Pekerja rumah tangga (PRT) infal saat Lebaran.

Tak Bisa Pulang Kampung, Ongkos Mahal, Kami Jadi PRT Infal Saat Lebaran

Banyak Pekerja Rumah Tangga (PRT) seperti kami yang tak bisa pulang kampung karena ongkos mahal, maka kami menjadi PRT infal di saat lebaran. Harapannya, setelah bekerja di saat lebaran, kami bisa menyisihkan uang untuk mudik paska lebaran.

Pada lebaran 2024 ini, Konde.co menampilkan kehidupan Pekerja Rumah Tangga (PRT). Ada yang tetap bekerja infal, dan jauh dari kampung halaman.

Namaku Yuni Sri. Sebagai Pekerja Rumah Tangga/ PRT, kami jarang pulang ketika lebaran. Karena jika pulang akan menghabiskan banyak ongkos. 

Di saat lebaran, kami kemudian bekerja sebagai PRT infal, pendapatan kami lumayan, walau banyak juga cerita sedihnya. Seperti ingat terus sama kampung ketika kerja, ingat bahwa kami tidak bisa ketemu saudara ketika lebaran. Inilah ceritaku dan beberapa temanku ketika menjadi PRT infal di saat lebaran.

Baca Juga: PRT ‘Kabur’ dari Rumah Majikan Karena Disiksa, Bagaimana Cara Melaporkannya? 

Rasanya sedih banget karena saat lebaran kedua, orang orang masih sibuk dengan silaturahmi bersama sanak saudara dan keluarga, saya justru bekerja infal karena kebutuhan. Saat itu saya hanya berpikir bahwa pengeluaran menjelang lebaran meningkat. Uang juga sudah habis dan saya butuh untuk biaya ke depan nantinya. Dengan mengalahkan ego untuk berkumpul keluarga, mau tidak mau saya infal dan saya nikmati saja bagaimana keadaanya. 

Saat itu infal yang saya ambil masih dengan keluarga asing atau expatriate. Jadi pertiga jam, saya dibayar Rp. 200.000. Karena perjanjiannya, pekerjaannya hanya bersih bersih saja. Biasanya saya bekerja seminggu 3 kali

Ada juga kawan yang ambil infal menginap. Biasanya mereka diberikan bayaran kisaran Rp. 400 -500 ribu dalam sehari itu. Itu ongkos kami sebelum Covid-19. 

Tapi semua kembali lagi di negosiasi awal dengan pemberi kerja. Biasanya ada juga yang membayarkan upah infal lebih kecil dari itu ataupun lebih besar, tergantung negosiasi di awal dan tergantung beban kerja yang dilakukan.

Baca Juga: Akhirnya Bisa Pulang Kampung Saat Lebaran: Namaku Siti, dan Ini Ceritaku Sebagai PRT

Banyak juga kawan PRT yang mengambil infal walau dirasa upahnya tidak sesuai harga infal, karena banyak kawan PRT berpikir dibayar sebagai PRT perdatang. Jadi mereka ambil juga pekerjaan itu daripada lebaran tidak kemana mana. Semua kembali lagi dengan kondisi kawan PRT-nya.

Kawan PRT lainnya juga lebih memilih ambil infal, ini disebabkan tidak mudik lebaran karena biaya ongkos mudik bisa 2 x lipat seperti ongkos biasanya. Jadi banyak yang menunda mudik, biasanya ada yang mudik setelah mendapat gaji infal ini.

Gaji infal akan lebih tinggi, jadi banyak juga kawan PRT yang ambil disebabkan kebutuhan setelah lebaran juga harus tetap berjalan. Kita menyadari biaya pengeluaran menjelang lebaran pun akan berlipat lipat dari pengeluaran rutin biasa perbulan.

Sudah 2 tahun ini saya tidak lagi ambil infal, karena saya memilih untuk berkumpul dengan keluarga di Jakarta, walaupun tidak mudik ke kampung.

Di Jakarta, saya mendapat libur sambil menikmati libur lebaran bersama ibu, adik dan anak-anak serta cucu saya. Karena setiap harinya saya sadar waktu saya kurang untuk keluarga. Jadi saya memilih untuk menikmati waktu bersama keluarga besar saya ketika lebaran

Yuni Sri

Bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) di Jakarta dan Aktif di JALA PRT
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!