Pengalaman Sekolah PRT: Diajarkan Negosiasi Dengan Majikan Sampai Pendidikan Gender

Pengalaman bersekolah di sekolah Pekerja Rumah Tangga (PRT) adalah pengalaman yang tidak pernah saya lupakan, kami menjadi tahu bagaimana bernegosiasi dengan majikan dan belajar berbagai ketrampilan, sesuatu yang kami belum tahu sebelumnya

Kalau kamu membayangkan sekolah Pekerja Rumah Tangga (PRT) itu sekolah yang duduk di bangku sekolah dan mendengarkan guru yang sedang bicara, kamu salah.

Yang dimaksud dengan sekolah Pekerja Rumah Tangga (PRT) itu adalah sekolah yang khusus untuk anggota dan pengurus  serikat yang profesinya bekerja sebagai PRT, calon PRT dan juga beberapa mantan PRT.

Di sekolah ini kami banyak diajarkan tentang pendidikan kesetaraan gender, reproduksi perempuan, belajar menulis, belajar bahasa Inggris. Dan tak cuma itu, kami juga diajarkan untuk belajar ketrampilan, seperti bagaimana cara membersihkan kamar mandi dengan benar, kamar tidur, ruang tamu dan juga belajar macam macam masakan.

Jadi di sekolah ini kami diajarkan dari pendidikan perburuhan, bagaimana bernegosiasi dengan majikan, bagaimana melakukan aksi, pendidikan soal hak asasi manusia sampai dengan ketrampilan

Kalau lagi belajar, kami biasa ngemper alias duduk di lantai sambil mendengarkan. Kebanyakan, sekolah ini juga diisi dengan diskusi, karena semua orang bisa mengungkapkan pengalaman yang ia alami.

Pernah dalam satu kelas menulis, kami semua diminta bercerita tentang pengalaman hidup kami mengapa menjadi PRT yang akan kami tuangkan dalam tulisan. Namun ketika bercerita itu, hampir semua teman PRT di ruangan itu menangis, karena hidup sebagai PRT memang tak mudah untuk diceritakan, atau lebih banyak dukanya.

Disitu kami menceritakan satu-satu sampai yang lain saling menangis. Maka sekolah PRT ini sebenarnya tak hanya mendengarkan pengetahuan baru dari siapa yang mengajar, tapi kami belajar banyak dari pengalaman sesama PRT yang lain dalam menghadapi hidup yang sulit.

Pertemuan dalam sekolah PRT selalu kami rindukan, tentu saja, karena sudah lama kami tak bertemu dan mendengarkan persoalan dan bisa berbagi dengan yang lain. Pandemi jadi tidak bisa mempertemukan kami. Sebagai penggantinya, kami kemudian bertemu secara online di sekolah PRT ini. Sekolah online ini dilakukan selama 2 minggu sekali. Bagi teman-teman yang tidak bisa mengikuti karena sedang bekerja, bisa menonton lewat Youtube kalau pekerjaan sudah selesai

Karena dilakukan secara online, beberapa dari kami sering ikut sekolah sambil memasak, sambil menyapu di rumah majikan atau mengerjakan pekerjaan lain. Yang penting kita mendengarkan dan mengetahui kabar teman-teman PRT secara online

Sekolah PRT Berdiri Bersama Serikat PRT

Sekolah PRT ini tercetus di tahun 2013, setelah ada kasus dari salah satu PRT yang upahnya tidak diberikan. Teman PRT ini kemudian mengadukan permasalahannya pada Jaringan Nasional Advokasi PRT atau JALA PRT melalui situs internet. Akhirnya kawan PRT tersebut mendapatkan haknya dengan didampingi JALA PRT.

Setelah itu para pengurus JALA PRT mengusulkan untuk membuat Serikat Pekerja Rumah Tangga (SPRT)  yang lalu dengan beberapa kali pertemuan, di beri nama SPRT Sapulidi dengan berbagai pertimbangan dan diskusi

Saat itu anggotanya masih sedikit, tapi setelah berjalan 6 tahun, kini anggotanya sudah mencapai 5000 lebih anggota PRT, dari hanya 1 sub Komperata menjadi 3 dan sekarang ada 12 sub Komperata.

