Saparinah Sadli dalam acara pembukaan ‘Batik Saparinah: Membatik Ketangguhan’ pada Senin (22/5/2023) (Dok. Konde.co)

Batik Saparinah Sadli Tunjukkan Ketangguhan Perjuangan Pembela Hak Perempuan

Bukan sekadar tentang kain tradisional, batik juga dikenal sebagai simbol pergerakan perempuan. Di sinilah, Batik Saparinah kemudian hadir dan didedikasikan untuk Saparinah Sadli, sosok yang tak kunjung henti memperjuangkan keadilan perempuan dan gender di Indonesia.

Burung hong dan dan bunga anggrek bulan—dua motif yang sangat kentara pada deretan koleksi batik yang dipamerkan dalam acara ‘Batik Saparinah: Membatik Ketangguhan’.

Koleksi batik ini dipersembahkan oleh sejumlah aktivis gerakan perempuan untuk Saparinah Sadli, sosok yang sangat menginspirasi gerakan perempuan di Indonesia sejak sangat lama. 

Kiprah Saparinah Sadli dalam perjuangan gerakan perempuan di Indonesia telah mewujud nyata dengan kemunculan program studi Kajian Wanita—kini Kajian Gender—di Universitas Indonesia. Juga kehadiran Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) sebagai bantuan bagi para korban Peristiwa Mei 1998, hingga sosok Saparinah Sadli sendiri yang menjadi ketua pertama Komisi Nasional anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).

Pameran koleksi batik dalam ‘Membatik Ketangguhan’ ini digelar di Cemara 6 Galeri – Toeti Heraty Museum, Jakarta Pusat pada 23-25 Mei 2023 lalu. 

Makna Motif dan Warna
Suasana acara pembukaan pameran Batik Saparinah ‘Membatik Ketangguhan’, Senin (22/5/2023) (Dok. Konde.co)

Motif dan warna yang dipilih untuk ditampilkan pada Batik Saparinah bukan sembarangan. Ada dua motif utama yang menjadi ciri khas batik tersebut, yakni burung hong dan bunga anggrek bulan. 

Pada batik-batik ini, terdapat sembilan ekor burung hong dengan posisi berbeda serta bunga anggrek bulan. Perpaduan warna yang dipilih untuk batik ini adalah biru dan merah. Kain-kain batik tulis ini terdiri dari beberapa prototipe dan digarap bersama dengan para pembatik asal Batang dan Pekalongan, Jawa Tengah.

Baca Juga: Kain Tenun dan Batik, Daya Magis Ekonomi Perempuan Indonesia
Tiga Negeri Latar Kawung Dolar, salah satu jenis Batik Saparinah yang prototipenya dipamerkan dalam ‘Membatik Ketangguhan’ pada 22-25 Mei 2023. (Dok. Konde.co)

Peneliti batik dari Institut Pluralisme Indonesia (IPI), William Kwan Hwie Liong, menjelaskan bahwa burung hong melambangkan sosok perempuan. 

“Saparinah merupakan pejuang yang mengatasi isu-isu perempuan,” ujar lelaki yang juga membantu persembahan Batik Saparinah tersebut pada pembukaan pameran ‘Membatik Ketangguhan’, Senin (22/5/2023).

Selendang Bang-bangan Lasem, salah satu prototipe yang dipamerkan dalam acara ‘Membatik Ketangguhan’ pada 22-25 Mei 2023. Motif sembilan burung hong dan bunga anggrek bulan menjadi ciri khas batik ini. (Dok. Konde.co)

“Untuk motif bunga anggrek, merupakan bunga favorit dari Ibu Saparinah, yang menggambarkan kecerdasan dan kemurnian,” lanjut William. 

Menurutnya, panjang kain-kain batik ini juga telah disesuaikan dengan kebutuhan yang akan dipakai Saparinah Sadli.

