‘Klub Kecanduan Mantan’: Karena Move On Butuh Support System!

Film ‘Klub Kecanduan Mantan’ bercerita tentang lima sahabat yang saling mendukung dan bikin support system buat move on dari mantan. Meski prosesnya gak gampang, mereka menjalaninya dengan penuh keseruan!

Patah hati emang bisa bikin luluh lantah. Tapi siapa sangka, momen itu pula lah yang akhirnya bikin lima orang pengen move on akhirnya bisa sahabatan. Kelimanya saling menyemangati dan berkongsi bikin Klub Kecanduan Mantan.

Sesuai namanya, kelima anggota klub ini emang lagi pada kecanduan tentang masa lalunya bareng mantan. Ini tampak dari rekaman video pengakuan ‘sulitnya move on‘ tiap anggota klub saat pembuka serial film.

Raysa (Agatha Pricilla), yang bertekad membantu teman-temannya move on dari mantan dengan bikin Klub Kecanduan Mantan pun, tak lepas dari itu. Dia masih deg-deg-an dan suka salting tiap kali bertemu dengan mantan. Bahkan, dia ‘mencari-cari alasan’ biar tetap bisa dekat dengan mantan. 

Bermula dari niatnya menjual sepeda hijau tosca yang selalu mengingatkannya dengan mantan, Raysa justru dengan ‘bodohnya’ menerima pembeli yang itu adalah mantannya. Padahal, teman-teman klubnya sudah berusaha mencegahnya: karena Raysa dan mantannya jadi punya alasan buat saling ketemu (kembali).  

Baca Juga: 5 Tips Anti Drama Biar Move On Dari Mantan Toksik

Emang, definisi cinta itu bukan cuma buta. Tapi juga tuli~ Gak mau dengerin logika dan orang sekitar.

Kondisi yang gak jauh beda, ditujukkan sama Kori (diperankan Chicco Kurniawan). Laki-laki yang jadi pegawai negeri bagian pemakaman, susah banget move on sama mantannya, Ami. Perempuan yang digambarkan berprofesi sebagai psikolog ini, memang yang paling bisa bikin Kori ‘bertekuk lutut’. 

Di depan Ami, Kori akan melakukan apapun yang Ami suruh. Seperti, membersihkan kandang hewan peliharaan Ami. Pokoknya super nurut. Dan itu semua, Kori lakukan dengan senang hati. Tanpa merasa ada paksaan apapun. 

Meski begitu, Kori emang cinta mati sama Ami. Dia punya banyak barang-barang yang identik dengan Ami. Mulai dari topi rajut sampai kaos gambar, semuanya tentang Ami. 

Teman-teman klub menilai apa yang dilakukan Ami ke Kori itu sudah berlebihan. Kori kayak di injek-injek, cuma dijadikan pesuruh. Bukan layaknya pacar. Tapi Kori gak sadar-sadar. 

Bucin sama mantan, juga dialami sama Kevin (Hafizh Weda). Pebisnis yang “menyelesaikan segala urusan dengan uang” ini gak bisa lepas dari bayang-bayang mantan pacarnya, Vivi. Sehabis putus, dia emang udah pacaran sama perempuan lain. Tapi gawatnya: semuanya mirip sama Vivi. Dari postur tubuh bahkan sampai hidungnya adalah identik sama sosok Vivi. 

Obsesi Kevin sama Vivi, bahkan bikin dirinya menyewa ‘intel pribadi’. Buat campur tangan sama orang-orang yang PDKT sama Vivi. Meski akhirnya terungkap, hubungan mereka berdua nyatanya toksik– karena Vivi juga manipulatif kepada Kevin. 

Baca Juga: Move On Dari Mantan Itu Nggak Mudah, 8 Cara Ini Bisa Kamu Coba!

Sementara perempuan yang identik dengan tarot, Tina (Rachel Amanda), harus dibikin sakit hati sama mantannya, Aldo. Seorang musisi indie yang diam-diam berselingkuh sama guru yoganya. Bukan cuma berkhianat, Aldo juga menyebarkan kebohongan soal lagunya yang berjudul T.I.N.A. 

