Menteri Spanyol Ione Belarra Dipecat, Sebut Netanyahu dan Israel ‘Penjahat Perang’

Menteri Spanyol, Ione Belarra, dipecat gara-gara lantang bela Palestina.

Ione Belarra, sebelumnya menjabat sebagai Menteri Keadilan Sosial di Spanyol, diberhentikan pada 20 November 2023. Belarra diduga dicopot dari susunan kabinet Spanyol terbaru karena sangat vokal mengkritik Israel dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas genosida terhadap warga Palestina.

Sebelumnya, Ione Belarra dalam berbagai kesempatan menyebut Israel melakukan ‘genosida terencana’ terhadap warga Palestina. Ia juga kerap menyebut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai ‘penjahat perang’. Belarra pun mendesak komunitas internasional untuk menyeret Netanyahu ke Pengadilan Pidana Internasional atas hal tersebut.

Ione Belarra aktif menggunakan platform media sosialnya untuk menyuarakan dukungan terhadap Palestina. Sebagai pejabat negara Spanyol, ia juga mengkritik Israel, Netanyahu, dan Amerika Serikat yang berkontribusi terhadap kejahatan kemanusiaan di Palestina. Selain itu, Belarra mengecam komunitas internasional yang pasif dalam menghadapi krisis tersebut.

Pemberhentian Ione Belarra

Belum lama ini, tampuk pemerintahan Spanyol mengalami perubahan. Pedro Sánchez kembali dilantik menjadi Perdana Menteri Spanyol pada 20 November 2023. Setelah itu, kabinet menteri pun dirombak.

Menurut Sánchez seperti dilansir dari Anadolu, kabinet barunya merupakan gabungan antara pembaruan dan tradisi, serta pengalaman dengan orang muda. Sánchez mengatakan pemerintahannya melibatkan perempuan dan laki-laki yang memberikan stabilitas negara selama empat tahun ke depan.

Meski ada sejumlah nama politisi yang posisinya dipertahankan dalam kabinet baru Sánchez, tidak ada Ione Belarra di sana. Sebagai perwakilan Partai Podemos, Belarra tidak lagi menjabat sebagai Menteri Hak Sosial. Ione Belarra sendiri dikenal sangat vokal mendukung Palestina dan mengecam Israel dan Netanyahu atas genosida yang mereka lakukan.

Dalam kabinet baru, posisinya digantikan oleh Pablo Bustinduy. Namun menurut kabar yang beredar, Bustinduy juga memiliki sikap yang sama seperti Belarra mengenai isu Israel-Palestina.

Kendati sudah tidak menjabat lagi, Belarra masih aktif menyerukan dukungan terhadap Palestina serta hak-hak perempuan dan anak. Ia kerap menghadiri aksi-aksi solidaritas terhadap Palestina.

Melanggar Hukum Internasional”: Sebut Israel dan Netanyahu ‘Penjahat Perang’

Salah satu video pernyataan Ione Belarra di X yang berdurasi 6 menit, dilihat hingga 8 juta pengguna.

Video tersebut diunggah pada 16 Oktober 2023, beberapa minggu setelah muncul kabar bahwa pasukan Hamas menyerang warga Israel. Eskalasi konflik berujung pada serangan Israel yang bertubi-tubi terhadap masyarakat Palestina di perbatasan Gaza dan area-area lainnya hingga saat ini. Lebih dari 15 ribu warga Palestina tewas akibat serangan dan bombardir Israel. Jumlah perempuan dan anak-anak yang jadi korban mencapai ribuan.

Ketika banyak orang pada saat itu mengutuk tindakan Hamas, Belarra yang merupakan anggota Podemos, partai sayap kiri Spanyol, mengatakan bahwa Israel, “Secara serius melanggar hukum internasional dan bisa dilihat sebagai kejahatan perang.”

Pada kesempatan lain, dalam sebuah pidato konferensi politik mewakili partai Podemos, Belarra pun menyebut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai penjahat perang.

“Dari sini, dan dengan seluruh kekuatan kita, saya ingin memberitahu Presiden Spanyol bahwa kita harus mengikuti contoh Bolivia, Kolombia, Chile,” tegas Belarra pada 4 November 2023. “Bahwa kita segera memutus hubungan diplomatik dengan Israel. Dan kita memberitahu Tuan Netanyahu bahwa ia adalah pembunuh dan penjahat perang, serta kita sama sekali tidak ingin terlibat dengannya.”

Belarra juga mengungkapkan bahwa di tahun 2023 saja, Pemerintah Spanyol mengalokasikan 300 juta Euro untuk membeli senjata dan perangkat militer dari Israel. Ia pun menyerukan agar pemerintah tidak lagi melakukan transaksi persenjataan dengan Israel.

Tidak hanya itu, Ione Belarra pun mengkritik komunitas internasional yang menyikapi genosida di Palestina dengan diam. Ia mengkritik bagaimana Israel tidak dikenai sanksi hukum internasional, meski secara terang-terangan melakukan berbagai pelanggaran HAM dan hukum perang dengan upaya memusnahkan populasi Palestina.

Khususnya kepada persatuan negara-negara Eropa, Belarra meminta mereka bersikap adil dan menjatuhkan sanksi kepada Israel, seperti konsekuensi yang dihadapi Rusia dalam konfliknya versus Ukraina.

Desak Pemutusan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Saat melakukan wawancara dengan Aljazeera, Ione Belarra meminta komunitas internasional untuk memberikan sanksi berupa pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel.

“Israel harus mengakhiri genosida berencana terhadap warga Palestina ini,” kata Belarra pada Rabu (8/11/2023), seperti dikutip dari Aljazeera.

Pada kesempatan lain, Sekretaris Jenderal Partai Podemos ini juga menyampaikan kepeduliannya terhadap Palestina. Belarra berbicara pada pertemuan para menteri di kabinet Pemerintahan Spanyol. Ia mengunggah video momen tersebut melalui akun X pribadinya pada Rabu (8/11/2023).

“Yang kita lihat di Palestina, dilakukan oleh Israel, adalah genosida. Itu adalah pembersihan etnik,” ucap Belarra. “Upaya untuk memusnahkan seluruh manusia.”

Belarra melanjutkan dengan menyebut bahwa Israel selama beberapa dekade terakhir telah merampas tanah secara ilegal, mengambil rumah-rumah orang Palestina, serta melecehkan dan melakukan tindak kekerasan terhadap mereka. Selain itu, Israel juga menyiksa warga Palestina yang mereka penjarakan.

“Yang kita saksikan sekarang ini sangat mengerikan. Pengeboman terhadap populasi masyarakat sipil,” Belarra berkata. “Apakah Anda setuju dengan pengeboman massif tersebut?”

Salsabila Putri Pertiwi

Redaktur Konde.co
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!