Serikat dan Sekolah PRT yang kami bangun bersama ini berkembang dengan cara kita mengajak teman-teman PRT yang lain untuk bergabung. Kita menemui PRT di pasar, di jalan  dan dimanapun. Dengan cara mengajak ini kita dapat hasil bertambahnya anggota.  Metode ini kami namakan Rapp ( mengajak kawan bergabung ).

Dari situlah kami kemudian melanjutkan dengan mengajak teman-teman PRT untuk sekolah bersama sebagai salah satu kegiatan dari Serikat PRT

Di dalam berserikat, banyak juga lika-likunya, ada senang dan sedihnya. Senang  jika  saya dan teman PRT lain bisa mengikuti semua kegiatan yang di  adakan JALA PRT, bisa mengikuti tanpa beban pekerjaan, dan tentu saja bisa bertemu dengan teman yang lain

Sedih jika di dalam berserikat ada kesalahpahaman diantara anggota atau pengurus yang kadang dan mungkin sering terjadi, terkadang membuat teman PRT  menjadi diam. Karena ini bisa saja terjadi karena kami tidak setiap hari bertemu

Tapi semua itu kembali pada diri kita masing- masing. Seperti saya  yang mungkin sering adu argumen, beda pendapat  dengan anggota lain, tapi saya anggap bahwa organisasi adalah suatu wadah dimana saya akan bertemu dengan bermacam banyak karakter dan banyak orang dengan beda pola pikiran, tapi kita bisa melakukan banyak hal secara bersama-sama

Berteman dengan siapapun di serikat ini kita juga pasti banyak bertemu dengan teman baru. Kadang kita juga mendapatkan informasi lowongan kerja, saya dan teman lain juga sering mendapatkan info kerja dari teman yang lainnya yang memberi info tentang kriteria lowongan itu. Selanjutnya jika ada teman minat, maka dipersilahkan menghubungi teman yang memberi info untuk kelanjutan beban kerja dan upah, selanjutnya tidak lupa dengan cara interview dan negosiasi dengan majikan. Di sekolah ini kami juga mendapatkan pelajaran soal ini

Saya bangga dan senang bisa bertemu suatu wadah yang membuat saya menjadi kaya ilmu, ilmu tentang kerja layak PRT, wawasan yang memberi informasi tentang kerja layak PRT dan menjadikan kita punya pegangan tentang situasi kerja layak PRT.

Dengan berserikat dan mengikuti sekolah PRT ini, saya jadi bisa ikut bermacam -macam training dan pernah pergi keluar negeri saat itu Filipina, saya jadi mengetahui kondisi dan keadaan PRT disana, terbukti negara Filiphina sudah lebih maju dari negara kita tentang perlindungan PRT, mereka sudah mempunyai perlindungan untuk PRT disana sekitar 23 tahun yang lalu, mereka juga memperjuangkan perlindungan PRT yang akhirnya PRT disana mendapatkan perlindungan. Pastinya juga dengan berbagai  halangan, rintangan, dan kerja keras pula.

Saya juga mengikuti workshop, ke Yogyakarta sekitar tahun 2015, juga Semarang  tahun 2019, saat itu sebagai perwakilan dari serikat saya untuk training pengorganisasian PRT dan media kampanye. Tanpa berserikat dan sekolah PRT, tidak mungkin saya mendapatkan pengalaman seperti ini.

Saya bangga menjadi PRT yang berserikat dan mengelola sekolah secara bersama-sama. Dan inilah warna warni dalam berserikat yang sedikit saya bisa tulis sebagai motivasi saya untuk kembali aktif dan aktif lagi dalam segala hal, dengan belajar, kita jadi tahu tentang pembelajaran dan dengan sekolah ini, kita jadi tahu apa itu kehidupan.

KEDIP atau Konde Literasi Digital Perempuan”, adalah program untuk mengajak perempuan dan kelompok minoritas menuangkan gagasan melalui pendidikan literasi digital dan tulisan. Tulisan para Pekerja Rumah Tangga (PRT) merupakan kerjasama www.Konde.co yang mendapat dukungan dari Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT)

Yuni Sri

Bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) di Jakarta dan Aktif di JALA PRT
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!