Mestrual Hygiene Day 2023, menstruasi

Menstrual Hygiene Day 2023: Kenali Tubuhmu, Menstruasi Bukan Tabu

Sudah tahu adanya hari peringatan Menstrual Hygiene Day? Diperingati setiap tanggal 28 Mei 2023, Menstrual Hygiene Day menjadi pengingat bagi kita semua bahwa menstruasi adalah sesuatu yang sangat normal terjadi pada perempuan. Saatnya stop stigma terhadap menstruasi!

Pernah mendengar mitos dan stigma apa saja terkait menstruasi: bahwa darah yang keluar dari vagina itu ‘kotor’? Menstruasi adalah aib bagi perempuan? Nyeri menstruasi itu omong kosong belaka? Membeli pembalut sebaiknya sembunyi-sembunyi? Atau, untuk laki-laki, membelikan pembalut untuk perempuan adalah hal yang memalukan dan nggak ‘laki’? Semua hal itu berusaha dibantah lewat hari peringatan Menstrual Hygiene Day.

Peringatan Menstrual Hygiene Day jatuh di tanggal 28 Mei. Bukan tanpa alasan; tanggal dan bulan tersebut dipilih karena siklus menstruasi biasanya berlangsung selama 28 hari, dan orang-orang mengalami menstruasi kira-kira lima hari setiap bulannya.

Bahkan di era modern seperti sekarang ini, menstruasi masih dipandang sebagai sesuatu yang menjijikkan, tidak normal, dan mengerikan. Sementara itu, perempuan dianggap masih mampu menjalani aktivitas seperti orang lain meski sedang dilanda nyeri haid, tapi juga terkena stigma sebagai perempuan yang ‘kotor’ dan harus menyembunyikan fakta bahwa ia sedang menstruasi.

Padahal, menstruasi adalah proses biologis yang sangat normal terjadi pada tubuh perempuan. Akses terhadap sanitasi dan produk-produk menstruasi bagi perempuan juga mestinya dipermudah. Namun kenyataannya, fenomena stigmatisasi terhadap menstruasi dan perempuan yang mengalaminya masih terjadi secara global. Hal inilah yang membuat Menstrual Hygiene Day dicetuskan dan akhirnya diperingati setiap tanggal 28 Mei.

Baca juga: Menstruasi tak Hanya Menjadi Urusan Perempuan

Kemiskinan Menstruasi

Salah satu hal yang disoroti dalam peringatan Menstrual Hygiene Day adalah period poverty atau kemiskinan menstruasi. Period poverty adalah kekurangan atau kesulitan akses yang berkaitan dengan menstruasi, termasuk produk pendukung menstruasi, fasilitas, pendidikan, dan kombinasi.

Persoalan terkait menstruasi mencakup kemampuan untuk menyediakan produk kebutuhan selama menstruasi, akses informasi terkait menstruasi, fasilitas penunjang kebersihan saat menstruasi, dan lingkungan yang mendukung untuk tetap dapat beraktivitas saat mengalami menstruasi. Ketika hal-hal tersebut tidak terpenuhi atau dibatasi, situasi itu dapat disebut sebagai kemiskinan menstruasi.

Kemiskinan menstruasi dapat berdampak serius bagi perempuan, terutama remaja. World Bank mencatat setidaknya 500 juta perempuan di seluruh dunia yang mengalami kemiskinan menstruasi. Beberapa faktor terbesar penyebab terjadinya kemiskinan menstruasi yaitu stigma tabu atas topik menstruasi dan masalah ekonomi. Makanya, sangat penting untuk memperlakukan menstruasi sebagai sesuatu yang lumrah secara biologis dan memberikan edukasi menstruasi sejak dini.

Baca juga: Potret Period Poverty: Susahnya Perempuan Akses Sanitasi Saat Menstruasi

Pembatasan Perempuan Akibat Menstruasi

Setiap perempuan mestinya berhak atas otonomi tubuhnya sendiri, termasuk dalam hal menstruasi. Kendati demikian, perempuan justru kerap tidak mengenali dan memahami kebutuhan dan ketubuhannya.

Faktanya, perempuan di berbagai belahan dunia masih mengalami stigma dan dibatasi aktivitasnya lantaran mengalami menstruasi. Pendidikan seksual yang juga mencakup pengetahuan terkait menstruasi masih belum cukup menjangkau perempuan. Bahkan, menstruasi yang dianggap tabu membuat perempuan kesulitan mengikuti kegiatan sekolah maupun kerja. Data UNESCO menunjukkan bahwa 1 dari 10 perempuan usia sekolah tidak dapat masuk sekolah selama masa siklus menstruasi karena kekurangan akses pada produk menstruasi.

Selain itu, sanksi sosial dari masyarakat terhadap perempuan yang menstruasi membuat hal tersebut menjadi suatu aib yang harus disembunyikan. Ini tentu menghambat perempuan untuk mendapatkan akses sanitasi dan produk menstruasi selayaknya yang dibutuhkan. Hal ini diperparah dengan tradisi di beberapa daerah yang melihat menstruasi sebagai pamali dan malah membahayakan perempuan yang mengalaminya.

Menormalkan Menstruasi

Di tahun 2023 ini, Menstrual Hygiene Day mengusung tema ‘making menstruation a normal fact of life by 2030’. Jadi, diharapkan menstruasi dapat dilihat sebagai suatu fakta kehidupan yang normal per tahun 2030.

Kamu sudah tahu, cara-cara apa saja yang bisa dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut?

Pertama-tama, sadari bahwa kamu bisa mulai dengan mengenali tubuhmu sendiri. Pahami hal-hal apa saja yang kamu alami saat menstruasi, apa gejala yang kamu rasakan, kebutuhan apa saja yang perlu kamu dapatkan, dan sebagainya. Ingat, otoritas tubuhmu ada pada dirimu sendiri.

Selain itu, meningkatkan kesadaran tentang berbagai tantangan mengenai akses pada produk, edukasi, dan fasilitas kebersihan menstruasi harus terus dilakukan. Kita juga bisa mulai membicarakan menstruasi secara lebih terbuka, alih-alih memperlakukannya sebagai sesuatu yang memalukan. Hal tersebut akan sangat berkontribusi dalam upaya mendobrak tabu menstruasi.

Penyediaan produk penunjang menstruasi dan sanitasi menstruasi juga penting untuk diperhatikan. Menormalkan menstruasi berarti menormalkan pula aktivitas membeli pembalut, menstrual cup, atau produk-produk lain yang dapat membantu perempuan saat mengalami menstruasi.

Hal lain seperti penyediaan fasilitas air bersih dan kamar mandi yang higienis pun jangan sampai terabaikan, apa lagi mengingat masih banyak perempuan di berbagai daerah yang bahkan tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut bagi dirinya sendiri. Yang tidak kalah penting, layanan kesehatan reproduksi harus tersedia secara inklusif dengan tenaga kesehatan yang tidak menghakimi, agar perempuan dapat berkonsultasi mengenai kesehatan menstruasinya tanpa takut akan stigma dan penolakan.

Tidak ada kata terlambat, saatnya hentikan stigma atas menstruasi mulai dari sekarang.

Salsabila Putri Pertiwi

Redaktur Konde.co
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!