Baca Juga: Cerita Perempuan dalam Selembar Batik
Batik dan Perjuangan
Dokumentasi proses perancangan dan pembuatan Batik Saparinah dalam pameran ‘Membatik Ketangguhan’, yang diselenggarakan pada 22-25 Mei 2023. (Dok. Konde.co)

Sesungguhnya Batik Saparinah bukan sekadar tentang pemberian batik untuk Saparinah Sadli. Memang, menurut Saparinah Sadli, ibunya sendiri adalah seorang pembatik. Namun, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tersebut mengaku, dirinya bukan ahli maupun kolektor batik.

Bagi banyak orang, batik dikenal sebagai lambang pergerakan perempuan di Indonesia. Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, batik melambangkan identitas hingga semangat perjuangan tokoh.

“Selain indah, motif-motif batik biasanya mengandung arti berupa identitas, sejarah, bahkan semangat perjuangan seorang tokoh,” ujar Bintang saat membuka acara ‘Membatik Ketangguhan’.

Ibu Saparinah, menurutnya, menjadi inspirasi dari motif batik yang kita lihat hari ini adalah sosok nyata dari perempuan Indonesia yang tangguh.

“Ia tidak hanya hidup untuk memperjuangkan dirinya, namun juga memperjuangkan kaum perempuan dari berbagai belenggu yang masih mengikat mereka,” lanjutnya.

Sejumlah tokoh dan aktivis perempuan dan hak asasi manusia berfoto bersama Saparinah Sadli dalam acara pembukaan pameran ‘Membatik Ketangguhan’ (Dok. Konde.co)

Itulah yang membuat sejumlah aktivis perempuan dan hak asasi manusia seperti Kamala Chandrakirana, Andy Yentriyani, Myra Diarsi, dan Tati Krisnawati menginisiasi pembuatan Batik Saparinah. Kurasinya juga dibantu oleh William Kwan Hwie Liong. 

Tema ‘Membatik Ketangguhan’ dipilih demi membangkitkan kesamaan semangat dan visi dalam memperjuangkan kesetaraan gender yang selama ini diperjuangkan oleh Saparinah Sadli dan sahabatnya, Toeti Heraty.

Baca Juga: Mbok Mase, Pendobrak Sistem Patriarki di Industri Batik Solo

“Yang berusaha kami ekspresikan melalui kain batik adalah perjuangan Ibu Saparinah dalam menghadapi pasang-surut dan getirnya pergerakan perempuan untuk membela martabat dan kehidupan sesama perempuan,” kata Kamala Chandrakirana.

Maka menurut Kamala, persembahan tersebut adalah upaya untuk menjiwai dan merawat semangat juang dari Saparinah Sadli. Serta para kawan perempuan seperjuangan untuk dapat tetap maju. Demi mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di Indonesia. 

Batik Saparinah merupakan simbol penghargaan atas perjuangan Saparinah Sadli dalam membela hak-hak perempuan dan kesetaraan gender selama bertahun-tahun. Selain itu, batik tersebut juga merupakan sebuah ‘hadiah’ bagi Saparinah Sadli, yang akan merayakan usia ke-96 pada Agustus 2023 mendatang.

“Saya berharap kepada kalian yang masih muda, mudah-mudahan nantinya mempunyai kesempatan seperti apa yang saya alami,” kata Saparinah Sadli.

Sosok yang kerap disapa Ibu Sap ini mengungkap, dirinya tidak menyangka batik tersebut akan dihadirkan sebagai dedikasi dan penghargaan untuk dirinya.

Sebagaimana filosofi Batik Saparinah, yang berangkat dari perjalanan kehidupan Saparinah Sadli sebagai aktivis gerakan perempuan berpengaruh. Ia berharap generasi saat ini senantiasa berjuang melawan ketidakadilan terhadap perempuan dan gender di Indonesia.

Salsabila Putri Pertiwi

Redaktur Konde.co
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!