa aktor untuk berperan menjadi Cinta (diperankan Keira Knightley), Waktu (diperankan Jacob Latimore), dan Kematian (diperankan Helen Mirren) sesuai isi surat Howard. Kemudian Kematian mendatangi Howard sambil menunjukkan suratnya. Howard terkejut dan tidak percaya, namun Kematian terus meyakinkan Howard bahwa hanya Howard yang bisa melihat dirinya. Demikian juga dengan Waktu dan Cinta bergantian mendatangi Howard.

Akhirnya Howard bertemu dengan Madelaine (diperankan Naomie Harris) perempuan yang juga kehilangan anaknya dan bercerai dengan suaminya seperti Howard. Kepada Madelaine, Howard bercerita isi suratnya, Madelaine menanggapinya dengan tenang dan menceritakan dulu saat Madelaine berduka, ada seorang nenek yang berkata, “Ketika kita bisa menerima kenyataan, maka kita akan menemukan keindahan hidup (Collateral Beauty)”, tapi Howard tidak menyukainya dan pulang.

Howard kemudian menandatangani surat pengunduran dirinya dari perusahaan dan mengucapkan selamat tinggal. Howard kemudian mendatangi rumah Madelaine yang ternyata sebenarnya adalah mantan istri Howard sendiri. Perlahan hubungan mereka dekat kembali dan menata hidup dari awal.

Film Collateral Beauty disutradarai oleh David Frankel pada tahun 2016 dengan setting suasana Natal. Diperankan oleh aktor-aktor ternama yang membuat film ini dapat membawa kesedihan orang tua yang menghadapi kematian anaknya menjadi terlihat nyata dan menyentuh.

(Foto: Pikiran Rakyat.com)









Ika Ariyani

Staf redaksi Konde.co
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!