pacaran

Apakah Semua Orang Harus Pacaran, Gimana Jika gak Bikin Happy?

Pacaran mungkin adalah pilihan yang baik bagi sebagian orang, tetapi bukan kewajiban

Saya adalah orang yang tidak terlalu memikirkan hubungan pacaran dengan lawan jenis. 

Ini karena pengalaman pacaran di masa lalu hanya meninggalkan jejak luka dan waktu yang terbuang sia-sia.

Sayangnya, stigma dan ejekan terhadap mereka yang belum memiliki pacar masih sering terdengar, seperti “gay ya?” atau “ga suka cewek ya?”.

Lalu pertanyaan saya pun muncul: apakah pacaran itu keharusan bagi semua orang?

Pacaran: Buat Apa Sebenarnya?

Pertanyaan mendasar yang sering kali tidak kita pikirkan adalah: buat apa pacaran?

Apakah pacaran memiliki tujuan yang jelas atau hanya sekadar mengikuti arus sosial? Jika pacaran tidak memberikan manfaat yang nyata, apakah masih relevan untuk diteruskan?

Mengapa masyarakat seringkali menyambut seseorang yang belum memiliki pacar dengan ejekan atau pandangan negatif?

Apakah kecenderungan seksual harus diukur dari keberadaan atau ketiadaan hubungan romantis? Pandangan semacam ini tidak hanya merendahkan, tetapi juga memperlihatkan ketidaktoleranan terhadap pilihan hidup yang berbeda.

Haruskah Punya Pacar?

Pertanyaan ini muncul: apakah seseorang benar-benar harus punya pacar?

Meskipun hubungan romantis dapat memberikan kebahagiaan dan kepuasan, tetapi tidak jarang juga membawa kerumitan dan kekecewaan. Jadi, adakah alasan kuat untuk merasa wajib memiliki pasangan?

Saya percaya bahwa hidup tanpa pacar bukanlah akhir dunia. Kesendirian bukanlah sesuatu yang perlu disesali, melainkan kesempatan untuk mengenal diri sendiri dengan lebih baik.

Menjadi diri sendiri tanpa dipengaruhi oleh ekspektasi atau norma sosial adalah bentuk kebebasan yang berharga.

Jadi Diri Sendiri 

Mungkin sebagian dari kita belum menemukan seseorang yang tepat, atau mungkin kita memilih untuk fokus pada pengembangan diri. 

Menjadi diri sendiri tanpa perlu menyusun maskara atau menyembunyikan aspek diri adalah hak yang patut dihargai.

Jangan biarkan tekanan sosial membuat kita kehilangan jati diri.

Pacaran mungkin adalah pilihan yang baik bagi sebagian orang, tetapi bukan suatu kewajiban mutlak.

Baca juga: Single dan Happy: Kami Bukan Perempuan Kesepian

Setiap individu memiliki jalannya masing-masing dalam menjalani hidup. Oleh karena itu, mari hargai pilihan hidup orang lain tanpa menghakimi.

Jangan biarkan stigma atau ejekan mempengaruhi pandangan kita terhadap diri sendiri atau orang lain. Yang terpenting adalah menemukan kebahagiaan dan keseimbangan dalam kehidupan, apakah dengan pasangan atau tanpa.

Fahriza Mardana

Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!