Coba lihat: ada sejumlah contoh eksploitasi perempuan dalam iklan TV. Antara lain, adanya penggambaran mereka sebagai objek seksual, penekanan pada kecantikan fisik yang sempurna, atau pemosisian perempuan sebagai pelengkap atau penggoda.
Hal ini sering kali didorong oleh stereotip gender yang ada dalam masyarakat dan motif keuntungan komersial.
Menurut West dan Turner dalam jurnal mereka yang berjudul ‘Introducing Communication Theory: Analysis and Application‘, teori komunikasi memiliki relevansi dalam menganalisis eksploitasi perempuan dalam media massa.
Konsep pengkodean dan dekode dalam teori komunikasi membantu kita memahami bagaimana pesan-pesan dalam iklan TV yang mengeksploitasi perempuan dikodekan oleh pengiklan dan diterjemahkan oleh audiens.
Selain itu, teori pengaruh media dapat memperkuat pemahaman kita tentang bagaimana iklan TV dapat memengaruhi persepsi dan perilaku individu terkait dengan gender dan citra perempuan.
Baca Juga: Media Diharap Kontribusinya, Sayang Malah Langgengkan Kekerasan Perempuan
Faktor Penyebab Eksploitasi Perempuan dalam Iklan TV
Salah satu faktor yang mendorong eksploitasi perempuan dalam iklan TV adalah stereotip gender. Stereotip gender merujuk pada persepsi umum tentang peran dan karakteristik yang diharapkan dari laki-laki dan perempuan dalam masyarakat.
Dalam iklan TV, stereotip gender sering kali digunakan untuk memposisikan perempuan dalam peran yang terbatas dan stereotipikal, seperti objek seksual atau pengurus rumah tangga. Dampak negatif dari stereotip gender ini adalah mereduksi perempuan menjadi objek yang dieksploitasi. Serta membatasi pilihan dan potensi mereka dalam masyarakat.
Selain itu, faktor ekonomi juga memengaruhi eksploitasi perempuan dalam iklan TV. Industri periklanan bertujuan untuk mencapai keuntungan komersial dengan menarik perhatian dan minat konsumen. Penggunaan eksploitasi perempuan dalam iklan TV sering kali diarahkan untuk menarik perhatian target pasar yang dominan, yaitu laki-laki.
Strategi ini didasarkan pada asumsi bahwa penggambaran perempuan dalam konteks yang menarik secara seksual dapat meningkatkan penjualan. Dalam hal ini, motif keuntungan komersial menjadi faktor yang memperkuat eksploitasi perempuan dalam iklan TV.
Dampak Eksploitasi Perempuan dalam Iklan TV
Eksploitasi perempuan dalam iklan TV memiliki dampak yang signifikan, terutama dalam hal pencitraan dan body image. Iklan kerap memanfaatkan perempuan sebagai objek seksual atau menggambarkan tubuh perempuan yang ‘ideal’. Hal itu dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap tubuh yang dianggap sempurna.
Sebagai hasilnya, individu, terutama perempuan, dapat menginternalisasi standar kecantikan yang tidak realistis. Mereka pun merasa tidak puas dengan penampilan fisik mereka sendiri.
Gangguan citra tubuh seperti gangguan makan, kecemasan tubuh, dan depresi sering kali terkait dengan eksposur yang berlebihan terhadap iklan yang mengeksploitasi perempuan dalam media massa, termasuk iklan TV (Sumber: Dittmar, H., Halliwell, E., & Ive, S., 2006).
Baca Juga: Dianggap Provokator: Narasi Perempuan Dalam Framing Media
Persepsi Terhadap Perempuan
Eksploitasi perempuan dalam iklan TV juga dapat mempengaruhi persepsi terhadap peran perempuan dalam masyarakat. Iklan yang menampilkan perempuan dalam peran yang terbatas, seperti objek seksual atau pengurus rumah tangga, dapat memperkuat stereotip gender. Itu juga membatasi persepsi masyarakat terhadap kemampuan dan potensi perempuan. Hal ini dapat berdampak negatif pada pemahaman peran gender yang seharusnya inklusif dan memberikan kesempatan yang setara bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin. (Sumber: Furnham, A., & Mak, T., 1999).
Sebuah penelitian dilakukan oleh Dittmar, Halliwell, dan Ive (2006). Mereka menemukan, eksposur yang tinggi terhadap gambar-gambar yang mengeksploitasi perempuan dalam iklan TV berhubungan dengan kecenderungan individu untuk memiliki pandangan negatif terhadap penampilan mereka sendiri. Risikonya, mereka dapat mengalami gangguan citra tubuh. Studi lain yang dilakukan oleh Furnham dan Mak (1999) mengungkapkan, penggunaan stereotip gender dalam iklan dapat memperkuat persepsi terhadap peran terbatas dan stereotipikal bagi perempuan dalam masyarakat.
Kesimpulan
Dalam analisis eksploitasi perempuan dalam iklan TV, terungkap bahwa praktik iklan yang memanfaatkan perempuan secara tidak etis atau memperkuat stereotip gender memiliki dampak yang signifikan. Hal ini terkait dengan pencitraan dan body image, yang dapat menyebabkan gangguan citra tubuh dan masalah kesehatan mental.
Selain itu, persepsi terhadap peran perempuan dalam masyarakat juga terpengaruh, dengan membatasi pemahaman peran gender yang inklusif. Dalam konteks ini, teori komunikasi yang meliputi pengkodean, dekode, dan pengaruh media sangat relevan dalam menganalisis eksploitasi perempuan.
Teori komunikasi membantu memahami bagaimana pesan-pesan iklan TV dikodekan, ditransmisikan, dan diterima oleh audiens. Teori komunikasi dapat dipertimbangkan sembari mengambil tindakan untuk mengurangi eksploitasi perempuan dalam iklan TV. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan media massa yang lebih inklusif dan memberikan gambaran yang lebih realistis tentang perempuan.