Paparan Sinar Matahari Bisa Bikin Lebih Bahagia, Mengapa?

Sinar matahari mendorong tubuh memproduksi lebih banyak serotonin. Hormon ini meningkatkan suasana hati dan membuat kita merasa penuh energi positif.

Mengapa saya merasa lebih bahagia ketika matahari bersinar?

Begitulah, seorang perempuan 13 tahun di Barry, Wales, melontarkan pertanyaan.

Sebuah pertanyaan yang sama persis dengan yang saya tanyakan beberapa tahun yang lalu. Ketika saya duduk di pantai yang cerah. Jauh di sebuah pulau yang indah dan hangat.

Pada saat itu, saya berpikir, “Ya ampun, besok saya harus terbang kembali ke London yang cuacanya sangat buruk. Saya tidak ingin pergi; cuacanya akan membuat saya tidak bahagia.”

Saya kemudian, melakukan penelitian tentang apakah sinar matahari memang membuat kita lebih bahagia? Saya adalah seorang profesor ekonomi. Saya ingin melihat keterkaitan apakah suhu yang lebih tinggi, lebih banyak sinar matahari, dan lebih sedikit curah hujan pada suatu hari membuat orang lebih bahagia.

Kebahagiaan memang penting bagi para ekonom. Ini dikarenakan kebahagiaan adalah cara penting untuk mengukur kualitas hidup. Tahukah kamu bahwa Kantor Statistik Nasional telah mengumpulkan data kebahagiaan selama lebih dari 10 tahun?

Penelitian saya sendiri menunjukkan, meskipun sinar matahari penting sebagai faktor musiman, namun hal itu tidak terlalu berpengaruh apakah hari itu cerah atau tidak di Inggris. Tempat kami tinggal.

Sinar matahari yang kamu dapatkan selama satu musim adalah yang terpenting. Kamu mungkin akan merasa sedikit lebih tidak bahagia di musim dingin. Tetapi, tidak terlalu berpengaruh apakah itu hari yang cerah atau mendung di musim dingin.

Sementara itu, secara medis paparan sinar matahari menyebabkan otak kita memproduksi hormon serotonin di dalam tubuh kita. Hormon adalah bahan kimia kompleks. Itulah yang berperan penting dalam mengatur banyak fungsi tubuh kita.

Baca Juga: 6 Cara Hidup Bahagia, Miliki Tujuan dan Siap Melepaskannya

Dua fungsi yang dipengaruhi oleh serotonin adalah suasana hati dan kualitas tidur kita. Ketika kita terpapar sinar matahari, tubuh kita akan memproduksi lebih banyak serotonin yang dapat meningkatkan suasana hati. Serta bisa membuat kita merasa lebih baik. Kadar serotonin yang tinggi akan membuat kita merasa positif dan penuh energi.

Pada malam hari, saat gelap, tubuh kita memproduksi hormon lain yang disebut melatonin. Melatonin membantu tubuh kita menjadi rileks. Itu juga bisa membuat kita merasa lelah. Ini adalah bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh untuk mempersiapkan kita untuk tidur nyenyak.

Keseimbangan yang baik antara kedua bahan kimia ini sangat penting dalam mengatur tingkat energi kita. Juga memberikan istirahat malam yang nyenyak dan membuat kita merasa sehat di siang hari. Maka dari itu, tidak cukup sinar matahari

Namun demikian, bagi banyak orang, sulit untuk menyeimbangkan sinar matahari dengan kegelapan. Orang yang sering bekerja di dalam ruangan atau tinggal di belahan dunia yang gelap dalam waktu yang lama. Seperti negara-negara di dekat Kutub Utara pada musim dingin – mungkin tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Biasanya, cahaya 100 kali lebih sedikit di dalam rumah dan 25 kali lebih sedikit di kantor jika dibandingkan dengan hari yang cerah di luar. Inilah sebabnya mengapa beraktivitas di luar ruangan di bawah sinar matahari merupakan cara yang bagus untuk berolahraga, menikmati udara segar, dan meningkatkan suasana hati kita pada saat yang bersamaan.

Baca Juga: 7 Tips Merasa Bahagia di Tempat Kerja

Orang yang tinggal di tempat yang kurang mendapatkan cahaya matahari lebih mungkin menderita seasonal affective disorder (SAD). SAD adalah jenis depresi yang sering terjadi pada musim gugur dan musim dingin.

Penderita SAD dapat mengalami gejala seperti energi yang rendah, kesedihan, masalah tidur, dan penurunan minat pada aktivitas yang biasanya mereka nikmati. Perawatan yang paling umum untuk SAD adalah terapi cahaya. Di mana, kita duduk di bawah cahaya buatan yang terang selama beberapa waktu. Hal ini meniru sinar matahari dan akan mengelabui tubuh kita untuk menciptakan serotonin.

Kita membutuhkan cahaya

Namun, ada lebih banyak manfaat sinar matahari daripada sekadar hormon. Kulit kita memproduksi Vitamin D dari sinar matahari dan ini penting untuk tulang yang kuat dan sehat. Dari bulan April hingga September, kebanyakan orang di Inggris menghasilkan cukup Vitamin D dari sinar matahari saja.

Pada musim dingin, kita tidak akan mendapatkan cukup dari sinar matahari. Itulah sebabnya pemerintah Inggris merekomendasikan bahwa setiap orang harus mempertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen vitamin D di musim gugur dan musim dingin.

Ada juga komponen evolusi. Penglihatan manusia dirancang untuk siang hari. Kita tidak memiliki penglihatan malam yang baik seperti kucing.

Dahulu kala, ketika kita tidak memiliki lampu jalan, kegelapan dalam waktu yang lama mungkin membuat nenek moyang kita gugup, takut, dan karena itu tidak bahagia. Dan meskipun kini kita tidak perlu khawatir lagi akan dimakan singa di malam hari, kita mungkin masih memiliki rasa takut yang diturunkan oleh nenek moyang kita 5.000 tahun yang lalu.

Harap diingat, meskipun sinar matahari dapat memberikan banyak efek positif pada suasana hati dan kesehatan kita, penting juga untuk tetap aman di bawah sinar matahari. Ini berarti kita perlu memakai tabir surya. Selain itu, mengenakan topi dan kacamata hitam, dan menghindari berada di bawah sinar matahari langsung terlalu lama.

Di lain sisi, jangan pernah menatap matahari secara langsung. Itu sangat berbahaya.

Demetrius Adyatma Pangestu dari Univeristas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.

Franz Buscha

Professor of Economics, University of Westminster
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!