Kumpul Keluarga, Nonton, Sampai Rawat Kucing: Kegiatan Perempuan Mengisi Libur Lebaran

Apa yang dilakukan perantau yang tak bisa pulang kampung ketika libur lebaran? Jika pulang, apa yang mereka lakukan? Yumna, Dinda, dan Felia menceritakan kegiatannya.

Bagi banyak perantau, pulang kampung bukan selalu menjadi pilihan. 

Ada berbagai alasan kenapa tidak pulang, yaitu tiket mahal ketika libur, terbatasnya waktu karena pekerjaan, dan alasan pribadi lainnya, sehingga mereka harus merayakan lebaran sekaligus berlibur jauh dari rumah asal.

Meski berbeda dari tradisi mudik yang umum, lebaran di perantauan tetap bisa menghadirkan kebersamaan, kehangatan keluarga dan teman dalam lingkup yang lebih kecil, hingga menemukan momen-momen baru. Seperti yang dialami oleh Yumna, Dinda, dan Felia berikut ini.

Lebaran Felia: Lebaran Pertamanya Sebagai Pemberi THR

Felia (23) merupakan seorang pekerja yang merantau jauh dari kota asal. 

Bagi Felia, lebaran tahun ini sedikit berbeda, bukan karena ia tidak pulang ke kampung halaman di Pontianak, melainkan karena ini adalah tahun pertamanya menjalani peran baru, yaitu sebagai pemberi Tunjangan Hari Raya (THR).

“Aku excited, actually super excited, karena tahun ini adalah tahun pertama aku yang menjadi orang yang bagi THR instead of dikasih,” katanya ceria ketika dihubungi Konde.co pada (26/3/2025).

Sebagai pekerja muda yang merantau di Cirebon, tahun ini Felia memilih untuk tidak pulang ke Pontianak. Sebagai gantinya, ia akan merayakan lebaran bersama tante dan keluarganya di Bekasi. 

Baca Juga: Dear Pemberi Kerja, Pekerja Informal Juga Harus Dapat THR

Libur Lebaran di sana diisi dengan tradisi yang sudah melekat dalam keluarga, yakni membantu membuat nastar khas Idulfitri, mempersiapkan hidangan utama seperti opor ayam, dan tentu saja, ziarah ke makam keluarga yang telah berpulang.

“Di keluarga kami juga ada tradisi yang common di Indonesia, yaitu ziarah ke makam keluarga yang sudah duluan berpulang. Biasanya H-7 lebaran atau H+3 lebaran,” ujar Felia.

Hari Idulfitri sendiri menjadi momen berkumpul dengan keluarga besar. Dari Bekasi, Felia dan keluarganya akan berkunjung ke rumah sanak saudara di Bogor. Ia akan bertemu dengan uak-uak, sepupu-sepupu, dan keponakan-keponakannya yang masih kecil. Bagi-bagi THR menjadi momen puncak setiap lebaran.

“Kalau udah ketemu keluarga besar pastinya nanti ketemu uak-uak, sepupu-sepupu dan juga keponakan yang masih kecil-kecil. Nanti kami akan maaf-maafan, sungkeman, dan puncaknya adalah bagi-bagi THR,” Pungkas Felia.

Lebaran Yumna: Pulang Kampung, Mengurus Kucing, Eksplorasi Dapur

Cerita menarik datang dari Yumna (24). Ia merupakan perantau asal Sidoarjo yang sedang bekerja di Jakarta. Lebaran tahun ini ia memilih pulang ke kampung halaman untuk merayakan momen setelah 1 tahun tidak bertemu keluarga.

Di Hari Lebaran, Yumna bersama keluarga keliling mengunjungi rumah tetangga-tetangga untuk bersilaturahmi. Setelah itu, mereka juga pergi ke Yogyakarta untuk mengunjungi keluarganya. 

“Ke rumah saudara, soalnya di Surabaya sudah banyak yang nggak ada saudaranya,” Cerita Yumna kepada Konde.co saat dihubungi pada (26/3/2025).

Selain merayakan hari raya dengan ramah tamah bersama orang terdekat, pada libur Lebaran kali ini, Yumna juga banyak mengurus kucing-kucing kesayangannya. 

