Ilustrasi pekerja rumah tangga (PRT)

Kenapa Kami Harus Datang ke Kota untuk Bekerja? Cerita PRT

Kenapa para Pekerja Rumah Tangga (PRT) seperti kami harus datang ke kota? Cerita ini aku kumpulkan dari para perempuan PRT yang berasal dari desa dan datang ke kota. Inilah pengalaman mereka.

Harapan kami datang ke kota pastinya ingin membantu perekonomian keluarga kami di desa. Memberi ibu bapak kami uang cukup untuk membeli makanan. Juga untuk menyisihkan uang sedikit demi sedikit demi bisa membangun rumah atau membeli rumah, bisa untuk menyekolahkan anak-anak kami. Intinya untuk membantu perekonomian keluarga kami, para PRT.

Tapi terkadang harapan dan mimpi itu tidak sesuai dengan kenyataan. Karena dalam perjalanannya, bekerja sebagai PRT masih banyak ketidakadilan dan kekerasan diskriminasi yang kami alami. Masih banyak cerita PRT yang tidak mendapatkan kerja layak, upah yang tidak layak dengan beban kerjanya, jaminan sosial yang tidak bisa kami akses, hari libur yang tidak kami dapatkan.

Banyaknya kekerasan dan diskriminasi inilah yang membuat kami para PRT masih banyak mendapatkan perlakuan yang tidak wajar dari sang majikan. Cerita-cerita kawan PRT yang mendapatkan kekerasan seperti  gaji tidak dibayar, tidak dikasih makan, atau dikasih makanan sisa, pokoknya segala jenis kekerasan psikis, fisik, ekonomi, dan pelecehan masih banyak ditemui.

Cuma masih jarang juga media mengekspos terkecuali ada kasus yang terdengar dan viral di media. Dengan kata lain, masih banyak di balik tembok majikan, para PRT yang menjerit dengan keadaan kerjanya. Dan harapan harapan yang indah hanya tinggal harapan semata.

Baca Juga: Kami Para PRT, Datang dari Desa ke Kota untuk Mencari Hidup yang Lebih Baik

Perlunya Serikat untuk PRT

Untuk itu seharusnya, jika ingin bekerja sebagai PRT, kawan-kawan PRT harus mempersiapkan semua dengan matang baik mental, jiwa, dan raga. Harus bisa melihat info dan mencari info di banyak media tentang kendala dan tantangan dalam bekerja menjadi PRT, bisa memilah-milah mana pekerjaan yang benar-benar masuk akal atau hanya penipuan.

Karena di sosial media banyak iming-iming bekerja dengan upah dan tempat yang menjanjikan, kita pun harus cermat dengan berita itu dan sumber kebenarannya. Karena di media sosial banyak juga penipuan, mengatasnamakan penyalur. Tentunya juga kita sebagai PRT harus mencari tahu, apakah PRT mempunyai serikat organisasi? Karena berorganisasi menjadi pegangan kita untuk terhindar dalam segala bentuk kekerasan dan diskriminasi. Setidaknya dengan berserikat, kita akan tahu bagaimana menyikapi jika kita ada di situasi yang tidak layak untuk kita bekerja.

Semoga Rancangan Undang-Undang Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) yang sedang ditunggu bisa segera dibahas dan disahkan. Supaya PRT mempunyai payung hukum yang nyata, diakui sebagai pekerja oleh negara dan masyarakat luas umumnya.

Karena sudah saatnya negara ikut andil dalam perlindungan pekerja domestik di Indonesia.

KEDIP atau Konde Literasi Digital Perempuan adalah program untuk mengajak perempuan dan kelompok minoritas menuangkan gagasan melalui tulisan dan literasi digital. Tulisan para Pekerja Rumah Tangga (PRT) mendapat dukungan dari JALA PRT.

Yuni Sri

Bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) di Jakarta dan Aktif di JALA PRT
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!