Akhir pekan lagi cari kegiatan menarik? Atau masih bingung mau ke mana? Sini, ikutan acara super seru ‘Selebrasi Kolaborasi Media Perempuan Menolak Mati’! Acara akan berlangsung di Goethe-Haus Jakarta pada Sabtu, 3 Juni 2023 ini. Mulai pukul 12.00 WIB (diawali dengan makan siang) sampai pukul 17.00 WIB.
‘Selebrasi Media Perempuan Menolak Mati’ merupakan acara Konde.co yang didukung Voice dan Google News Initiative. Acara ini bakal terdiri atas rangkaian kegiatan. Bukan hanya akan nonton bareng film dokumenter dan ngobrol bareng, launching, dan diskusi buku. Tapi kamu juga akan disuguhi penampilan menarik dari music band ‘Sudut Jentera’ sampai bazar dari teman-teman buruh dan kelompok minoritas.
Pemutaran Perdana Film Dokumenter ‘Silenced Workers’
Dokumenter ini bercerita soal kondisi flexplotation yang dialami para pekerja film terjadi sampai saat ini, mereka bekerja 16-20 jam per hari. Ini dialami Chyntia Arnella, Robertus Rony Setiawan dan Gendis S. Utoyo sebagai pekerja film. Buruh garmen juga mengalami hal yang tidak jauh berbeda.
Buruh pabrik garmen di Jakarta, Yuli (bukan nama sebenarnya) sudah 10 tahun masih menyandang status sebagai buruh kontrak. Demi melangsungkan kehidupan keluarganya, Yuli rela dimaki-maki akibat ngotot tak mau bayar pungutan liar (pungli). Praktik tersebut banyak terjadi di lingkungan kerja garmen.
Padahal, dunia sudah mengakui adanya kekerasan dan pelecehan yang terjadi pada banyak pekerja sejak Badan Perburuhan ILO, dengan pengesahan Konvensi ILO 190 di tahun 2019. Namun, praktik kekerasan di dunia kerja masih banyak terjadi.
Usai pemutaran film dokumenter berdurasi 18 menit ini, kamu bakal diajak buat diskusi film yang asyik bareng orang-orang keren di belakang film ini. Beberapa pembicaranya adalah Ani Ema Susanti (Sutradara), Dian Septi Trisnanti (Sutradara), Gendis Sri Dewanti Runtung Wahyuni (Pekerja Film), Bimo Arya Fundrika (Perwakilan SINDIKASI), Batara Goempar (Vice President II Indonesian Cinematographers Society/ICS), dan Nurul Nur Azizah (Managing Editor Konde.co) sebagai moderator.
Peluncuran Buku Laporan Sarasehan Media Perempuan
Buku berjudul ‘Kolaborasi Menolak Mati: Pemetaan Kondisi Media Perempuan di Indonesia‘ merupakan pembacaan atas tantangan, kebutuhan, dan harapan media perempuan di Indonesia. Pembacaan itu dilakukan dengan mempertemukan 17 media alternatif perempuan dan 8 media arus utama perempuan di Indonesia dalam sebuah diskusi kelompok terfokus ‘Sarasehan Media Perempuan‘. Diinisiasi oleh Konde.co, sarasehan juga didukung Google News Initiative.
Media-media perempuan yang bertemu secara daring tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya Aceh, Bengkulu, Jakarta, Bandung, Bali, Sulut, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT). Media yang masuk dalam kategori media alternatif tersebut merupakan media yang berorientasi non-profit dan sebagian besar mengandalkan pendanaan bukan dari iklan.
Baca Juga: Bagaimana Media Alternatif Mengkounter Hegemoni dan Nilai Patriarki
Sementara, kegiatan Sarasehan Media Perempuan Arus Utama: ‘Mengurai Tantangan dan Kebutuhan untuk Kolaborasi Media Perempuan Indonesia’ Jumat, 24 Februari 2023 mempertemukan sebanyak delapan media arus utama. Secara spesifik, media arus utama yang memiliki rubrik khusus perempuan, dan/atau ditujukan kepada pembaca perempuan. Media yang masuk kategori arus utama tersebut yakni media yang berorientasi profit dengan menerima pendanaan dari iklan. Media-media tersebut berasal dari wilayah Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Kalimantan.
Dalam pertemuan yang digelar secara daring tersebut, baik media alternatif maupun media arus utama saat ini menghadapi tantangan klasik yaitu mendapatkan pembaca. Produk jurnalistik tentang isu perempuan yang berperspektif dan mendukung perempuan jadi tantangan besar bagi semua.
Sejumlah pengelola media alternatif menyebutkan pembaca isu perempuan masih spesifik pada segmen tertentu, terutama pembaca ‘niche’ yang menjadi target utama masing-masing media. Salah satu contohnya, Jurnal Perempuan menghadapi tantangan untuk menarik pembaca di luar akademisi, mengingat produknya berupa tulisan akademis. Begitu juga bagi Mubadalah yang memiliki tantangan untuk membahasakan kesetaraan gender kepada pembaca yang berbasis Pesantren. Sementara, Femina sebagai media arus utama menilai isu perempuan memiliki tren tertentu yang cepat berubah. Sehingga untuk mendapatkan pembaca, media perlu membaca tren tersebut.
Baca Juga: Hadapi Tantangan, Media Perempuan Sepakat Perkuat Kolaborasi
Tantangan berikutnya yang sama-sama dirasakan oleh media perempuan dari alternatif dan arus utama adalah bertahan di tengah krisis pendanaan. Sejumlah pengelola media perempuan alternatif kesulitan untuk mendapatkan pendanaan dari pihak ketiga. Sehingga mereka bertahan dengan berbagai cara dari dana swadaya, iuran pro-bono, hingga menyisihkan dana dari usaha kecil. Salah satunya Digitalmama.id yang mendapatkan pendanaan dari menyisihkan dana dari usaha roti. Sementara, salah satu media arus utama, Nova terpaksa menghentikan edisi cetak karena besarnya ongkos produksi.
Media-media perempuan tersebut sepakat atas satu hal. Bahwa untuk terus bertahan di tengah tantangan dan krisis masa depan, sesama media perempuan perlu berkolaborasi. Di dalam buku ini, pengelola, pemimpin, dan redaksi media perempuan membagikan berbagai inisiatif kolaborasi yang bisa dilakukan di masa depan sesuai dengan tantangan dan kebutuhan masing-masing.
Menarik, kan? Kalau kamu belum punya agenda apa pun di hari Sabtu, 3 Juni 2023 ini, kami tunggu di acara ‘Selebrasi Kolaborasi Media Perempuan Menolak Mati‘!