Bagaimana Cara Atasi Relasi Toxic? Yuk, Ikuti Diskusi “Pacaran Toxic? No Way!”

Kamu pernah terjebak dalam relasi toxic? Lalu bagaimana menyelesaikan persoalan ini? Konde.co adakan diskusi soal “Pacaran Toxic? No Way!,” acara ini sekaligus menjadi bagian dari pengumuman lomba penulisan artikel “Pacaran Toxic” yang telah diselenggarakan Konde.co pada April 2021

Toxic relationship merupakan sebuah situasi dimana sebuah hubungan personal yang awalnya dimulai dengan berlandaskan cinta, namun kemudian membawa energi negatif keduanya. Hubungan ini bisa disebut sebagai hubungan yang bersifat racun atau toksik.

Situasi tersebut biasanya melibatkan rasa yang melelahkan, padahal sebuah hubungan seharusnya menciptakan rasa bahagia dan produktif, namun hubungan yang beracun ini selalu menguras tenaga dalam bentuk mental, emosi dan psikis. Tidak adanya rasa menghargai diantara keduanya, padahal rasa menghargai adalah salah satu pondasi untuk membangun hubungan yang sehat, adanya pihak yang mendominasi pihak lainnya adalah salah satu ciri pacaran toksik.

Hubungan semacam ini sangat membahayakan bagi perempuan karena dapat memberi pengaruh dan emosi negatif yang beresiko pada tindakan yang kasar hingga kekerasan seksual. Hubungan yang toksik ini kemudian menjadi ciri-ciri hubungan yang tak sehat.

Banyaknya perlakuan toksik yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan dalam pacaran dimulai dengan perlakuan yang merendahkan, dan ini tidak hanya terjadi di dunia nyata, namun juga di dunia maya dimana internet dijadikan alat untuk menjerat pasangan dalam berelasi.

Di lingkungan kita misalnya, perlakuan pacaran toksik banyak terjadi seperti apapun yang kita lakukan harus laporan ke pasangan kita, ia merendahkan kita, mengatur, melarang dan mengontrol semua yang kita lakukan termasuk membuat perempuan merasa insecure atau tidak nyaman dengan pasangan kita karena pasangan kita membuat kita dalam posisi tidak nyaman, cemburu yang tidak beralasan dan ekstrim, emosi yang meledak-ledak dan kasar, ini merupakan perlakuan buruk dan toksik, dia mengisolasi kita dari teman dan keluarga, posesif dan mengancam.

Dan di dunia digital perlakuan itu terjadi seperti pasangan yang mengontrol sosial media, email, menjadikan media sosial sebagai alat untuk mengancam perempuan

LBH APIK menerima pengaduan 63 kasus kekerasan dalam pacaran (KDP) di tahun 2019 dan 7 kasus KDP di tahun 2020. Kasus kekerasan dalam pacaran bisa terjadi salah satunya karena relasi yang toksik, maka penting untuk menjadikan ini sebagai data dan kampanye perjuangan bagi anak muda karena jumlah kekerasan dalam pacaran ini menambah jumlah kekerasan terhadap perempuan umumnya di Indonesia

Dari kondisi ini, Konde.co telah mengadakan lomba penulisan artikel “Pacaran Toksik” selama 3 minggu yaitu dari tanggal 21 Maret- 15 April 2021. Lomba ini diselenggarakan untuk mengajak anak muda menuliskan pengalaman personal dan opini mereka tentang pacaran toksik dan apa yang bisa dilakukan anak-anak muda dalam kondisi ini. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak anak muda bereskpresi, melakukan literasi melalui tulisan dan menjadikan ini bagian dari perjuangan perempuan muda.

Literasi media merupakan bagian penting untuk mengajak masyarakat menuliskan persoalan secara kritis. Feminis, Charlotte Bunch mendeskripsikan politik feminis mengenai apa itu literasi media bagi perempuan, yaitu merupakan sarana untuk menyampaikan gagasan dan informasi, literasi merupakan akses perempuan terhadap interpretasi realitas untuk meningkatkan kapasitas pemikiran sekaligus tindakan ketidaktaatan terhadap norma-norma budaya dan persepsi alternatif untuk bertindak secara politik. Bagi feminis, literasi kemudian digunakan sebagai kritik untuk melihat naskah dan tindakan patriarkhi yang tidak berpihak pada perempuan.

Pasca lomba, maka www.Konde.co kemudian bermaksud mengadakan diskusi sekaligus acara pengumuman pemenang lomba untuk memberikan apresiasi terhadap para peserta dan pemenang lomba, serta menjadi bagian dari perjuangan literasi stop kekerasan perempuan melalui media.

Acara ini bertujuan mengajak anak muda mendiskusikan tentang pacaran toxic, mengurai pengalaman dan penyelesaian pacaran toxic, mengetengahkan pentingnya literasi media sebagai bagian untuk memperjuangkan mengatasi kekerasan dan pelecehan seksual yang dialami perempuan muda dan anak muda umumnya

Pelaksanaan Acara:

Rabu, 21 April 2021

Jam 15.00-17.00 WIB

Melalui: zoom meeting: 88107833271

Passcode: QQT0aV dan Live Youtube: Konde Institute

Pembicara:

1.Rere Agistya / Sanggar SWARA

2.Nur Hasyim/ Aliansi Laki-Laki Baru

3. Danika Nurkalista (Manajer Klinik/layanan psikologis PULIH)

4.Marina Nasution/ Managing Editor Konde.co

5. Juri: Lestari Nurhajati/ Dosen LSPR dan Pegiat Literasi Digital

(Poster: Osi NF)

Osi NF

Designer grafis. Menyukai hal-hal baru dan belajar di media online sebagai tantangan awal. Aktif di salah satu lembaga yang mengusung isu kemanusiaan
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!