Baca Juga: Libur Lebaran di Carita: Menyegarkan, Tapi Keamanan Saya Sebagai Perempuan Terancam

“Lebaran tahun ini aku banyak berurusan dengan kucing, aku punya empat kucing dan salah satunya menjalani operasi steril,” tutur Yumna.

Tidak hanya itu, momen senggang seperti liburan juga digunakan Yumna untuk mengeksplorasi isi dapur. Selain memasak, ia juga senang dengan baking kue

“Belakangan aku banyak menyimpan resep-resep kue di internet, meskipun jarang untuk memiliki banyak waktu untuknya. Akhirnya saat libur lebaran ini aku bisa banyak mengeksplor aneka kue yang ingin aku buat,”. Yumna fokus untuk beberapa jenis kue, “Lagi mengeksplor kue kering sama cookies,” Pungkas Yumna.

Lebaran Dinda: Aku Merayakan Orientasi Seksualku 

Dinda (21) , adalah seorang admin media sosial homemade dessert yang membuka pre-order untuk hampers Idulfitri. 

Tahun ini adalah tahun ketujuh ia tidak bisa merayakan Idulfitri bersama keluarga inti. Namun, ia tidak sendiri. Bersama kakaknya, Dinda merayakan Lebaran dengan tradisi rumah yang membuatnya merasa tetap dekat dengan keluarga.

“Biasanya sebelum salat Ied, aku dan kakak-kakakku bangun lebih awal dan memulai kehebohan masak hidangan lebaran. Satu hal yang kusuka dari tradisi rumah kakakku adalah bagaimana kita semua setara, abangku juga ikut memasak dan membersihkan rumah,” cerita Dinda ketika dihubungi oleh Konde.co (26/3/2025).

Setelah salat Ied dan bersilaturahmi dengan keluarga terdekat, momen lebaran Dinda berjalan lebih santai. Kakaknya yang sudah berkeluarga akan pergi mengunjungi rumah keluarga pasangan masing-masing, sementara ia yang belum menikah memilih untuk tinggal di rumah, menonton film, atau tidur siang.

Baca Juga: 5 Kali Lebaran Tak Mudik Karena Ongkos Mahal, Saya Kerja Lembur Biar Dapur Ngebul

Namun, tahun ini ada sesuatu yang berbeda dalam perayaan lebarannya.

“Tapi tahun ini ada yang beda, aku yang sudah menerima dan merayakan orientasi seksualku akhirnya punya agenda kencan dengan seseorang!” ungkapnya dengan antusias.

Meskipun bagi banyak orang, lebaran adalah soal berkumpul dengan keluarga besar, bagi Dinda, lebaran juga menjadi waktu untuk merayakan dirinya sendiri. Ia ingin menikmati kebahagiaan dengan caranya sendiri, termasuk dengan bertemu orang yang spesial baginya.

Hari ketiga lebaran, ia berencana untuk mengunjungi kerabatnya. Namun, ada alasan khusus mengapa ia memilih hari ketiga untuk bersilaturahmi.

“Kenapa hari ketiga? Karena aku harus menyiapkan mental menghadapi pertanyaan lebaran yang sudah pasti akan terlontar. Begitulah idul fitriku, tidak banyak yang menarik, mungkin terkesan monoton,” pungkas Dinda.

Sumber Kebahagiaan Ada Di Mana-Mana

Dari lebaran Yumna, Dinda, dan Felia kita jadi tahu jika sumber kebahagiaan ternyata bisa datang dari mana saja, di rumah, bersama teman, bersama saudara, bersama tempat kita tinggal.

Mengurus dapur dan mengurus kucing adalah kegiatan yang bisa dilakukan untuk mencintai subjek di sekitar kita. Kita kadang tak mengenali atau lupa karena sudah menjadi aktivitas sehari-hari, atau jadi aktivitas yang jarang kita lakukan. Liburan juga mengingatkan kita untuk membagi peran yang adil di rumah.

Hal lain yaitu memberikan THR dan merayakan orientasi seksual. Sejatinya momen ini bisa kita jadikan untuk berinteraksi sosial, atau merayakan perbedaan, merayakan kesetaraan gender dan tidak mendiskriminasi pilihan orientasi orang lain.

Jadi, inilah saatnya kamu menemukan momen-momen barumu!

(Editor: Luviana Ariyanti)

Gloria Sarah Saragih

Mahasiswi Universitas Indonesia
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!