Sebelum Menjadi PRT, Saya Kerja di Restoran Dan Dipecat Karena Hamil

Sebelum bekerja menjadi Pekerja Rumah Tangga (PRT), saya pernah bekerja di sebuah resto dan dipecat karena hamil. Di resto itu, yang kedapatan menikah juga langsung dipecat

Saya pernah bekerja di sebuah restoran di Jakarta namun dipecat karena kedapatan hamil. Sejak itulah saya bekerja menjadi Pekerja Rumah Tangga (PRT)

Nama saya Mursiani, saya lahir di sebuah desa kecil di Gunungkidul di Yogyakarta. Saya adalah anak petani, ibu saya juga seorang penjual sayur di kios pasar tempat saya lahir. Bapak saya seorang penjaga malam di kantor kecamatan

Sewaktu kecil hidup saya sangat sederhana, tapi bersyukur bisa sekolah sampai dengan SMEA yang setingkat SMA. Bagi kami di desa, sekolah sampai SMEA itu sudah sangat luar biasa, apalagi saya bisa ke sekolah dengan naik sepeda

Setelah tamat SMEA di tahun 1987 saya ikut kakak saya ke Jakarta. Tidak sampai 1 bulan saya sudah dapat pekerjaan  sebagai kasir di sebuah restoran. Saya bekerja selama 1 tahun disana

Ketika saya mengontrak rumah, saya berkenalan dengan laki-laki tetangga saya yang kebetulan juga mengontrak rumah, saya kemudian berkenalan dan menikah dengan laki-laki itu. Umur saya 19 tahun ketika saya menikah dengan laki-laki ini. Ketika bekerja itu, saya tetap meneruskan bekerja sebagai kasir restoran

Hingga akhirnya saya diberhentikan tanpa pesangon karena hamil. Saya dipecat karena telah melanggar peraturan. Jadi di resto itu kalau ketahuan hamil tidak boleh bekerja lagi disana. Jangankan hamil, ketahuan punya suami saja tidak boleh kerja lagi disana.

Akhirnya saya memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga saja. Kami kemudian tinggal di rumah mertua. Dengan dibantu orangtua, hidup kami tak pernah kekurangan.

Tapi hidup ternyata berputar seperti roda pedati dan tidak semulus yang saya  bayangkan.

Selama 23 tahun saya menikah dan punya 3 anak. Dua anak saya sudah sarjana dan yang bungsu saat itu baru kelas 3 SD. Namun, perkawinan saya kandas dan saya pisah dengan suami di tahun 2011. Sejak itu saya menyandang titel baru sebagai single parent.

Sejak berpisah dari suami, saya hidup dengan anak-anak saya. Kami mengontrak rumah. Sejak itu, saya jadi tertutup, menyendiri dan banyak linglung. Sampai 1 tahun lamanya kondisinya begitu. Karena tuntutan ekonomi saya perlu memenuhi macam-macam kebutuhan karena tabungan sudah menipis

Lalu sejak itulah saya mencoba menjadi Pekerja Rumah Tangga (PRT). Saya menjadi PRT pertamakali dengan gaji  Rp. 600 ribu/ bulan. Bekerja dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore dan tidak mendapat libur, apalagi ketika tanggal merah. Saya kuat bekerja 2 tahun disana.

Lalu saya pindah karena ada tawaran yang lebih bagus,  kerja jam 7 sampai jam 4 dan Minggu diberikan libur

Hingga akhirnya di tahun 2016 saya kenal mbak Yuliantti dan diajak masuk ke Organisasi PRT Sapulidi. Saya sangat penasaran sama Organisasi Sapulidi, ini organisasi atau grup apa itu ya? Ternyata grup Sapulidi, sebuah organisasi khusus PRT. Saya tertarik  karena di setiap pertemuan bisa bertemu teman, ada kegiatan sekolah dimana ada materi-materi tentang PRT dan juga diajarkan bagaimana cara menyikapi majikan yang galak atau judes mengingat saya baru saja jadi PRT.

Walaupun selama jadi PRT sampai saat ini saya belum pernah kerja dengan gaji  besar dibanding dengan teman yang kerja dengan orang asing, namun saya bersyukur karena yang penting hari Minggu saya libur.

Bahasa Inggris saya juga jelek maka tidak bisa kerja dengan orang asing. Di organisasi ini ada les bahasa Inggris tapi saya tidak bisa mengikuti soalnya sudah faktor umur. Saya ketinggalan terus jadi malu gak enak sama miss yang mengajar. Sejak itu saya tidak ikut lagi.

Sampai sekarang ini saya sudah 8 tahun menjadi PRT dan sudah 4 tahun ikut organisasi tapi  gak pinter bahasa Inggris juga.

Tapi akhirnya saya berhasil juga setelah belajar bahasa Inggris dan saya akhirnya punya kesempatan bekerja dengan orang asing juga

(Foto/ ilustrasi: Pixabay)

“KEDIP atau Konde Literasi Digital Perempuan”, adalah program untuk mengajak perempuan dan kelompok minoritas menuangkan gagasan melalui pendidikan literasi digital dan tulisan. Tulisan para Pekerja Rumah Tangga (PRT) merupakan kerjasama www.Konde.co dengan Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT)

Mursiani

Bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT), aktif di SPRT Sapulidi
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!