Seperti Pulang ke Kampung Halaman: Pengalamanku Datang ke Kafe Uma Oma yang Pekerjakan Lansia

Ini ceritaku berkunjung ke Cafe Uma Oma di Blok M, Jakarta Selatan. Kafe ini sempat viral di media sosial lantaran mempekerjakan lansia. Sebagai perantau, kafe ini bikin aku rindu kampung halamanku.

Sebagai anak rantau, hari-hari di Jakarta bisa terasa begitu melelahkan.

Aku sendiri bukan orang yang gampang merindukan rumah. Tapi ketika perasaan itu hadir, yang kurindukan sesungguhnya hanya dua: nenek—yang tinggal bersamaku dan mengasuhku sejak lahir, sebab kedua orang tuaku bekerja—dan masakannya. 

Tentu ini bukan perasaan yang kumiliki sendiri. Barangkali banyak perantau lain yang kangen nenek, ibu, dan rumah mereka saat sedang jauh, kan

Lalu suatu hari, ada rekomendasi kafe di Jakarta yang muncul di media sosial dan menarik perhatianku. Namanya Kafe Uma Oma, berlokasi di Blok M, Jakarta Selatan. Cuitan yang menyebut bahwa kafe tersebut mempekerjakan ‘Oma’ atau perempuan lanjut usia (lansia), membuatku penasaran. Akhirnya aku memutuskan untuk mengunjung Uma Oma.

Kafe ini mudah dijangkau oleh kendaraan umum. Bertempat di dalam komplek Blok M Square, kamu bisa menemukan Uma Oma tak jauh dari pintu keluar halte Bus TransJakarta Blok M. Saat hendak memasuki kafe, seorang Oma bangkit untuk membukakan pintu dan menyapaku dengan ramah.

“Selamat datang di Uma Oma! Silakan pesan di sini.”

Ah, dasar sedang kangen rumah. Mendengar Oma tersebut, hatiku mencelos. Oma ini tidak mirip dengan nenekku, tapi aku bisa merasakan kehangatan yang sama seperti ketika aku pulang ke rumah dan disambut oleh Nenek.

Seperti Pulang ke Rumah

Saat itu hari Minggu. Lantaran baru bisa mampir sekitar pukul 3 sore, Uma Oma tampak cukup penuh ketika aku masuk. Aku cuma bisa berbincang sebentar dengan Oma karena ia harus kembali bekerja.

Meski setahuku ada dua Oma yang bekerja di Uma Oma, ketika aku berada di sana, aku hanya menjumpai salah satunya. Oma yang menyambutku di pintu masuk adalah Oma Warsinah. Usianya 80 tahun. Lagi-lagi, aku cukup terharu karena usia Oma Warsinah tak jauh berbeda dengan neneku yang berusia 88 tahun.

Oma Warsinah (80), salah satu lansia yang bekerja di Cafe Uma Oma, Jakarta Selatan. (Foto: dok. Konde.co/Salsabila Putri Pertiwi)
Oma Warsinah (80), salah satu lansia yang bekerja di Cafe Uma Oma, Jakarta Selatan. (Foto: dok. Konde.co/Salsabila Putri Pertiwi)

“Senang bekerja kayak gini. Jadi enggak merasa kesepian, ya, ketemu cucu-cucu Oma, gitu,” Oma Warsinah menjelaskan perasaannya bekerja di Uma Oma.

Awalnya, kukira para Oma di kafe ini bertugas di dapur untuk memasak dan menyiapkan hidangan. Rupanya, menurut Oma Warsinah, mereka lebih banyak bekerja sebagai waitress. Termasuk menyambut para ‘cucu’ yang masuk dan menyajikan pesanan.

Baca Juga: ONNI House: Kafe Inklusif Pekerjakan Orang dengan Sindrom Down

Oma juga tidak bekerja sampai malam. Mereka bergantian shift dan biasanya para Oma sudah selesai bekerja sekitar pukul 6 sore. “Oma habis dari sini paling ikut pengajian, gitu, atau pulang,” kata Oma Warsinah.

Seperti yang kusebutkan sebelumnya, kami tak bisa berbincang terlalu lama. Oma Warsinah kembali bekerja dan aku menunggu pesananku tiba.

