Serial ‘Queenmaker’: Cerita Perempuan yang Berjuang Jadi Walikota Seoul

Jika kamu tertarik terjun di dunia politik praktis, mungkin serial Queenmaker di Netflix bisa jadi referensi tontonanmu.

Serial Queenmaker mengisahkan tentang perjuangan dua perempuan yang berjuang untuk memenangkan pencalonan Walikota Seoul. Di balik kampanye yang seru, serial ini juga mengangkat masalah sulitnya perempuan masuk di dunia politik.

Dalam dunia politik praktis, perempuan seringkali dianggap tidak sekuat laki-laki dan tidak mampu memimpin dengan baik. Padahal, perempuan juga memiliki kemampuan dan kualitas yang sama dengan laki-laki. Namun, sulitnya perempuan untuk masuk di dunia politik membuat perempuan harus bekerja dua kali lebih keras untuk membuktikan kemampuannya.

BACA JUGA:

Aktivis Protes Keterwakilan Perempuan Dalam Pemilu, KPU Revisi Aturan Pemilu 2024

Dalam kisah ini, Hwang Do Hee dan Oh Kyungsook yang memperjuangkan hak-hak perempuan dan buruh, serta melawan korupsi dan kebohongan yang terjadi dalam pemerintahan dan bisnis di Seoul. Cita-cita untuk menjadikan Seoul sebagai kota yang bersih dari korupsi dan melindungi rakyat miskin tampak seperti mustahil dicapai. Meski sulit, mereka tetap berusaha untuk memenangkan pemilihan Walikota.

Menjadi Pekerja Loyal dan Memiliki Hati Nurani

Di awal film dikisahkan tentang Hwang Do Hee, seorang perempuan yang telah mengabdikan seluruh hidupnya menjadi manajer dan menyelesaikan berbagai konflik keluarga dan perusahaan Eunsung. Namun ia dipecat begitu saja tanpa uang pesangon. 

Awal pemecatan adalah ketika ia diminta untuk menyelesaikan masalah dari menantu pimpinan perusahaan Eunsung, Baek Jae Min yang mengaku diancam oleh sekretarisnya, Iseul untuk memviralkan dirinya karena telah melecehkan Iseul saat perjalanan dinas. 

Hwang Do Hee pun memanggil Iseul dan menekannya. Namun Iseul menceritakan sebaliknya, bahwa Ia telah diperkosa oleh Baek Jae Min, namun tidak ada cukup bukti. Tak lama Hwang Do Hee pun keluar dari pintu kantor, dan di depannya Iseul terjatuh dari atap kantor. Iseul dinyatakan meninggal karena bunuh diri. 

Hwang Do Hee shock dan segera mencari tahu kebenaran sesungguhnya dari kasus tersebut. Ia mendapati bahwa Baek Jae Min telah berbohong. Tanpa penyesalan, Baek Jae Min mengabaikan hal itu dan malah berniat mencalonkan diri menjadi Walikota Seoul dengan didukung oleh mertuanya, pimpinan Eunsung. 

Hwang Do Hee terus bergulat dengan hati nuraninya sejak kematian Iseul. Ia melawan Pimpinan Eunsung yang memintanya menjadi Manager Kampanye Baek Jae Min, dan resikonya ia dipecat.

Aktivis Buruh Kemudian Menjadi Walikota

Di perusahaan Ensung yang lain, ada protes dari para buruh. Ada seorang pengacara HAM dan perwakilan serikat buruh perempuan Korea bernama Oh Kyungsook sedang melakukan protes dengan berkemah di atas atap Toserba milik Eunsung. Mereka mendesak agar 500 orang pekerja yang dirumahkan oleh Eunsung, kembali bekerja. 

Ia yang juga sedang berkonflik dengan Hwang Do Hee yang menyuruhnya menghentikan aksinya, tanpa sengaja jatuh dari atap dan cedera. Kecelakaan yang terekam kamera ini menjadi viral sehingga menyebabkan protes pekerja dan menjadi perhatian besar masyarakat. Banyak dukungan yang diberikan kepada aksi protes Oh Kyungsook. Sekejap, Oh Kyungsook menjadi terkenal.

Hwang Do Hee yang telah keluar dari perusahaan Eunsung dengan membawa dendam pun menemui Oh Kyungsook dan memintanya memanfaatkan momen ini agar Kyungsook mencalonkan diri menjadi Walikota Seoul melawan Baek Jae Min. Namun Kyungsook menolak. 

Baek Jae Min yang juga melihat momen ini akhirnya mengembalikan pekerja yang dirumahkan kembali ke Eunsung untuk menarik perhatian publik, bahkan berencana menggandeng Oh Kyungsook yang telah dianggap pahlawan bagi buruh di Korea menjadi mentor kampanyenya.

Hwang Do Hee terus meyakinkan Kyungsook dengan menceritakan peristiwa yang menimpa Iseul dan kecurangan-kecurangan yang diperbuat perusahaan Eunsung selama ini. Kyungsook pun menanyakan hal ini langsung kepada Baek Jae Min, dan terkejut dengan jawaban Baek Jae Min yang tak punya perasaan. 

Akhirnya di depan wartawan pada pertemuan pencalonan Baek Jae Min, Oh Kyungsook menyatakan dirinya akan  mencalonkan diri juga menjadi Walikota Seoul.

Gelapnya Dunia Politik

Kampanye Pemilu berlangsung dan para calon masing-masing menyusun strategi kampanye, selain membuat program-program yang menarik, mereka juga membuka keburukan pribadi dan keluarga para calon saingannya, memanipulasi orang-orang dalam tim kampanye calon lawan untuk berkhianat, sampai usaha pembunuhan. 

Menariknya, Baek Jae Min sebagai calon laki-laki, menggunakan strategi yang mencitrakan dirinya mendukung perempuan dan isu gender. Padahal ia adalah pelaku pemerkosaan. 

Ia juga menyerang Oh Kyungsook yang juga seorang ibu, yang seakan gagal menjadi ibu karena anaknya dituduh melakukan bully dengan menganiaya teman sekolahnya. Isu gender dan bully memang sedang menjadi perhatian di Korea Selatan. Sehingga menjadi tren untuk menarik suara pemilih. Tampaknya berbeda dengan Indonesia yang masih menggunakan agama sebagai alat menarik pemilih.

BACA JUGA:

Negara Maju Tapi Kesetaraan Gender Rendah, Ada Apa Dengan Korea Selatan?

Kisah dalam serial Queenmaker menggambarkan betapa sulitnya perempuan untuk masuk di dunia politik. Dalam kampanye yang berlangsung, para calon rela melakukan apa saja demi memenangkan pencalonan, termasuk mengambil jalan pintas.

Di Indonesia sendiri politisi perempuan kerap menjadi olok-olok atau sasaran ujaran kebencian. Rizka Antika dari International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) menyatakan bahwa politik pada dasarnya telah dirancang untuk laki-laki sehingga ketika perempuan ingin terlibat dalam politik, mereka harus membayar harga yang lebih mahal karena harus menghancurkan hegemoni tersebut. Hal ini terkait dengan adanya bias gender yang membuat perempuan dianggap tidak cocok sebagai pemimpin politik.

Padahal karakteristik kepemimpinan yang dimiliki oleh perempuan, seperti empati, kerja sama, dan kemampuan untuk berkolaborasi dan mengayomi, dapat berhasil dalam menangani konflik.

BACA JUGA:

Minimnya Capres Perempuan dalam Pemilu: Perempuan Harus Berjibaku Lawan Hegemoni

Sumber gambar: netflix.com

Ika Ariyani

Staf redaksi Konde.co
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!