Gak mudahnya Tina buat move on, karena dia merasa setiap lagu yang sedang diputar adalah suara Aldo. Rasa sakitnya dikhianati, juga menguji anger management Tina. Dalam kondisi itu, Tina biasanya melakukan meditasi dan latihan pernapasan. 

Sosok Tina inilah, yang seringkali pula jadi “ice breaker” buat teman-teman klubnya yang sedang emosi. Termasuk, Asep (Andri Mashadi) yang lagi berjuang move on dari mantannya, Yayu, punya masalah dengan emosionalnya. 

Asep bisa gampang tersulut emosi, makanya harus dibantu teman-temannya buat mengalihkan emosi jadi aktivitas yang tidak merugikan. Seperti, ketika mau marah dia alihkan sama meniup balon, senam otot, atau berbaring di lantai. 

Teman Sefrekuensi Bisa Jadi Support System 

Kelima anggota Klub Kecanduan Mantan emang punya karakter dan masing-masing persoalan beda dengan mantan. Tapi mereka punya frekuensi yang sama: lagi di fase berjuang move on dari mantan. 

Meski perjalanan “saling menyemangati” move on dari mantan mereka, ada banyak ujian. Seperti, Kori yang “didorong” bisa punya pacar lagi sama perempuan selain Ami, tapi di satu sisi, mereka juga “terlalu ngatur-ngatur” Kori sampai dia gak jadi dirinya sendiri. Terus, Raysa yang ternyata masih diam-diam bertemu dengan mantan. Bahkan mengaku menjalankan bisnis bareng. 

Bagian yang terakhir ini, bahkan sampai hampir merusak pertemanan mereka. Asep sampai marah besar sama Raysa, karena dia pakai uang kafe Klub Kecanduan Mantan, yang adalah patungan berlima, untuk membiayai bisnis bareng mantan. Parahnya, tanpa bilang-bilang ke anggota klub. 

Sampai akhirnya, Raysa menyadari kesalahannya, saat Indra (mantannya yang diduga balikan) ternyata memanfaatkan Raysa. Teman-teman Indra menjadikan Raysa sebagai “konten prank”. 

Sepanjang 10 episode ‘Klub Kecanduan Mantan‘ ini, memang ringan dan seru. Sebagaimana genrenya komedi, banyak humor-humor kekinian yang disisipkan di dialog. Serta istilah-istilah anak muda yang lagi hype. Yang bikin serial komedi ini terasa seru-seru aja, ditonton di waktu luang. 

Baca Juga: Perempuan Harus Move On dan Berani Hidup Sendiri

Meski ada bagian-bagian yang agak mengganjal. Alias kesannya agak dipaksakan. Seperti, kedatangan Guru Spiritual Hembusan Kesejukan untuk jadi “juru selamat” bagi anak-anak muda yang pengen move on. Begitupun, kemunculannya di akhir cerita yang terkesan tiba-tiba. Dia “tobat” setelah dipenjara dan jadi pemersatu para anggota klub yang sudah nyaris bubar.

Cuma itu semua cukup tertutup dengan akting para pemain Klub Kecanduan Mantan yang tampak natural. Mereka cukup berhasil membawakan serial yang diangkat dari podcast dengan jargo “gagal move on” besutan Showrunner dan kreator Salman Aristo itu. 

Nuansa penuh warna khas anak muda, juga menambah ciamik dari serial ini. Ditambah aksi-aksi pertemanan yang seru, bikin Klub Kecanduan Mantan tetap layak ditonton. 

Satu kalimat yang cukup berkesan di salah satu scene serial ini bisa jadi penyemangat kamu dalam proses move on:

Ngadepin mantan bisa bikin hati lega, atau makin berdarah-darah. Jangan-jangan konfrontasi terbaik itu ya dengan merelakan yang sudah berlalu. Dan menghargai mereka yang masih bertahan di hidup kita.”

Nurul Nur Azizah

Bertahun-tahun jadi jurnalis ekonomi-bisnis, kini sedang belajar mengikuti panggilan jiwanya terkait isu perempuan dan minoritas. Penyuka story telling dan dengerin suara hujan-kodok-jangkrik saat overthinking malam-malam.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!