Anggi Marito dalam wawancara bersama Daniel Mananta (foto: tangkapan layar / YouTube Daniel Mananta Network)

Artis Perempuan Terkena Cyberbullying: Mental Kena dan Hampir Bunuh Diri

Menghadapi cyberbullying hingga mencoba bunuh diri, juara Indonesian Idol musim 11 Anggi Marito membagikan pengalamannya.

Wawancara Daniel Mananta dengan jebolan Indonesian Idol, Anggi Marito, terkait pengalaman kesehatan mentalnya menarik untuk disimak.

Juara ketiga Indonesian Idol 2021, Anggi Marito, membagikan pengalaman mengenai percobaan bunuh diri yang pernah dialaminya. Ia mengungkapkan hal ini saat berbincang dengan Daniel Mananta dalam sebuah video podcast yang diunggah di kanal YouTube Daniel Mananta Network pada bulan Februari 2023 lalu. 

Sebagai peserta Indonesian Idol musim 11, Anggi Marito mengungkapkan bahwa dirinya merasa hancur akibat hujatan yang diterimanya setelah acara tersebut.

Baca Juga: Pembunuhan Anak Meningkat: Save the Children Desak Pemerintah Fokus Kesehatan Mental Ortu

Anggi menceritakan permasalahan mental yang dialaminya. Hal itu bermula dari ekspektasi tinggi yang dibebankan kepada dirinya sebagai salah satu peserta Indonesian Idol. Namun pada kenyataannya, ia merasa tidak bisa memenuhi harapan dan tuntutan yang ia terima. 

Selain itu, tuntutan dan tekanan yang dirasakan baik di atas panggung ataupun dari salah satu juri juga memberikan beban mental yang sangat luar biasa bagi dirinya.

“Dilanda hujatan, tuntutan, dan pada suatu waktu, semua orang menyalahkan saya, semua orang mencela saya,” ungkap Anggi Marito. 

Di luar semua itu, Anggi mengungkapkan bahwa dirinya adalah tipikal orang yang gemar membaca komentar netizen. Dia menyebut hal pertama yang dilakukannya saat memegang handphone adalah langsung membaca komentar netizen yang diarahkan pada dirinya, dan ini bikin stres.

Efek Cyberbullying Terhadap Anggi Marito

“Saya yang sebelumnya tidak memiliki masalah mental sama sekali, benar-benar hancur,” jelasnya

Dengan suara yang gemetar dan air mata yang tak terbendung, Anggi Marito mengaku pernah pergi ke psikiater karena hampir tiga kali mencoba mengakhiri hidupnya.

“Pada waktu itu, aku pergi ke psikiater karena sudah tiga kali. Hampir tiga kali aku hampir mengakhiri hidup aku karena hal tersebut,” ungkap Anggi Marito. Penyanyi hits ‘Tak Segampang Itu‘ ini juga menyebutkan bahwa orang-orang yang membuatnya mengalami percobaan bunuh diri adalah para penghujat di media sosial yang sama sekali tidak dikenalnya.

“Aku benar-benar lelah. Mereka tidak mengenal aku, tidak tahu tentang kehidupanku. Mereka tidak tahu apa-apa tentang aku, namun mereka bisa begitu ke aku?” kenang Anggi.

Meskipun demikian, Anggi Marito bersyukur karena Tuhan masih memberikan kesempatan kepadanya untuk melanjutkan hidup. Ia batal melakukan percobaan bunuh diri berkali-kali.

“Ternyata Tuhan masih mengasihani aku. Selalu ada kejadian-kejadian yang membuat aku gagal dalam mencoba mengakhiri hidup,” pungkasnya.

Standar Kecantikan Dunia Hiburan

Selain kisah Anggi Marito, contoh lain yang menggambarkan dampak negatif dari kekerasan di dunia maya adalah pengalaman Maria Simorangkir, pemenang Indonesian Idol 2018

Pada bulan Juni dan Juli 2021, Maria Simorangkir berbagi pengalamannya mengenai body shaming yang dialaminya dari netizen atau haters dalam video di kanal YouTube Superyouth ID. Serangan body shaming yang terus-menerus membuatnya merasa ingin bunuh diri.

“Yang paling menyakitkan adalah banyak orang yang mengatakan bahwa aku gemuk, tidak cocok, seharusnya idola harus cantik, tinggi, putih. Tidak cocok menjadi idol, tidak cocok menjadi figur publik.”

Ucapan-ucapan body shaming yang terus-menerus tersebut membuatnya ingin bunuh diri dan menyakiti dirinya sendiri. Ia merasa tidak percaya diri dengan tubuhnya.

Baca Juga: Kisah Indah dan Vega: Menjadi Janda dan Bahagia

Naomi Wolf membahas mitos kecantikan dalam bukunya, ‘The Beauty Myth: How Images of Beauty Are Used Against Women‘ (1990). Menurutnya, mitos kecantikan menentukan urgensi dan kewajiban untuk mendasarkan identitas dan nilai perempuan pada kecantikannya. Industri diet, kosmetik, bedah kosmetik, dan pornografi berangkat dari modal yang dihasilkan oleh kecemasan perempuan yang tidak disadari.

Para selebritas berusaha sangat keras untuk memenuhi standar kecantikan yang ditetapkan oleh industri hiburan seperti harus kurus, putih, dan cantik agar dapat masuk dan bertahan dalam karirnya.

Tingkat Kesopanan Warganet Indonesia Buruk

Di sisi lain, tingkat kesopanan warganet Indonesia juga pernah menjadi perbincangan lantaran dinilai buruk.

Indonesia, berdasarkan penelitian dari Microsoft, juga menghadapi tantangan serupa dalam dunia digital. Negara ini berada di peringkat 29 dari 32 negara di wilayah Asia Pasifik dalam hal kualitas Indeks Peradaban Digital (DCI) selama lima tahun terakhir. 

Risiko kesopanan digital di Indonesia, seperti hoaks, penipuan, ujaran kebencian, dan diskriminasi, merupakan masalah yang perlu ditangani.

Laporan ini menyimpukan bahwa warganet Indonesia cenderung tidak baik atau berperilaku buruk di dunia maya. 

Perasaan seseorang belum tentu dipahami orang lain, tapi setiap orang tentu dapat lebih mengontrol kata-kata dan perbuatan agar sebisa mungkin tidak menyakiti sesama manusia. Hal ini jelas perlu diingat oleh semua orang. Kata-katamu bisa berdampak positif bagi orang lain atau sebaliknya, jadi selalu pertimbangkan dampak dari hal-hal yang diutarakan. Di sisi lain, jika kamu pernah tertekan akibat komentar buruk dari orang lain, hindari penggunaan media sosial sejenak dan cari distraksi, serta jangan ragu untuk berkonsultasi ke ahli atau tenaga profesional saat butuh bantuan.

Foto: tangkapan layar / YouTube Daniel Mananta Network

Ika Ariyani

Kontributor Konde.co
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!