Bunda Corla, Transgender Atau Bukan? Tak Penting Urusi Identitas Orang! 

Memperdebatkan Bunda Corla sebagai transgender adalah seperti menyudutkan orang tanpa memberikan ruang untuk menjawab. Padahal mau Bunda Corla transgender atau tidak, itu bukan urusan orang lain.

Selebgram, Bunda Corla dikenal ketika ribuan orang menonton gayanya yang lucu dan spontan ketika live di Instagram dan TikTok. Bunda Corla baru-baru ini datang ke Indonesia. 

Di balik elu-elu dari para penggemarnya, Bunda Corla didebat karena identitas gender nya.

Chintya Corla Pricillia, nama aslinya, sebelumnya adalah seorang seniman. Tak heran jika banyak selebriti di Indonesia mengenal sosoknya. Ada banyak kata-kata unik yang sering diucapkannya saat live. Karakternya yang unik inilah lantas membuat namanya melejit di media sosial.

Nama bunda Corla sempat ramai diperbincangkan beberapa waktu lalu karena sempat diributkan dengan beberapa pihak. Keributan tersebut berujung pada perdebatan tentang gender bunda Corla. Bunda Corla yang kini menetap di Jerman itu disebut sebagai transgender. 

Terkait hal tersebut bunda Corla akhirnya menjawab. Dalam live Instagramnya pada 26 Januari lalu, Bunda Corla menjawab tudingan itu. Dia menjelaskan bahwa masalah gender adalah ranah privasi yang sifatnya pribadi. Bunda Corla mempertanyakan sikap orang yang suka membahas gender atau privasi orang lain. Corla juga mengatakan bahwa jika hal itu dilakukan di Jerman, maka mengurusi privasi orang lain bisa berakibat konsekuensi hukum. 

“Hak asasi orang direcokin, gender diurusin, emang nggak punya gender?” ucap Corla.

Berhenti Mengurusi Identitas Pribadi Individu

Orang sering tergoda untuk mengurusi privasi orang lain karena gender dengan berbagai alasan, seperti kebiasaan buruk mencari tahu identitas pribadi, menganggap bahwa menjadi transgender adalah memalukan, atau bahkan ketidaktahuan mereka mengenai apa sebenarnya gender itu sendiri. Sayangnya, ini dapat menimbulkan rasa sakit dan diskriminasi bagi mereka yang terkena dampaknya. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk memperlakukan orang lain dengan hormat dan tidak memasuki privasi orang lain tanpa izin yang jelas.

Di beberapa tempat atau negara, pertanyaan tentang gender dan privasi lainnya bisa menjadi hal yang memiliki konsekuensi hukum karena dianggap melanggar privasi. Mereka mempercayai bahwa setiap individu harus diakui dan dihormati sesuai dengan identitas dan privasi mereka. Hal ini terkait hak asasi individu dan berkonsentrasi pada memberikan perlindungan dan perlakuan yang adil bagi semua orang, tanpa membeda-bedakan atau mempertanyakan identitas gender dan privasi mereka.

Jawaban Bunda Corla juga sejalan dengan aturan yang diterapkan di beberapa negara, salah satunya adalah Australia. Prinsip Privasi Australia, terkandung dalam Undang-Undang Privasi 1988 (Commonwealth), kemudian Prinsip Informasi Privasi yang terkandung dalam Undang-Undang dan Perlindungan Data 2014 (Victoria). Uni Eropa sendiri juga memiliki Aturan Perlindungan Data Umum Uni Eropa 2016/679 (UE). Dalam Pedoman Pemerintah Australia tentang Pengakuan Jenis Kelamin dan Gender menyebutkan, gender adalah bagian dari identitas sosial dan pribadi seseorang. Ini merujuk pada identitas internal dan individu yang sangat dalam dirasakan oleh setiap orang dan cara seorang mempresentasikan diri dan diakui dalam masyarakat.

Jenis kelamin dan gender seseorang tidak selalu sama. Tidak ada alasan untuk menanyakan jenis kelamin seseorang, hal ini hanya berlaku dalam konteks medis, hukum, dan beberapa olahraga.

Mengapa Identitas Gender Menjadi Ranah Privasi

Mengungkap identitas gender tanpa persetujuan dapat menyebabkan diskriminasi dan kebijakan yang merugikan. Individu yang memiliki identitas gender yang berbeda dari norma masyarakat sering mengalami diskriminasi dan perlakuan tidak adil. Mengungkap identitas gender seseorang tanpa persetujuan mereka dapat meningkatkan risiko diskriminasi dan perlakuan yang merugikan bagi mereka.

Mengutip dari policy on preventing discrimination because of gender identity and gender expression yang diterbitkan oleh Ontario Human Right Commission, diskriminasi gender terjadi ketika seseorang mengalami perlakuan atau dampak negatif, baik disengaja atau tidak, karena identitas gender atau ekspresi gender mereka. Ini bisa langsung dan jelas atau halus dan tersembunyi, tapi sama berbahayanya. Ini juga bisa terjadi pada tingkat sistemik yang lebih besar seperti aturan atau kebijakan organisasi yang terlihat netral tapi akhirnya mengeksklusi para trans. Teman, keluarga atau orang lain yang mengalami diskriminasi karena hubungan mereka dengan orang trans juga harus dilindungi.

Mengungkap identitas gender juga dapat membahayakan keselamatan dan privasi. Dalam beberapa kasus, individu yang memiliki identitas gender yang berbeda dari norma masyarakat mungkin merasa tidak aman dan khawatir tentang privasi mereka. Mengungkap identitas gender tanpa persetujuan dapat memperburuk situasi ini dan membahayakan keselamatan dan privasi mereka.

Akhirnya, mengungkap identitas gender tanpa persetujuan bisa mempengaruhi hubungan dan koneksi sosial. Tindakan seperti ini bisa membuat individu merasa terasing dan menjauhkan mereka dari lingkungan sosial mereka. Ini bisa mempengaruhi kualitas hidup mereka dan mengurangi kesempatan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.

Secara keseluruhan, mengungkap identitas gender tanpa persetujuan harus dihindari karena bisa sangat berbahaya dan merugikan bagi individu yang terkena dampak. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menghormati hak setiap orang untuk memilih dan menentukan identitas gender mereka sendiri. Masyarakat harus memperlakukan setiap individu dengan hormat dan memberikan perlindungan bagi hak-hak mereka, termasuk hak atas privasi identitas gender.

Mendorong Kebijakan Yang Memberikan Perlindungan Bagi Privasi Identitas Gender

Perkembangan teknologi dan informasi membuat privasi identitas gender menjadi lebih rentan terhadap penyalahgunaan dan pengungkapan informasi. Oleh karena itu, setiap individu harus memahami pentingnya memproteksi informasi pribadi, termasuk identitas gender. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memastikan bahwa informasi pribadi hanya dibagikan dengan orang yang dipercayai dan memahami pentingnya privasi identitas gender.

Lebih dari itu, perlu adanya peraturan dan kebijakan yang memberikan perlindungan bagi privasi identitas gender. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa hak setiap orang untuk memilih dan menentukan identitas gender mereka sendiri terlindungi. Ini termasuk memberikan perlindungan bagi individu yang mengalami diskriminasi berdasarkan identitas gender mereka.

Ika Ariyani

Staf redaksi Konde.co
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!