*Ariasnyah- www.Konde.co
Setiap orang tentunya diciptakan dengan kekurangan dan kelebihannya tersendiri karena No Body is perfect.
Adakah manusia yang terlahir tanpa kekurangan sedikitpun? Kekurangan dan kelebihan dua hal yang akan saling melengkapi jika kita mampu memahaminya. Namun apa yang terjadi apabila kekurangan yang selama ini kalian miliki dijadikan bahan leluconan di depan banyak orang?
Saya tidak habis pikir jika sampai saat ini masih saja ada orang yang menggunakan kekurangan orang lain sebagai bahan candaan dan itu terjadi tidak hanya di lingkungan bebas akan tetapi juga terjadi di lingkungan akademik. Seseorang yang berpendidikan masih saja menggunakan kekurangan orang lain sebagai bahan candaan. Serendah itukah selera humor mahasiswa saat ini?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana rasanya ketika kekurangan kalian dijadikan bahan lelucon di depan banyak orang? Pernah ngebayangin bagaimana dia menyiapkan mental agar bisa bertahan dalam lingkungan yang selalu membuatnya tidak nyaman? Pernah berpikir jika candaan dan ledekan kalian selama ini bisa membuat orang lain depresi?
Melalui tulisan ini saya kan menuliskan pengalaman mewakili para objek, para perempuan yang kalian jadikan bahan candaan untuk menyuarakan isi hati mereka walau tidak sepenuhnya tersuarakan. Karena selama ini objek tersebut tidak tahu harus kemana dia menyuarakan apa yang dia rasakan. Tidak ada yang peduli padanya, tidak ada yang mau mendengarkan keluh kesahnya. Dia merasa sendiri dan tidak memiliki seseorangpun yang bisa dia jadikan tempat untuk bercerita.
“Biarkan aku hidup tenang
Aku sadar jika aku tak sesempurna kalian.
Kulitku hitam sedangkan kalian tidak
Rambutku ikal sedangkan kalian tidak
Kakiku tidak bisa berfungsi sebaik kaki kalian
Aku juga tidak bisa melihat seperti kalian
Mataku hanya bisa ku gunakan untuk mengeluarkan air mata
Air mata kekecewaan atas kondisiku saat ini
Sedangkan telingaku masih berfungsi dengan benar
Aku masih bisa mendengar
Mendengar suara merdu kicauan burung
Mendengar gelak tawa kalian
Mendengar lontaran candaan kalian
Andai kalian tahu bagaimana usahaku bertahan hidup dalam kekurangan ini
Setiap waktu yang kumiliki kugunakan untuk terbiasa dengan kondisiku saat ini
Aku harus terbiasa hidup tanpa bisa melihat apa yang kalian lihat
Aku harus terbiasa mendengar bisikan-bisakan kalian mengenai aku
Aku juga harus terbiasa mendengar canda tawa kalian
Canda tawa yang terjadi karena kekuranganku
Kenapa kalian setega itu padaku?
Tidak bisakah kalian berhenti tertawa karena kekuranganku ini?
Andai kalian tahu aku tidak meminta dilahirkan dalam kondisi seperti ini
Andai kalian tahu dengan kondisiku saat ini aku berusaha keras agar aku bisa menjadi teman kalian
Aku hanya ingin berteman dengan kalian
Tetapi apakah kalian berkenan menjadi temanku?
Tidak apa
Namun jika aku boleh meminta
Tolong berhentilah membicarakan kekuranganku ini
Tolong berhentilah berbisik-bisik mengenai kondisiku ini
Hatiku hancur mendengar itu semua
Mentalku down mendengar itu semua
Semangat hidupku memuai bersama dengan canda tawa kalian
Cobalah melihatku dari sisi lain
Aku lelah jika setiap malam aku harus menangis
Menangisi kondisiku ini
Jika kalian tidak bisa berhenti membicarakan kekuranganku
Berhentilah menganggapku ada
Dan izinkan aku hidup tenang bersama kekuranganku ini
Maaf jika adanya aku membuat kalian tidak nyaman.”
Apa yang kalian rasakan? Masih merasa hidup kalian paling sempurna? Bagaimana bisa kalian tertawa diatas penderitaan seseorang? Pernahkah kalian berfikir jika dibalik canda tawa kalian ada seseorang yang sedang berusaha menahan air matanya. Tawa kalian menggoreskan luka mendalam bagi seseorang, pernah terpikir akan hal tersebut?
Manusia tercipta sebagai makhluk sosial, tidak ada manusia yang selama hidupnya tidak membutuhkan orang lain. Si kaya tetap membutuhkan si miskin, pembeli tetap membutuhkan penjual, dokter tetap membutuhkan pasien, guru tetap membutuhkan murid.
Kita disini hanya sementara, kita disini hanya menumpang untuk kurun waktu yang tidak kita ketahui. Selama itu tidak bisakah kalian membuka mata hati kalian, untuk hidup lebih manusiawi. Untuk hidup lebih peduli dengan sesama. Untuk hidup yang lebih berguna.
Hidup ini bukan hanya soal fisik belaka. Kecantikan, ketampanan, kepintaran, ketenaran tidak akan bermanfaat apabila kalian tidak memiliki rasa peduli pada sesamanya. Semua itu akan mulai bersamaan terik matahari yang tiada henti memancarkan cahayanya.
Sampai saat ini masih saja berterbangan kabar mengenai kefrustasian para korban bullying, bahkan ada seseorang yang sampai bunuh diri karena tidak tahan dengan ujaran-ujaran negatif dari orang lain untuk dirinya. Pernah terpikir jika ucapan kalian bisa menghilangkan 1 nyawa seseorang?
Suatu saat jika manusia ini telah meninggal yang akan dikenang adalah karya-karyanya. Sudahkah kalian berkaya hari ini? Jika belum, mari kita berkarya bersama karena itu lebih bermanfaat dari pada menjadikan kekurangan orang lain sebagai bahan candaan.
Mari bersama kita berbenah diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, kesahalan bisa saja berasal dari ketidak tahuan. Jika sudah mengetahui ada baiknya jika menyegerakan untuk memperbaiki. Karena kita tidak pernah tau sampai kapan kita diberi waktu untuk berada di dunia ini.
Jadi, sudahkah anda bahagia hari ini? Mari tersenyum dan katakana pada dunia bahwa aku tidak sendiri hidup di dunia ini.
*Ariasnyah, mahasiswa Sosiologi Universitas Trunojoyo, Madura.