Nama saya Ngadinem. Ini adalah pengalaman saya dalam bekerja sebagai PRT atau Pekerja Rumah Tangga. Yang saya ingat waktu tahun 1990, saya bekerja sebagai PRT di sebuah perkantoran.
Pekerjaan saya melayani karyawan sebanyak 60 orang, termasuk menyediakan makan siang untuk bos dan para karyawan di sana. Semuanya baik, saya juga boleh bekerja sambil membawa anak saya yang baru berumur 4 tahun.
Setelah 2 tahun bekerja, anak saya harus sekolah, saya jadinya antar jemput anak ke sekolah di sela-sela waktu kerja. Bos saya baik mau menyekolahkan anak saya, tapi anak saya tidak mau lama-lama di kota, akhirnya dia minta pulang kampung. Saya antar anak saya pulang kampung.
Tidak lama kemudian, saya kembali bekerja pada bos saya tadi, tapi sayangnya bos saya bangkrut. Karena gak tega, akhirnya saya minta izin untuk berhenti kerja.
Baca Juga: Kenapa Kami Harus Datang ke Kota untuk Bekerja? Cerita PRT
Ada salah satu teman bos yang punya katering dan membutuhkan pekerja di sana. Akhirnya saya bekerja di teman bos itu yang punya usaha katering. Saya bekerja sebagai koki katering dan melayani 30 karyawan yang pesan katering.
Saya bekerja selama 2 tahun di sana. Setelah itu, saya memutuskan pulang kampung untuk menengok anak saya karena anak saya ikut neneknya atau ibu saya.
Setelah di kampung agak lama, saya memutuskan untuk bekerja lagi di kota. Saya masuk yayasan PRT dan mendapatkan majikan orang asing atau expatriat. Bos saya ini baik dan menyekolahkan anak saya hingga SMA. Namun setelah itu, dia harus kembali ke negaranya. Saya dicarikan majikan baru yang juga orang asing, tapi sayangnya dia tidak bisa berbahasa Indonesia, jadi saya tidak lama bekerja disana.
Setelah itu saya pindah jadi PRT di majikan yang baru lagi yang orang Jawa. Pekerjaan saya menjaga rumah bos, karena bos saya yang baru ini tinggal di luar negeri, tapi ini tidak lama karena saya kurang suka dengan pekerjaan ini
Akhirnya saya mencari pekerjaan lagi, yaitu sebagai nanny atau suster penjaga dan pengasuh bayi yang baru lahir, saya bekerja disana sampai usia bayinya umur 4 tahun. Begitulah pengalaman kerja saya sebagai PRT.
KEDIP atau Konde Literasi Digital Perempuan adalah program untuk mengajak perempuan dan kelompok minoritas menuangkan gagasan melalui tulisan dan literasi digital. Tulisan para Pekerja Rumah Tangga (PRT) mendapat dukungan dari JALA PRT.