Dora and The Lost City of Gold, Nilai Feminisme dalam Petualangan Dora

Luviana- www.Konde.co

Jakarta, Konde.co- Bagaimana pendapatmu tentang film ini, nak? Anak saya, Savana Candid Nusantara yang berumur 11 tahun mengatakan pendapatnya tentang Dora setelah kami menonton filmnya “Dora and Lost City of Gold”, Minggu 18 Agustus 2019 di sebuah teater bioskop di Jakarta.

Dora menurutnya adalah anak perempuan yang pemberani dan bersahabat.

“Tambah satu lagi ibu, Dora juga anak yang tabah.”

Film Dora mengingatkannya pada buku-buku cerita Dora yang pernah dibacanya waktu kecil, petulangan anak perempuan Spanyol bernama Dora Marquez yang selalu berpetualang dengan Diego dan monyet yang bernama Boots.

Di film berjudul “Dora and the Lost City of Gold” ini, Dora kecil hidup di tengah hutan bersama ayah dan ibunya yang bekerja sebagai peneliti. Dora bersekolah di rumah diajarkan sendiri oleh ayah dan ibunya.

Berumah di tengah hutan membuatnya mandiri, berteman baik dengan banyak binatang, salah satunya Boots monyet, ia juga punya kesempatan yang banyak untuk membaca buku karena tiap hari bersama ayah dan ibunya yang peneliti. Kehidupannya sangat khas, mengelola tanaman, bersahabat dengan tumbuhan dan binatang disana.

Film ini digarap oleh sutradara James Bobin dan merupakan adaptasi dari acara Nickelodeon Dora the Explorer dan diproduksi oleh Paramount Players, Walden Media, dan Nickelodeon Movies. Diperankan antaralain oleh Eugenio Derbez yang memerankan seorang pemandu hutan bernama Alejandro Gutierrez, Eva Longoria sebagai ibu Dora, Elena. Untuk ayah dari Dora diperankan oleh Michael Peña, juga sepupu Dora yang diperankan oleh Jeff Wahlberg.

Pada umur Dora (diperankan Isabela Moner) yang ke-16 tahun, ayah dan ibunya harus pergi dalam waktu yang lama dan keluar dari hutan karena ingin meneliti dan menemukan Pulau Parapatar, sebuah pulau yang telah lama hilang.

Kondisi ini yang membuat Dora harus meninggalkan hutan tempatnya hidup selama ini dan pindah ke kota, yaitu ke Hollywood. Dora tak boleh mengikuti ayah dan ibunya yang tengah melakukan pencarian Pulau Parapatar, karena pencarian pulau ini dirasa akan cukup berbahaya bagi anak-anak.

Kehidupan kota tak mudah bagi Dora. Walaupun ada Diego sepupunya yang selalu menemaninya, namun bersekolah di SMA di kota sungguh tak mudah. Dora harus menyesuaikan dengan lingkungan baru, berbeda dengan kehidupannya di hutan dimana ia boleh melakukan sesuatu dengan senang, berpikir merdeka tentang banyak hal. Namun di kota ia harus menyesuaikan diri dengan anak-anak sekolah yang senang sekali melakukan bullying. Masa remaja yang sulit bagi Dora.

Namun dari sinilah jejak petualangan Dora dimulai. Ia tak sengaja dibawa ke sebuah petualangan bersama teman-teman sekolahnya dan juga Diego sepupunya. Dalam petualangan ini, ia harus mencari ayah dan ibunya yang hilang. Ia harus bertemu dengan banyak orang yang membuatnya dan teman-temannya dalam kondisi bahaya.

Dora di titik ini kemudian memberikan makna penting tentang persahabatan dan kepahlawanan. Dora dicitrakan sebagai anak perempuan yang sabar menghadapi teman-temannya, ia juga remaja perempuan yang pemberani dan menjadi pemimpin yang bisa diandalkan. Ini kemudian menjadi nafas dari film ini.

Dora dalam film ini kemudian juga digambarkan sebagai anak perempuan dengan berbagai macam problem: terpisah dari orangtuanya, menyesuaikan dengan kehidupan baru, menemukan petualangan yang tak mudah. Problem inilah yang kemudian menarik untuk didiskusikan. Film ini memperlihatkan bagaimana anak perempuan yang harus mengalahkan egonya, mau memahami orang lain. Dora mengeksplorasi banyak hal secara positif.

Nicole M. Guidotti-Hernández, seorang Associate Professor of Women’s Studies di University of Arizona pernah menuliskan dalam MSmagazine.com tentang tayangan Dora di televisi. Dora buatnya telah mewakili perempuan yang bergerak bebas, ia juga simbol pahlawan perempuan dan keteladanan. Dora mewakili kehangatan dan kepahlawanan. Dia menghadapi hambatan, menemukan solusi positif untuk masalah dan teman yang setia dalam meruntuhkan hambatan budaya.

“Dora menarik bagi anak-anak dari semua ras dan kelas sosial karena keingintahuan dan aksi petualangannya . Saya juga ingin menambahkan bahwa kita dapat melihat Dora sebagai model peran proto-feminis. Nilai-nilai yang dianut oleh persahabatan, kerja sama dan kemenangan atas kesulitan ini mewakili politik solidaritas yang timbul dari tanggung jawab dan kepentingan bersama, antara anggota berbagai kelompok, kelas dan masyarakat. Itu adalah politik feminis yang diperdebatkan oleh banyak feminis Amerika dalam 15 tahun terakhir.”

Beberapa tulisan lain tentang bagaimana nilai kefeminisan Dora juga ditulis. Dora tak ditampilkan sebagai perempuan dengan rok manis, tapi Dora berpenampilan berantakan, cerdas dan terus bergerak. Dora Marquez adalah girl power.

Beberapa tulisan juga menuliskan bahwa Dora memperlihatkan sisi femiinis yaitu pada soal kebebasan berpikir anak perempuan, petualang, pemberani, mengimajinasi, menolong orang yang sedang kesulitan tanpa melihat perbedaan keinginan dan budaya.

Di dunia Dora, sikap membantu bagi mereka yang membutuhkan atau kurang beruntung adalah bagian dari apa yang membuatnya menjadi anak perempuan mandiri, menegosiasikan ketidaksetaraan kekuasaan dengan membela apa yang baik dan benar.

Temuan Erin L. Ryan dalam today.line.me memperlihatkan bahwa Dora aktif bergerak. Ia berlari dan melompat di banyak seri petualangannya. Dora menunjukkan bahwa perempuan bisa. Ini sekaligus mematahkan stereotipe tentang perempuan yang cenderung pasif.

Buat saya, Dora adalah tontonan yang bisa menunjukkan tentang anak perempuan yang pemberani, menjadi pemimpin sekaligus membangun solidaritas. Dora adalah petualang perempuan yang bisa mengatasi berbagai hambatan, perbedaan, keputusasaan dan ketulusan hati.

Ia menjadikan dirinya perempuan yang mau berkorban bagi yang lain. Solidaritas ini juga telah ditunjukkan oleh Dora.

(Foto: wikipedia)

Referensi:

1.https://msmagazine.com/2010/08/17/why-does-a-30-something-feminist-care-about-dora-the-explorer/

2.https://today.line.me/id/pc/article/Mengapa+Anak+Anak+Menggemari+Dora+the+Explorer-LZB32a

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik. Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!