Uma Oma didesain seperti rumah ‘klasik’. Kebanyakan ornamennya berwarna hijau, dengan tembok kelabu dan kursi-kursi kayu di lantai 2 dan 3. Sedangkan di lantai pertama, ada meja deret di depan kasir dan dapur yang bisa digunakan pengunjung untuk menyantap hidangan.

Suasana di lantai 2 Cafe Uma Oma. (Foto: dok. Konde.co/Salsabila Putri Pertiwi)
Suasana di lantai 2 Cafe Uma Oma. (Foto: dok. Konde.co/Salsabila Putri Pertiwi)

Alunan lagu pop lawas menambah kesan klasik di Cafe Uma Oma. Aku merasa agak lucu karena hafal beberapa lagu yang dimainkan dari era ‘60-an hingga ‘80-an, meski pada saat itu aku belum lahir. Pasalnya, beberapa lagu tersebut adalah kesukaan nenek dan ayahku. Kerinduan akan rumah kembali menghinggapiku.

Pesananku pun tiba—sepiring pisang goreng dan susu coklat. Sejujurnya, aku ingin mencicipi makanan berat khas Nusantara yang tersedia di Uma Oma. Namun menurutku, harganya cukup mahal. Maka aku memesan camilan saja untuk mengganjal perut dan menikmati suasana rumahan di sana.

Baca Juga: Film ‘Ice Cold’, Soroti Kejanggalan Kasus Kopi Sianida Jessica Wongso
Pisang goreng, salah satu menu camilan di Cafe Uma Oma. (Foto: dok. Konde.co/Salsabila Putri Pertiwi)
Pisang goreng, salah satu menu camilan di Cafe Uma Oma. (Foto: dok. Konde.co/Salsabila Putri Pertiwi)

Pisang goreng disajikan dengan piring bergambar ayam dan selembar daun pisang, serta ditaburi gula merah. Rasanya cukup enak bagiku yang suka makanan manis. Ukurannya pun besar dan sangat mengenyangkan. Aku menghabiskan pisang goreng dan susu yang kupesan sembari membereskan pekerjaan di kafe itu.

Aku pun pulang setelah menyadari langit sudah gelap. Saat itu pukul 7 malam. Ketika turun, aku tidak melihat lagi Oma Warsinah—jam kerjanya sudah beres. Aku kembali ke tempat tinggalku dengan perut kenyang dan perasaan rindu akan nenekku yang kian kuat.

Uma Oma dan Pemberdayaan Lansia

Aku sendiri sempat mengecek akun media sosial Cafe Uma Oma sebelum memutuskan untuk mampir. Melansir video resmi kafe tersebut, pendirinya yang bernama Juna menyebut, Uma Oma hadir dengan konsep bisnis makanan dan minuman yang otentik dan khas Indonesia.

“Khususnya bagi warga DKI Jakarta yang rindu akan suasana kampung halaman,” kata Juna.

Selain itu, menurutnya, Cafe Uma Oma adalah persembahannya untuk meneruskan bisnis keluarga di bidang kuliner. Ia juga hendak membalas budi kepada neneknya, yang telah mendidiknya agar menjadi orang yang baik bagi sesama.

Menurut Juna, ia selalu mendapat curhat dari para lansia yang merasa jadi generasi yang terlupakan. Mereka kerap dianggap berada pada usia yang sudah tidak produktif, sehingga banyak yang hidup tanpa penghasilan. Belum lagi para lansia yang tidak lagi tinggal bersama anak dan cucu, lantas merasa kesepian di rumah.

Tidak ada batasan umur bagi lansia yang hendak bekerja di Cafe Uma Oma. Juna mengatakan, selama masih produktif, aktif, dan mau bekerja, mereka menerima para oma dan lansia untuk bekerja di Uma Oma. Sebab tujuan program pemberdayaan lansia di kafe tersebut adalah memberikan kesempatan bekerja bagi lansia yang sama dengan generasi yang lebih muda, sekaligus memastikan lansia tetap aktif dan sehat.

(Sumber Gambar: Instagram umaomacafe)

Salsabila Putri Pertiwi

Redaktur Konde.co
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!