“The Desperate Hour” Aksi Ibu Tunggal Selamatkan Anaknya dari Sandera

Film “The Desperate Hour” menggambarkan ketegangan hubungan ibu dan anak laki-laki dalam berkomunikasi, dan keluar dari peristiwa itu.

Tak pernah mudah jadi single mom atau orangtua tunggal. 

Seorang ibu, bernama Amy (diperankan Naomi Watss) menghadapi ini dalam detik-detik menegangkan dimana ia harus menyelamatkan anaknya dari sandera di sekolah.

Film ini dibuat di antara situasi Amerika yang warga negaranya diberikan hak untuk memiliki senjata, yang menyebabkan sejumlah peristiwa menakutkan bagi warga,  salah satunya peristiwa  sandera di sekolah.

Naomi Watts memerankan ini dalam film berjudul “The Desperate Hour” dimana film merupakan arahan sutradara Phillip Noyce yang biasa membuat film thriller menegangkan. Kali ini, Noyce mencoba membuat film menegangkan dengan pengambilan tempat yang minim dan sederhana.

Pengambilan lokasinya hanya dilakukan di hutan, sekolah dan rumah. Walau beberapa resensi menyatakan, film ini tampak membosankan dan kurang masuk akal karena adegannya hanya dilakukan di 3 tempat, namun dari sisi cerita, film sederhana ini tetap menarik dengan akting NaomiWatts sebagai single parent atau ibu tunggal.

Baca juga: ‘Orde Baru Itu Masih Ada, Hanya Berganti Jas’: Film ‘Eksil’ Ceritakan Nasib Diaspora Penyintas 1965

Amy Carr adalah ibu dua anak, Noah (Colton Gobbo) dan Emily (Sierra Martby) yang merupakan adik dari Noah.

Adegan dari film ini diawali dengan Amy yang membangunkan anaknya yang enggan sekolah, Noah setelah Amy mengantarkan Emily ke sekolah. Noah selalu malas sekolah dan malas melakukan kegiatan paska ayahnya meninggal secara mendadak.

Hubungan Noah dan Amy tak pernah mulus sejak suami Amy atau ayah Noah meninggal dalam sebuah kecelakaan. Rumah menjadi minim percakapan. Noah banyak diam dan Amy menjadi banyak frustasi karena sulitnya menjadi orangtua tunggal dan jadi teman bicara untuk anak laki-lakinya.

Pagi itu, karena sulit dibangunkan untuk sekolah, Amy kemudian meninggalkan Noah dan berolahraga lari atau jogging ke hutan.

Kondisi anak-anak yang kerap merindukan ayahnya ini terus membuat Naomi bingung dan stress. Meski Noah kesulitan melepaskan diri dari kehilangan ayahnya, Amy berupaya untuk menjaga keseimbangan dalam keluarganya.

Namun, situasi berubah drastis ketika Amy sedang jogging. Tiba-tiba kepolisian mengeluarkan peringatan merah. Mereka memerintahkan warga untuk tetap di rumah karena terjadi penyerangan di sekolah Lakewood, tempat Noah bersekolah.

Baca juga: Film ‘OOTD’: Impian Birmingham dan Cerita Di Balik Layar Fashion Designer

Kepanikan Amy bertambah ketika mengetahui sekolah Noah menjadi sasaran penyerangan

Adegan berikutnya berganti dengan adegan menegangkan. Amy mendapatkan telepon dari sekolah jika Noah terjebak di sana. Belum diketahui apakah Noah disandera, atau Noah adalah pelaku sandera. Beberapa siswa di sekolah juga mengalami nasib yang sama, kena sandera.

Walau adegannya hanya Naomi yang terus saja berlari, tapi adegan film ini cukup menegangkan. Ketika Amy sulit keluar dari hutan untuk menjangkau sekolah.

Beberapa penulis menyatakan bahwa ini merupakan adegan tak masuk akal karena jarak hutan tempat Amy berlari ke sekolah hanya sekitar 1 kilometer. Namun, Amy justru mengambil jalan memutar yang membuat ia tersesat. Amy makin sulit menjangkau Noah di sekolah.

Di luar kritik itu, adegan ini menunjukkan betapa beratnya jadi orangtua tunggal. Dalam adegan jogging ini, Naomi ingat semua peristiwa yang menimpa mereka. Ia mencoba melakukan segala cara agar anaknya bisa lepas dari kondisi sandera di sekolah.

Adegan terus berganti antara Naomi yang frustasi ditinggal suami, ingin mengeluarkan anaknya yang disandera, dan pahitnya jadi orangtua tunggal.

Voice of America (VOA) menulis, aktris Naomi Watts yang memerankan tokoh Amy mengatakan, untuk bermain dalam film ini, ia berusaha mempersiapkan dirinya, baik secara fisik maupun emosi.

“Saya berusaha menempatkan dirinya di posisi orang tua atau siapa pun yang pernah mengalami hal yang mengerikan ini,” kata Naomi Watts.

Baca juga: Film ‘Monster’: Kala Anak Hidup di Dunia yang Heteronormatif dan Salah Paham

Menurut Naomi, luapan emosi yang membantunya dalam berakting dapat lebih mudah terasa saat dirinya lelah. Hal ini pun ia rasakan saat harus syuting adegan lari selama beberapa mil di awal film. Walau sudah mengikuti pelatihan yang berat sebelumnya, rasa lelah itu tetap timbul.

Tentang tema dalam film ini yang mengangkat tema aksi teror dan penembakan di sekolah, Naomi mengatakan bahwa kejahatan ini masih terus terjadi.

“Akses terhadap senjata terlalu (mudah), sehingga senjata-senjata ini bisa jatuh ke tangan orang-orang yang salah,” paparnya.

Film The Desperate Hour mengingatkan tentang penggambaran relasi ibu pada anaknya. Ada banyak komunikasi yang buntu, tak bisa disatukan, tapi ketika salah satu dalam bahaya, yang lain berjuang untuk menyelamatkan

Amy juga seorang ibu yang tangguh, walau terlihat tidak mempunyai alternatif penyelesaian dalam situasi darurat, namun kekuatan untuk melindungi Noah membuat Amy berpikir cepat. Sejumlah tulisan mengkritik cara Amy ini, yaitu dengan mencari dan menghubungi penyandera yang bisa mengakibatkan bahaya bagi murid lainnya.

Namun ia juga telah banyak berpikir untuk menyelamatkan Noah dan banyak anak lainnya, juga tentang pentingnya bekerjasama dengan orang lain, polisi, orang yang paham soal data, komunikasi, dan pihak sekolah tentu saja.

Sumber foto: IMDb

Luviana

Setelah menjadi jurnalis di media mainstream selama 20 tahun, kini menjadi chief editor www.Konde.co dan menjadi dosen pengajar paruh waktu di Jakarta. Pedagoginya dalam penulisan isu media, perempuan dan minoritas
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!